Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakan

Empat polutan ditemukan meningkatkan risiko perlemakan hati

Polusi udara adalah salah satu masalah besar yang dihadapi manusia saat ini. Bukan hanya memengaruhi lingkungan, paparan polusi udara memotong angka harapan hidup manusia serta memengaruhi kualitas hidup manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Ini karena paparan polusi udara dapat menyebabkan penyakit jika dibiarkan. Salah satu penelitian terbaru menunjukkan kalau paparan polusi udara dapat berbahaya bagi hati, organ dalam terbesar tubuh kita. Bagaimana bisa? Mari simak ulasan selengkapnya!

1. Mengenal perlemakan hati

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi perlemakan hati (ueg.eu)

Dihubungi IDN Times pada Kamis (27/1/2022), dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi-hepatologi dari Eka Hospital Cibubur, dr. Gerie Amarendra, SpPD-KGEH, menjelaskan mengenai masalah perlemakan hati (fatty liver disease) atau hepatic steatosis.

Tidak seperti dulu, dr. Gerie menjelaskan bahwa perlemakan hati saat ini amat sering ditemukan, tidak kalah banyak dengan hepatitis B dan C. Ini karena langkah pencegahan seperti vaksin hepatitis serta pengobatan dan pencegahan HIV makin marak. Namun, kenapa insiden perlemakan hati makin banyak?

"Perlemakan hati ini juga sering muncul karena mudahnya kita menemukan makanan yang sedap di lidah, tetapi sayangnya komposisinya kurang baik, yaitu banyak mengandung minyak, santan, dan lemak," kata dr. Gerie.

Selain itu, dr. Gerie menambahkan bahwa gaya hidup kurang olahraga juga mengakibatkan kejadian perlemakan hati makin sering ditemukan. Di Indonesia, dr. Gerie mengatakan bahwa prevalensi perlemakan hati di Indonesia mencapai 25–30 persen.

"Mungkin karena perlemakan hati tidak memiliki gejala yang begitu berat, tetapi jika dibiarkan dalam waktu lama bisa menjadi kelainan serius," katanya lagi.

2. Gejala dan komplikasi perlemakan hati

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi perlemakan hati hingga sirosis hati (rootcausemedicalclinics.com)

Salah satu bahaya perlemakan hati adalah gejalanya yang sering diabaikan. Dokter Gerie menyampaikan bahwa pada awalnya, gejala perlemakan hati sulit dibedakan dengan kelemahan atau keletihan biasa.

"Jadi, gejalanya itu bisa lebih seperti 'Kok, saya gak kerja capek-capek, tetapi letihnya agak berlebihan?', atau mungkin urinenya berwarna kuning gelap," kata dr. Gerie.

Tidak heran, gejala-gejala tersebut kerap terlewatkan. Oleh karena itu, dr. Gerie menyampaikan bahwa medical check-up adalah salah satu langkah pencegahan yang harus dilakukan rutin. Dengan begitu, kelainan dan perlemakan hati yang masih ringan bisa segera ditangani.

Meski berbeda dari hepatitis, tetapi jika dibiarkan, perlemakan hati akan memburuk dengan jalur yang sama seperti penyakit hati lainnya. Dalam waktu 20–30 tahun, dr. Gerie memperingatkan bahwa perlemakan hati yang tak ditangani dapat berkembang menjadi sirosis.

Kalau sudah mengalami sirosis, maka sulit bagi hati untuk dikembalikan seperti sedia kala. Opsi satu-satunya adalah cangkok hati. Namun, dr. Gerie menyayangkan kalau prosedur ini masih amat sulit dilakukan di Tanah Air.

3. Studi di China mencoba meneliti hubungan antara perlemakan hati dan polusi udara

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi lever atau hati (everydayhealth.com)

Dimuat dalam Journal of Hepatology pada Desember 2021 silam, para peneliti China ingin mengetahui hubungan antara paparan polusi udara dan insiden perlemakan hati. Studi ini melibatkan 90.086 partisipan dari seluruh daerah China pada periode 2018–2019.

