Direktur program imunisasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Kate O'Brien, menegaskan bahwa kabar bahwa vaksinasi COVID-19 bisa menyebabkan kemandulan adalah kabar yang tidak benar alias cuma rumor.
"Vaksin yang diberikan tidak bisa menyebabkan kemandulan. Ini adalah rumor lama yang sering muncul juga pada banyak vaksin lain dan selama ini tidak pernah terbukti kebenarannya," kata Kate seperti dikutip dari akun resmi Twitter WHO pada hari Senin (8/2/2021).
"Tidak ada vaksin yang bisa menyebabkan kemandulan," lanjutnya.
Perlu diingat dalam produksi suatu vaksin, diperlukan tahap-tahap pengujian. Kalau tidak lolos, tentunya vaksin tidak akan mendapat izin untuk diedarkan. Artinya, bila sudah mengantongi izin, vaksin dikatakan aman dari segi klinis.
Ingat, vaksinasi COVID-19 dapat memberikan efek perlindungan, yaitu untuk mencegah infeksi yang menimbulkan gejala sedang hingga parah, serta dapat menurunkan risiko kematian.
Untuk efek samping vaksinasi COVID-19 yang telah dilaporkan sejauh ini ringan dan tidak berbahaya. Di antaranya adalah pegal, nyeri di tempat suntikan, kemerahan, lemas, demam, mual, dan perubahan nafsu makan.
Jadi, kabar bahwa vaksinasi COVID-19 bisa menyebabkan kemandulan itu tidak benar. Bila mendapat kabar apa pun tentang vaksin atau berbagai hal lainnya tentang COVID-19, sebaiknya cek faktanya terlebih lebih dulu, jangan langsung percaya dan menyebarluaskannya.