Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Melindungi Mata dari Bahaya Sinar UV

Seorang perempuan melindungi dirinya dari cuaca panas dengan topi bertepi lebar dan kacamata hitam.
ilustrasi perlindungan diri dari cuaca panas (pexels.com/addy bronzzz)
Intinya sih...
  • Pakai kacamata hitam pada siang hari adalah cara termudah untuk melindungi mata dari paparan sinar UV dan membuatmu tampak bergaya.
  • Lensa kontak UV dapat membantu meminimalkan paparan sinar UV dan bisa digunakan sebagai lensa kontak biasa di dalam atau di luar ruangan.
  • Kenakan topi dengan ultraviolet protection factor saat berada di luar ruangan untuk melindungi mata, wajah, dan leher dari sinar matahari.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kulit sering mendapat perhatian ekstra dengan tabir surya, tetapi mata kerap terlupakan padahal sama-sama rentan terhadap sinar ultraviolet (UV). Radiasi UV bisa perlahan merusak lensa mata, dan dalam jangka panjang memicu katarak, penyebab utama kebutaan di dunia. WHO bahkan mencatat jutaan kasus kebutaan setiap tahun terkait paparan sinar matahari yang tidak terlindungi.

Kabar baiknya, risiko ini bisa diminimalkan dengan langkah sederhana. Memakai kacamata hitam yang mampu memblokir sinar UVA dan UVB, memilih topi bertepi lebar saat beraktivitas di luar ruangan, hingga membatasi paparan langsung pada jam-jam terik adalah cara efektif untuk menjaga kesehatan mata. Ingat, mata pun berhak mendapat perhatian agar tetap jernih dan sehat hingga tua nanti.

Melindungi mata setiap hari merupakan investasi jangka panjang untuk penglihatanmu.

1. Pakai kacamata hitam saat berada di luar

Memakai kacamata hitam pada siang hari adalah cara termudah untuk melindungi mata sekaligus membuatmu tampak bergaya. Tanpa perlindungan kacamata hitam, mata akan terpapar berbagai jenis sinar UV, yang dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu, termasuk fotokeratitis dan katarak.

Kacamata hitam tersedia dalam berbagai warna, mulai dari agak terang hingga gelap. Apa pun warnanya, semuanya mampu memberikan perlindungan yang sama untuk mata.

Selain melindungi mata dari paparan sinar UV, kacamata hitam juga dapat membantu orang yang sensitif terhadap cahaya agar tidak silau.

2. Lensa kontak UV

Lensa kontak UV adalah lensa kontak dengan fitur perlindungan UV. Lensa kontak ini dirancang untuk meminimalkan paparan sinar UV mengenai permukaan mata dengan menghalangi sinar berbahaya tersebut. 

Kamu dapat memakainya setiap saat sebagai lensa kontak biasa jika mau. Jadi, kamu dapat memakainya saat berada di dalam atau di luar ruangan, baik saat hari cerah atau mendung.

3. Kenakan topi bertopi lebar

Seorang perempuan memakai topi bertepi lebar.
ilustrasi topi bertepi lebar (pexels.com/Alexander Stemplewski)

Sebagai lapisan perlindungan ekstra, kenakan topi saat berada di luar. Topi bertepi lebar dengan ultraviolet protection factor tidak hanya melindungi mata dari kerusakan akibat sinar matahari, tetapi juga dapat melindungi wajah dan leher dari sinar matahari.

Kenakan topi dengan pinggiran minimal 8 cm dan kain rapat (tidak berlubang) untuk melindungi wajah dan kepala. Topi bisa menghalangi setengah dari seluruh sinar UV mengenai mata dan kelopak mata.

4. Jaga agar mata tetap terhidrasi

Selama musim panas, mata bisa cepat kering, terutama jika kamu sering duduk di ruangan ber-AC atau sering berenang.

Dehidrasi pada mata dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, terbakar, iritasi, dan sensitivitas terhadap cahaya.

Jadi, saat mata terasa kering, gunakan obat tetes mata. Obat tetes mata yang dijual bebas dapat membantu mengatasi kekeringan mata dalam tingkat sedang. Namun, jika iritasi terus berlanjut, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata yang lebih kuat.

5. Tetap di dalam ruangan saat cuaca panas

Pertimbangkan untuk tetap berada di dalam ruangan pada saat matahari paling terik, biasanya pada saat siang hingga sore hari.

Juga, periksa ramalan cuaca lokal untuk mengetahui kapan matahari paling terik, indeks UV, dan ukuran intensitas UV. Ketahuilah bahwa indeks UV bisa tinggi bahkan saat hari berawan. 

6. Hindari menatap matahari langsung

Seorang perempuan menggunakan topi bertepi lebar dan kacamata hitam.
ilustrasi perempuan menggunakan topi dan kacamata (pexels.com/Leah Newhouse)

Menatap matahari secara langsung akan menyebabkan rasa tidak nyaman sekaligus kerusakan serius dan terkadang permanen pada mata.

Saat sinar UV matahari masuk ke mata, sinar tersebut dapat membentuk radikal bebas dan merusak retina, sehingga memicu kondisi yang disebut retinopati surya. 

Gejala retinopati surya yang lebih ringan dapat berkisar dari mata berair, ketidaknyamanan pada mata, hingga sakit kepala. Pada kasus yang lebih parah, kamu mungkin mengalami penglihatan kabur atau titik buta.

Pada banyak orang, efek ini tidak dapat diperbaiki. Jika kamu menyadari penglihatanmu memburuk setelah melihat gerhana atau melihat matahari, segera temu dokter spesialis mata.

7. Batasi screen time

Menatap layar gadget terlalu lama dapat mengiritasi mata dan memicu kondisi yang disebut ketegangan mata. Gejala umum dari ketegangan mata dapat meliputi sakit kepala, sensitivitas terhadap cahaya, mata gatal, dan penglihatan kabur.

Jika pekerjaanmu mengharuskan kamu untuk lama melihat layar, ada beberapa taktik untuk meminimalkan efek buruknya terhadap mata. Jadi, setiap 20 menit menatap layar, kamu harus mengistirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki.

Demi menjaga kesehatan mata, mulai saat ini praktikkan kebiasaan di atas. Dengan demikian, mata akan terlindung dari bahaya sinar UV dan tetap sehat sampai kamu tua nantinya.

Referensi

"Blindness and vision impairment." World Health Organization. Diakses Oktober 2025.

"UV Contact Lenses: Your Eyes Will Thank You." Clearly. Diakses pada Mei 2024. 

"Summer Eye Care: 7 Tips for Protecting Your Eyes From UV Rays." CNET. Diakses pada Mei 2024. 

"Protecting your eyes from the sun’s UV light." National Eye Institute. Diakses pada Mei 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nuruliar F
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us

Latest in Health

See More

Bagaimana Flu Berkembang menjadi Pneumonia?

28 Okt 2025, 14:07 WIBHealth