ilustrasi sedang makan dan minum (pexels.com/Thirdman)
Agar donor darah tetap aman selama puasa, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum, saat, dan setelah mendonorkan darah. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan:
Sebaiknya lakukan donor darah setelah berbuka puasa agar tubuh tetap memiliki cadangan cairan dan energi yang cukup. Hindari mendonorkan darah pada siang atau sore hari ketika tubuh sudah mulai kehabisan energi.
- Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik
Minumlah banyak air putih saat berbuka dan sahur untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Sebelum mendonorkan darah, pastikan tubuh tidak dalam kondisi dehidrasi.
Untuk membantu mencegah tekanan darah rendah setelah mendonorkan darah, dianjurkan untuk minum 500 ml air segera sebelum mendonorkan darah. Biasanya, pihak penyelenggara donor akan menyediakan air ini sebelum prosedur dilakukan.
- Konsumsi makanan kaya akan zat besi
Pastikan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka mengandung zat besi, seperti daging merah, ikan, ayam, bayam, dan kacang-kacangan. Asupan zat besi yang cukup membantu menjaga kadar hemoglobin tetap stabil, sehingga tubuh lebih kuat saat donor darah.
- Hindari makanan berlemak sebelum donor darah
Makanan tinggi lemak seperti gorengan, makanan cepat saji, dan es krim dapat memengaruhi kualitas darah yang didonorkan. Sebaiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi saat sahur dan berbuka agar tubuh lebih siap untuk donor darah.
Tidur cukup selama 7 hingga 8 jam sebelum donor darah agar tubuh lebih siap dan tidak mudah lemas setelah proses donor selesai.
- Hindari olahraga berat sebelum dan sesudah donor
Jika ingin berolahraga sebelum berbuka puasa, pilih aktivitas ringan seperti jalan kaki agar tubuh tetap bugar tanpa menguras terlalu banyak energi. Setelah donor darah, hindari aktivitas berat dan berikan tubuh waktu untuk beristirahat.
- Hindari konsumsi obat tertentu
Obat tertentu dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendonorkan darah. Selain itu, beberapa jenis obat juga bisa menyebabkan seseorang tidak memenuhi syarat sebagai pendonor darah. Namun, calon pendonor tidak boleh menghentikan obat yang diresepkan sebelum berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Contoh beberapa obat yang penggunaannya harus diwaspadai sebelum donor darah meliputi:
- Pengencer darah atau antikoagulan: Contohnya heparin dan warfarin. Orang yang mengonsumsi obat ini tidak dapat mendonorkan darah karena obat ini menyebabkan pembekuan darah menjadi tidak normal.
- Antiplatelet: Obat ini dapat menghambat trombosit dalam darah pada saat membentuk gumpalan. Jika mengonsumsi obat antiplatelet, seperti aspirin atau clopidogrel, pendonor dapat mendonorkan darah lengkap (whole blood). Namun, pendonor harus menunggu selama 2–14 hari (tergantung jenis obat yang dikonsumsi) sebelum dapat mendonorkan trombosit.
- Antibiotik: Orang yang sedang minum antibiotik dapat mendonorkan darah 24 jam setelah dosis terakhirnya.
Jadi, donor darah saat puasa tetap bisa dilakukan dengan aman. Disarankan untuk mendonorkan darah setelah berbuka karena ada risiko kehilangan kesadaran atau diharuskan minum air dan makan setelah menyumbangkan darah. Selain itu, perhatikan juga langkah-langkah persiapan sebelum mendonorkan darah dan pemulihan setelahnya.
Referensi
"Can You Give Blood While Fasting?". Well Wisp. Diakses Februari 2025.
"Donating blood during Ramadan". Bloodworks Northwest. Diakses Februari 2025.
"What Happens to Your Body When You Donate Blood?" Oneblood. Diakses Februari 2025.
"Preparing to give blood". NHS Blood and Transplant. Diakses pada Februari 2025.
"What to Do Before, During and After Your Donation". American Red Cross. Diakses Februari 2025.
"Five Things NOT To Do Before Giving Blood". Vitalant Blood Donation. Diakses Februari 2025.
"Donor Darah Saat Puasa Apa Ada Efek Sampingnya?" Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HUSADA BORNEO. Diakses Februari 2025.
"Is Donating Blood During Fasting Allowed?" Siloam Hospitals. Diakses Februari 2025.