Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Bedanya Pemindaian MRI dan CT Scan?

ilustrasi perbedaan pemindaian MRI dan CT scan (pexels.com/Max Mishin)
Intinya sih...
  • CT scan dan MRI adalah dua metode pemindaian medis yang menghasilkan gambar detail bagian tubuh bagian dalam, seperti tulang, persendian, dan organ.
  • CT scan menggunakan sinar-X untuk membuat gambar struktur tubuh 360 derajat yang terkomputerisasi, sementara MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menciptakan gambar dengan resolusi kontras yang sangat baik untuk tulang dan jaringan lunak.
  • Pemindaian MRI lebih mahal daripada CT scan, tetapi tidak melibatkan radiasi sehingga aman bagi ibu hamil dan anak-anak.

Computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) adalah dua metode pemindaian medis berbeda yang menghasilkan gambar detail bagian tubuh bagian dalam, seperti tulang, persendian, dan organ.

Dokter memesan CT scan atau MRI untuk membantu mendiagnosis berbagai kondisi medis. Kedua jenis pemindaian ini punya kegunaan serupa, tetapi menghasilkan gambar dengan cara yang berbeda.

Buat yang masih bingung, yuk, ketahui perbedaan antara pemindaian MRI dan CT scan!

1. Apa itu CT scan dan MRI?

Baik CT scan dan MRI memungkinkan dokter untuk melihat bagian tubuh bagian dalam. Keduanya memiliki dua cara berbeda untuk membuat gambar detail bagian tubuh internal.

Dokter kemudian dapat menganalisis gambar untuk mendeteksi kelainan, seperti patah tulang, tumor pada organ, atau kerusakan sendi.

Beberapa orang menyebut CT scan sebagai computerized axial tomography (CAT) scan. Selama CT scan, kamu berbaring di mesin sinar-X besar yang disebut pemindai CT. Pemindai mengirim gambar ke komputer.

Sementara itu, MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk membuat gambar. Selama pemindaian, kamu berbaring di pemindai MRI, yaitu mesin yang menciptakan medan magnet konstan dan menggunakan gelombang radio untuk memantulkan molekul air dan sel lemak di dalam tubuh. Pemindai juga mengirim gambar ke komputer.

CT scan lebih umum dan lebih murah daripada MRI. Namun, MRI menghasilkan gambar yang lebih baik daripada CT scan.

2. Kondisi yang membutuhkan MRI dan CT scan

ilustrasi pemindaian MRI (pexels.com/MART PRODUCTION)

Inilah berbagai cedera yang membutuhkan pemindaian MRI dan CT scan.

MRI

MRI menggunakan magnet kuat untuk melewatkan gelombang radio ke seluruh tubuh. Proton dalam tubuh bereaksi terhadap energi dan membuat gambar struktur tubuh yang sangat rinci, termasuk jaringan lunak, saraf, dan pembuluh darah.

Tidak seperti sinar-X dan CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi.

MRI adalah mesin yang sangat terspesialisasi dan mungkin tidak tersedia di beberapa fasilitas pencitraan atau ruang gawat darurat di rumah sakit.

Sering kali, masalah terlalu halus untuk dilihat pada sinar-X. Di situlah peran MRI. MRI menawarkan resolusi kontras yang sangat baik untuk tulang dan jaringan lunak.

MRI sangat berguna untuk menemukan cedera olahraga dan kondisi muskuloskeletal, termasuk:

  • Kehilangan tulang rawan.
  • Peradangan sendi.
  • Kompresi saraf.
  • Cedera tulang belakang.
  • Ligamen, tendon, otot, dan tulang rawan yang sobek atau terlepas, seperti robekan meniskus, cedera ACL, tendon Achilles ruptur, keseleo dan ketegangan, dan robekan manset rotator.

CT scan

CT scan mengirimkan radiasi ke seluruh tubuh. Namun, tidak seperti sinar-X sederhana, CT scan menawarkan tingkat detail yang jauh lebih tinggi, menciptakan tampilan struktur tubuh 360 derajat yang terkomputerisasi.

CT scan cepat dan detail. Walaupun memakan waktu lebih lama dari sinar-X (sekitar 1 menit), tetapi ini masih tergolong cepat. Ini membuat CT scan ideal untuk situasi darurat.

Indikasi CT sering terkait dengan trauma, seperti kasus orang kecelakaan atau terjatuh, untuk menyingkirkan kemungkinan patah tulang.

CT scan dapat melihat:

  • Bekuan darah.
  • Patah tulang, termasuk patah tulang halus yang tidak terlihat pada sinar-X.
  • Cedera organ.
  • Tumor.
  • Perkembangan kanker dan respons terhadap pengobatan.

3. Keamanan

CT scan dan MRI adalah prosedur medis yang sangat aman. Namun, memang keduanya dapat menimbulkan sedikit risiko berbeda.

Selama CT scan, kamu menerima dosis radiasi yang sangat kecil, tetapi dokter umumnya tidak menganggap ini berbahaya.

CT scan menggunakan radiasi pengion yang berpotensi memengaruhi jaringan biologis. Risiko terkena kanker akibat paparan radiasi umumnya kecil.

