Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pakaian anti-UV (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Akhir-akhir ini, banyak sekali kita jumpai produk pakaian anti ultraviolet (anti-UV) di pasaran. Baik untuk baju sehari-hari ataupun baju khusus olahraga. Siapa nih yang sudah punya koleksinya?

Sebetulnya, apa sih pakaian anti-UV? Benarkah pakaian anti-UV bisa melindungi tubuh dari paparan sinar matahari? Seberapa efektifkah pakaian anti-UV melindungi dari matahari? Yuk, simak fakta menariknya dalam ulasan berikut.

1. Apa itu pakaian anti-UV?

ilustrasi pakaian anti-UV (pexels.com/Alex P)

Pakaian anti-UV adalah pakaian yang dibuat secara khusus agar tidak tembus matahari. Menurut keterangan dari jurnal Cureus tahun 2022, pakaian anti-UV dibuat dengan tenunan kain yang lebih rapat sehingga tidak memungkinkan sinar matahari menembus kulit. Umumnya, jenis kain yang digunakan untuk pakaian anti-UV adalah kain dengan serat sintetis seperti poliester dan nanofiber.

Selain tenunan yang lebih rapat, pakaian anti-UV juga dirancang dengan pola pewarnaan tertentu. Pakaian jenis ini biasanya menggunakan pewarnaan gelap atau cerah yang lebih kuat. Hal ini karena pewarnaan tersebut dapat memantulkan paparan radiasi sinar ultraviolet menurut The Skin Cancer Foundation.

Pakaian anti-UV diukur menggunakan sistem Ultraviolet Protection Factors (UPF). Angka UPF berkisar dari 15, 30, dan 50+. UPF 15 dapat memblokir sinar UV sekitar 93,3 persen. UPF 30 dapat memblokir 96,7 persen. UPF 50+ dapat memblokir 98 persen, atau 2 persen sinar matahari yang dapat menembus kulit.

Namun, untuk mendapatkan segel rekomendasi dari Skin Cancer Foundation, peringkat UPF pakaian anti-UV adalah minimal UPF 30. UPF 30 hingga 49 menawarkan perlindungan yang sangat baik. Sementara itu, UPF 50 memberikan perlindungan yang jauh lebih baik. Jadi, jika kamu ingin membeli pakaian anti-UV sebaiknya mengikuti standar tersebut untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.

2. Benarkah pakaian anti-UV bisa melindungi dari sengatan matahari?

ilustrasi pakaian anti-UV (pexels.com/Kampus Production)

UPF pada pakaian anti-UV setara dengan SPF (Sun Protection Factor), yang ditemukan pada sunscreen. Kedua faktor ini dapat melindungi kulit dari sengatan matahari. Dibanding SPF, UPF dapat melindungi kulit dari sinar matahari lebih baik karena dapat mengukur UVA dan UVB. Sementara SPF, hanya mengukur UVB.

Meskipun dilaporkan dapat memblokir sinar matahari, namun efektivitas pakaian anti-UV belum diketahui secara pasti. Ini karena pakaian tersebut termasuk jenis produk baru sehingga belum ada pengujian ilmiah terkait efektivitas yang sesungguhnya. Namun, jika dilihat dari sifat perlindungannya, pakaian anti-UV dapat memberikan perlindungan dari sinar ultraviolet dengan baik.

3. Tips memilih pakaian yang dapat melindungi dari sinar matahari

ilustrasi pakaian anti-UV (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Tak hanya pakaian anti-UV, beberapa jenis “pakaian biasa” sebetulnya juga dapat memberikan perlindungan terhadap sengatan matahari. Ini tergantung pada kerapatan tenunan dan warna pakaian tersebut. Misalnya, kain denim memiliki UPF 1.700. Ini adalah angka perlindungan terhadap sinar matahari yang sangat tinggi.

Jika dibandingkan dengan baju katun, baju katun putih hanya memiliki angka UPF sebesar 5. Artinya, ia tidak dapat memberikan perlindungan terhadap sinar matahari dengan baik. Nah, jika kamu ingin mendapatkan perlindungan sinar matahari dari pakaianmu, inilah beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

  • Pilihlah pakaian berwarna gelap. Warna gelap dapat mencegah lebih banyak sinar matahari menembus kulit. Pilihlah warna seperti hitam, cokelat, biru tua, hijau tua, atau merah anggur.
  • Carilah kain yang tenunannya rapat. Misalnya kain yang terbuat dari denim, wol, atau kanvas. Untuk mengetahuinya, kamu dapat memeriksa kain di bawah cahaya lampu. Jika bayangan lampu terlihat jelas, maka kain tersebut memiliki tenunan yang longgar dan memiliki perlindungan yang buruk.
  • Pilihlah pakaian dari bahan serat sintetis, seperti poliester atau nilon. Jenis kain ini dapat menghalangi masuknya sinar matahari lebih baik dibandingkan dengan katun atau rajut.
  • Periksa komposisi kandungan kain pada label pakaian. Kain katun yang tidak diputihkan mengandung lignin alami yang dapat melindungi dari sinar UV. Poliester mengilap dan sutra satin yang tipis juga dapat melindungi dari sinar matahari karena dapat memantulkan radiasi. Kain yang dibuat dengan tambahan bahan kimia penetrasi UV juga dapat melindungi dari paparan matahari. Bahan kimia anti-UV yang biasa ditambahkan pada pakaian anti-UV adalah Rit Sun Guard dan agen pencerah optik (optical brightening agent).
  • Pilihlah pakaian yang longgar. Pakaian ketat dapat melar yang dapat mengurangi perlindungan sinar matahari.

Pakaian anti-UV adalah jenis pakaian yang menggunakan tekstil dengan tenunan rapat dan pola pewarnaan tertentu. Mereka dapat memblokir sinar matahari sehingga tidak menembus kulit. Terkait efektivitasnya masih belum diketahui secara pasti dan masih membutuhkan penelitian ilmiah lebih lanjut. Akan tetapi pakaian anti-UV yang mengikuti standar, dilaporkan memiliki perlindungan UV yang baik dan lebih nyaman digunakan.

Referensi

"An Overview of Ultraviolet-Protective Clothing". National Library of Medicine. Diakses Februari 2025.
"You Might be Skeptical of ‘UV Protection’ Clothing–but Expert Say it Actually Works". Business Insider. Diakses Februari 2025.
"Sun-Protective Clothing". Skin Cancer Foundation. Diakses Februari 2025.
"Does Sun-Protective Clothing Actually Works?". Cleveland Clinic. Diakses Februari 2025.
"Does UV Protection Clothing Really Works?". Health University of Utah. Diakses Februari 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team