Bolehkan Menjalani MRI Jika Ada Logam di Dalam Tubuh?

- Pemeriksaan MRI umumnya sangat aman dan bisa dijalani oleh kebanyakan orang. Namun, ada beberapa kondisi ketika MRI sebaiknya dihindari.
- Tidak semua logam berbahaya saat MRI, tetapi tidak semua juga bisa diabaikan begitu saja.
- Ada beberapa contoh benda logam di tubuh yang harus dilaporkan sebelum MRI, seperti alat pacu jantung, defibrilator implan, pen logam yang ditanam saat operasi tulang, implan koklea, pompa obat implan, serta KB IUD.
Pemeriksaan MRI sering menjadi pilihan dokter untuk melihat kondisi organ dan jaringan tubuh secara detail. Namun, bagi sebagian orang, kata “logam” dan “MRI” sering memicu rasa khawatir. Bayangan medan magnet super kuat menarik benda logam di dalam tubuh bisa membuat siapa pun bertanya-tanya: amankah kalau punya implan pen, kawat, atau serpihan logam di tubuh?
Faktanya, tidak semua logam berbahaya saat MRI, tetapi tidak semua juga bisa diabaikan begitu saja. Itulah sebabnya, sebelum masuk ruang MRI, dokter atau radiografer akan menanyakan riwayat medis secara detail, termasuk apakah kamu memiliki pen di tulang, kawat ortodontik, ring jantung, hingga serpihan logam kecil yang mungkin tertinggal dari kecelakaan. Semua informasi ini penting untuk memastikan proses MRI aman dan hasilnya tetap akurat.
MRI mungkin tidak direkomendasikann dalam beberapa kondisi
Pemeriksaan MRI umumnya sangat aman dan bisa dijalani oleh kebanyakan orang. Namun, ada beberapa kondisi ketika MRI sebaiknya dihindari.
Saat dokter merujuk kamu untuk MRI, beri tahu dokter jika:
Kamu merasa ada logam di atau menempel pada tubuh.
Sedang hamil atau menyusui.
Kamu pernah mengalami reaksi alergi terhadap zat kontras.
Memiliki gangguan fungsi ginjal.
Medan magnet yang sangat kuat pada MRI bisa memengaruhi implan logam atau serpihan logam di dalam tubuh.
Hingga kini belum ada bukti bahwa MRI membahayakan ibu hamil, tetapi keputusan tetap tergantung pada alasan pemeriksaan. Dokter akan memastikan apakah MRI atau penggunaan zat kontras tepat. Jika kamu jadi menjalani MRI, teknisi akan menjaga keselamatan kamu dan bayi sebaik mungkin.
Bolehkah menjalani pemeriksaan MRI kalau ada logam di tubuh?
Memiliki implan logam atau serpihan logam di dalam tubuh tidak selalu berarti kamu tidak bisa menjalani pemeriksaan MRI. Namun, dokter dan petugas MRI harus tahu kondisi ini sejak awal agar bisa menilai risiko secara detail dan menyiapkan langkah pengamanan tambahan bila perlu.
Contohnya, beberapa alat seperti alat pacu jantung (pacemaker) atau defibrilator sebenarnya bisa dibuat lebih aman untuk MRI, asalkan prosedurnya diawasi dengan ketat, misalnya dengan memantau irama jantung selama pemeriksaan. Kalau kamu ragu punya serpihan logam di dalam tubuh, dokter mungkin akan menyarankan rontgen (X-ray) terlebih dahulu untuk memastikannya.
Beberapa contoh benda logam di tubuh yang harus dilaporkan sebelum MRI antara lain:
Alat pacu jantung, alat kecil untuk mengatur detak jantung tidak teratur.
Defibrilator implan (ICD), mirip alat pacu jantung tetapi bekerja dengan sengatan listrik.
Pelat, kawat, sekrup, atau pen logam yang ditanam saat operasi tulang.
Neurostimulator untuk mengatasi nyeri saraf jangka panjang.
Implan koklea di telinga (seperti alat bantu dengar yang ditanam).
Pompa obat implan untuk nyeri kronis.
Klip aneurisme otak untuk menutup pembuluh darah yang berisiko pecah.
Shunt tertentu untuk mengalirkan cairan berlebih di otak atau tulang belakang.
Stent, filter, atau koil di pembuluh darah.
Serpihan logam di mata atau pembuluh darah (sering terjadi pada pekerja las atau tukang logam).
Katup jantung buatan.
Implan penis untuk mengatasi disfungsi ereksi.
Implan mata (klip kecil untuk retina)
IUD atau KB spiral berbahan tembaga.
Sendi buatan (pinggul atau lutut).
Tambalan gigi atau jembatan gigi
Klip sterilisasi pada tuba falopi.
Klip bedah atau staples pada luka operasi.
Tato atau makeup permanen.
Serpihan peluru atau pecahan logam lainnya.
Expander payudara setelah operasi pengangkatan payudara.
Pompa insulin atau alat monitor gula darah elektronik untuk pasien diabetes.
Susuk.
Untuk tato, sebagian tinta memang mengandung sedikit logam, tetapi umumnya aman untuk MRI. Namun, penting untuk memberi tahu petugas kalau kamu merasa tato terasa panas atau tidak nyaman saat pemeriksaan berlangsung.
Dengan informasi yang lengkap, tim medis bisa memastikan prosedur MRI tetap aman dan hasilnya akurat.
Hal lain yang perlu dihindari

Hindari melakukan ini saat menjalani pemeriksaan MRI:
Menyentuh bagian dalam mesin
Mesin MRI bekerja dengan pemancar frekuensi radio yang bisa menjadi sangat panas. Karena itu, dokter atau petugas MRI selalu memastikan ada lapisan pelindung, seperti selimut atau bantalan, antara tubuhmu dan dinding bagian dalam mesin. Tujuannya adalah untuk mencegah kulitmu terkena panas berlebih yang bisa menyebabkan luka bakar.
Panik
Kedengarannya sepele, tetapi banyak orang merasa cemas atau panik saat berada di dalam tabung MRI yang sempit dan berbunyi bising. Salah satu cara terbaik untuk menenangkan diri adalah dengan mengatur napas perlahan dan dalam. Fokus pada tarikan dan embusan napas bisa membantu pikiranmu lebih tenang. Beberapa orang juga mencoba membayangkan hal-hal menyenangkan.
Bergerak
Selama pemindaian, kamu harus tetap diam total. Gerakan sekecil apa pun, seperti menggeser kaki atau menggerakkan kepala, bisa membuat gambar MRI buram. Kalau hasilnya kabur, pemeriksaan harus diulang, dan ini tentu akan memakan waktu lebih lama. Jadi, pastikan tubuhmu senyaman mungkin dan tetap diam sampai proses selesai. Tidak lama, kok!
MRI dianggap sebagai salah satu alat pencitraan medis yang paling aman. Prosedurnya tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak melibatkan radiasi. Yang terpenting, pemindaian MRI dapat membantu diagnosis, sehingga dokter merekomendasikannya demi kebaikan kesehatan kamu.
Referensi
"Can I have an MRI if I have metal in my body?" Austin Radiological Association. Diakses Juli 2025.
"Who can have one-MRI scan." National Health Service. Diakses Juli 2025.
"Things To Never Do In An MRI Machine." The Radiology Clinic. Diakses Juli 2025.