CT scan dan sinar-X mungkin tidak aman selama kehamilan. Dokter mungkin merekomendasikan MRI atau pemindaian ultrasonografi (USG). Namun, dokter mungkin tetap menghindari penggunaan MRI terutama setelah trimester pertama sebagai tindakan pencegahan.

Karena MRI menggunakan medan magnet yang kuat, kamu harus memberi tahu teknisi jika memiliki implan medis dalam bentuk apa pun, seperti alat pacu jantung, pompa insulin, atau implan koklea.

MRI menghasilkan suara yang keras, sehingga kamu biasanya diberi penyumbat telinga atau headphone untuk meredam kebisingan. Orang dengan klaustrofobia mungkin sulit untuk menoleransi MRI, meskipun beberapa jenis pemindai MRI terbuka sekarang ada untuk mengatasi masalah ini.

Untuk MRI dan CT scan, dokter dapat merekomendasikan penggunaan pewarna kontras untuk membuat gambar lebih jelas. Beberapa orang mungkin bereaksi buruk terhadap jenis pewarna tertentu.

4. Risiko

ilustrasi pemindaian CT scan (flickr.com/ILO Asia-Pacific)

CT scan

Pemindaian CT akan sangat membantu diagnosis cedera dan penyakit yang tidak dapat dilihat oleh dokter dengan mata, atau tidak dapat ditentukan dengan memeriksa riwayat kesehatan dan melakukan evaluasi.

Penggunaan CT tidak sepenuhnya bebas risiko. Ada kerugian untuk orang-orang tertentu, seperti:

  • Risiko reaksi alergi

Beberapa CT scan memerlukan pewarna untuk kontras. Ini disediakan sebelum prosedur untuk menyorot area anatomi tertentu pada pemindaian. Jarang, beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap pewarna.

Reaksinya tergantung pada seberapa parah alergi, tetapi kamu mungkin mengalami gatal-gatal, mengi atau sesak napas, bengkak, tekanan darah rendah, jantung berdebar kencang, dan bengkak di tenggorokan.

Jika alergi terhadap pewarna kontras, kamu bisa minum obat untuk mengurangi risikonya.

Pewarna dapat diinjeksi dengan beberapa cara. Kadang kamu meminumnya sebelum pemindaian, kadang disuntikkan melalui infus (intravena) di tangan atau lengan bawah.

Meski jarang, perwarna juga bisa diberikan lewat rektum dengan menggunakan enema.

Diberikan sebagai infus, kontras dapat menyebabkan sedikit rasa terbakar, rasa logam di mulut, atau rasa hangat di tubuh.

Kebanyakan kontras yang disuntikkan ke dalam vena mengandung yodium. Kalau kamu alergi terhadap yodium, maka bisa menyebabkan mual, muntah, bersin, gatal, atau gatal-gatal.

  • Risiko bagi pasien diabetes

Diabetes meningkatkan risiko beberapa efek samping yang berbeda karena pewarna kontras.

Pasien diabetes mungkin harus stop minum metformin sebelum mendapatkan kontras karena obat tersebut telah dikaitkan dengan efek samping yang jarang namun serius bila dikombinasikan dengan agen kontras.

Efek samping langka lainnya adalah nefropati yang diinduksi kontras atau contrast-induced nephropathy (CIN), penurunan fungsi ginjal.

Reaksi tersebut tidak umum dan reversibel, tetapi adanya diabetes meningkatkan risiko.

Memiliki diabetes dan penyakit ginjal kronis membawa risiko CIN dari sekitar 2 persen menjadi 20 hingga 50 persen.

Terakhir, jika memiliki diabetes (atau hipoglikemia), perlu diingat bahwa jika kontras digunakan, kamu mungkin tidak bisa makan atau minum selama 4 hingga 6 jam sebelum tes. Kamu sebaiknya menjadwalkan tes yang sesuai agar gula darah tidak turun terlalu rendah.

  • Risiko bagi pasien penyakit ginjal

Masalah ginjal mungkin menjadi alasan untuk menghindari kontras karena dapat memperburuk fungsinya.

Kontras tidak hanya dapat menyebabkan CIN pada sekelompok kecil orang, tetapi risiko kondisi langka melonjak dari 2 persen menjadi 30 hingga 40 persen jika memiliki penyakit ginjal kronis.

Ginjal menghilangkan yodium dari tubuh. Jadi, kalau kamu punya masalah ginjal, kamu mungkin butuh cairan ekstra setelah pemindaian untuk mengeluarkan yodium dari tubuh.

  • Risiko untuk anak-anak dan ibu hamil

CT scan memaparkan kamu pada radiasi, meskipun risikonya harus ditimbang dengan manfaatnya. Alat ini hanya boleh digunakan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Namun, walaupun manfaatnya biasanya lebih besar daripada risikonya, tetapi ini tidak selalu demikian pada anak-anak. Ini sebabnya CT scan perut selama kehamilan dianggap sangat berisiko.

Anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi pengion. Paparan pada usia muda seperti itu lebih mungkin meningkatkan risiko terkena kanker di masa depan. Namun, pengaturan mesin dapat disesuaikan untuk anak-anak guna meminimalkan dosis radiasi.

  • Risiko positif palsu

Salah satu kelemahan CT scan adalah ditemukannya kesalahan positif yang tidak disengaja yang dapat menyebabkan kecemasan besar. Artinya, pemindaian mungkin menunjukkan tumor.

MRI

Ada beberapa keuntungan besar dari MRI, yaitu sedikit persiapan yang diperlukan, dan tidak seperti CT scan, tidak ada radiasi yang terlibat.

Walaupun demikian, MRI juga punya beberapa kelemahan. 

  • Orang dengan perangkat medis atau implan tidak bisa mendapatkan MRI

Mesin MRI pada dasarnya adalah satu magnet besar, jadi ini adalah musuh benda logam. Kamu harus melepas semua perhiasan, jam tangan, dan logam lainnya sebelum pemindaian.

Jika memiliki logam pada tubuh, misalnya pecahan peluru atau perangkat medis seperti alat pacu jantung atau impan, MRI tidak dapat dilakukan.

  • Tidak ideal untuk orang dengan klaustrofobia

Untuk menjalani MRI, kamu harus berada di ruang yang relatif tertutup. Ini biasanya dapat ditoleransi dengan baik. Namun, orang-orang dengan klaustrofobia mungkin butuh obat penenang. MRI terbuka tersedia untuk bagian tubuh tertentu.

  • Suaranya sangat keras

Saat berada di dalam mesin, magnet mengeluarkan suara dentuman yang keras. Headphone atau penyumbat telinga sering diberikan untuk meredam kebisingan.

  • Kamu harus tetap diam

Karena gerakan dapat mengganggu gambar, kamu harus tetap diam, terkadang selama 1 jam atau lebih. Itu biasanya bisa dilakukan, tetapi bayangkan kalau tubuhmu gatal dan kamu tidak bisa menggaruknya.

  • Ibu hamil harus menghindari injeksi pewarna MRI

Infus pewarna kontras kadang digunakan dengan MRI untuk meningkatkan visibilitas jaringan tertentu dan dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi.

Pewarna yang digunakan untuk MRI berbeda dengan yang digunakan untuk CT scan, dan pemberiannya harus dihindari pada kehamilan hingga trimester kedua dan ketiga.

Namun, secara umum, MRI aman pada pengukuran kekuatan magnet yang rendah. Kadang, jika pemindaian memakan waktu terlalu lama, suhu tubuh dapat naik, tetapi ini tidak menjadi perhatian klinis dalam diagnosis.

  • Mahal

Dibanding CT scan, pemindaian MRI lebih mahal. Bagaimana ini bisa memengaruhi kamu akan tergantung status finansial atau penyedia asuransi kesehatan. Jadi, pastikan ini terlebih dulu.

  • Risiko positif palsu

Seperti halnya CT scan, MRI juga bisa memberikan hasil positif palsu.

5. Memilih pemindaian yang tepat

Penggunaan MRI dan CT scan sangat mirip. Dokter akan memutuskan pemindaian yang tepat berdasarkan berbagai faktor, seperti:

  • Alasan medis untuk pemindaian.
  • Tingkat detail yang diperlukan untuk gambar.
  • Apakah seorang perempuan hamil.
  • Apakah seseorang menderita klaustrofobia atau faktor lain yang mungkin membuat pemindaian MRI sulit untuk ditoleransi.

Pemindaian MRI menghasilkan gambar jaringan lunak, ligamen, atau organ yang lebih detail. Masalah yang mungkin lebih mudah dilihat dengan pemindaian MRI termasuk kerusakan jaringan lunak, ligamen robek, dan herniasi diskus.

Dokter dapat menggunakan CT scan untuk membuat gambar umum bagian tubuh atau untuk mendapatkan gambar organ atau patah tulang kepala.

Ada perbedaan antara pemindaian MRI dan CT scan. Keduanya memiliki risiko yang relatif rendah dan menawarkan informasi penting untuk membantu dokter mendiagnosis kondisi tertentu dengan benar.

Dokter akan memberi tahu mana yang direkomendasikan sesuai kondisi kamu. Ajukan pertanyaan dan diskusikan masalah apa pun dengan dokter, sehingga kamu merasa nyaman dengan pilihan yang direkomendasikan.

Referensi

"CT scans and MRI scans are two different medical imaging methods that create detailed images of internal body parts, such as bones, joints, and organs." Oesophageal Patients Association. Diakses April 2024. 
"CT Scan Versus MRI Versus X-Ray: What Type of Imaging Do I Need?" Johns Hopkins Medicine. Diakses April 2024.
"CT Scan vs. MRI: What’s the Difference? And How Do Doctors Choose Which Imaging Method to Use?" Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Diakses April 2024.
"CT scan vs. MRI: What’s the difference?" The University of Texas MD Anderson Cancer Center. Diakses April 2024. 
"CT Scan vs. MRI." Healthline. Diakses April 2024. 
"MRI vs. CT Scans: Understanding the Difference." American Health Imaging. Diakses April 2024. 
"CT Scan vs. MRI." Verywell Health. Diakses April 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us