Para peneliti menakar insiden perlemakan hati melalui diagnosis radiologi, status obesitas, diabetes melitus, dan disregulasi metabolisme. Di sisi lain, para peneliti juga mengukur kadar polutan udara di lingkungan tempat tinggal para partisipan, terutama untuk senyawa:

  • PM1
  • PM2,5
  • PM10
  • Nitrogen dioksida (NO2)

Baca Juga: Olahraga saat Kualitas Udara Buruk Picu Penyakit Kardiovaskular

4. Hasil: paparan PM2,5 paling meningkatkan risiko perlemakan hati

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi polusi udara (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa paparan tinggi empat polutan tersebut meningkatkan risiko perlemakan hati. Dari empat polutan tersebut, paparan tinggi PM2,5 adalah yang paling ganas. Dengan kenaikan 10 mikrogram per meter kubik, masing-masing polutan udara menaikkan risiko perlemakan hati hingga:

  • PM1: 13 persen
  • PM2,5: 29 persen
  • PM10: 11 persen
  • NO2: 15 persen

Para peneliti kemudian melihat bahwa partisipan laki-laki yang mengonsumsi alkohol dan makanan berlemak tinggi, mengalami obesitas, serta pernah atau masih merokok lebih berisiko terkena perlemakan hati yang berkaitan dengan paparan polusi udara.

5. Fondasi hubungan yang kuat antara masalah lever dan polusi udara

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi lever atau hati (hindustantimes.com)

Menanggapi studi tersebut, dr. Gerie menyoroti bahwa studi ini masih terbilang baru. Jika selama ini polusi udara sering dikaitkan dengan kelainan paru-paru dan jantung, maka temuan tersebut bisa menjadi fondasi. Meskipun begitu, dr. Gerie menekankan kalau polusi udara tidak menyebabkan perlemakan hati secara langsung.

"Memang, jika paparan polutan ini dibiarkan terus-menerus, secara logika, akan merangsang sistem inflamasi berlebihan pada tubuh. Inilah yang mengakibatkan pasien perlemakan hati lebih cepat memburuk dibanding pasien-pasien yang tidak terpapar polusi udara berlebihan," papar dr. Gerie.

Mengutip konklusi penelitian tersebut, dr. Gerie mengingatkan kalau koneksi antara polusi udara dan kondisi hati masih membutuhkan penelitian lebih mendalam. Sementara itu, dr. Gerie memuji studi ini karena melibatkan sampel yang cukup banyak.

"Bukan berarti hubungannya tidak kuat, tetapi butuh penelitian lebih lanjut," ucap dr. Gerie.

6. Pencegahan apa yang harus dilakukan?

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi makanan bergizi seimbang (unsplash.com/Louis Hansel)

Dokter Gerie mengatakan bahwa pada dasarnya, perlemakan hati adalah pengendapan lemak pada lever yang lebih banyak dari seharusnya. Oleh karena itu, salah satu langkah pencegahan yang paling umum adalah menjaga asupan makan dari lemak berlebih.

"Untuk mencegahnya, maka kita kurangi makanan-makanan yang mengandung banyak lemak, santan, dan kolesterol, serta meningkatkan frekuensi kita berolahraga," kata dr. Gerie.

Selain itu, dalam rentang 20–30 tahun tersebut, pasien perlemakan hati juga bisa melakukan berbagai upaya agar kondisinya tidak memburuk. Selain mengontrol asupan lemak, dr. Gerie menyarankan olahraga rutin agar kondisi tidak memburuk dan berkembang menjadi sirosis.

Bahaya Polusi Udara terhadap Hati, Sebabkan Perlemakanilustrasi berolahraga dalam ruangan (unsplash.com/Jonathan Borba)

Sebelumnya, penelitian di Korea Selatan pada 2021 menemukan bahwa berolahraga di tengah polusi dapat meningkatkan risiko kardiovaskular secara signifikan. Apakah hal tersebut juga berlaku pada kesehatan hati?

"Hubungan yang sama belum bisa terlihat pada perlemakan hati. Menghindari berolahraga di saat polusi udara sedang tinggi amat disarankan," ucap dr. Gerie.

Sementara butuh penelitian lebih lanjut, dr. Gerie mengatakan bahwa penelitian di China tersebut bisa menjadi landasan yang kokoh. Jika memang polusi udara dapat memengaruhi, baik pasien perlemakan hati maupun masyarakat yang sehat harus berhati-hati saat berolahraga juga.

"Bisa dipertimbangkan, lebih baik olahraga indoor agar paparan polutan bisa dikurangi. Sebisa mungkin, kita hindari saja polusi udara yang berlebihan," pungkas dr. Gerie.

Baca Juga: Gambaran Kondisi Nyata Udara, yuk Pahami Apa Itu Indeks Kualitas Udara

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya