ilustrasi satu botol dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca (commons.wikimedia.org/Vacunació professionals)
Temuan studi ini makin menguatkan dasar menjadikan Vaxzevria sebagai booster baik secara homolog atau heterolog. Sebelumnya, AstraZeneca juga memuat penelitian mengenai potensi Vaxzevria digunakan sebagai booster.
Menurut studi di University of Oxford pada September 2021 yang dimuat dalam jurnal The Lancet, pemberian booster Vaxzevria 6 bulan setelah dosis kedua dapat meningkatkan antibodi dan menjaga respons sel T. Selain itu, booster ini juga menunjukkan proteksi terhadap varian B.1.1.7 (Alpha), B.1.351 (Beta), dan B.1.617.2 (Delta).
Ilustrasi vaksinasi. (IDN Times/Herka Yanis).
Selain penelitian tersebut, AstraZeneca juga mengutip penelitian di Inggris yang dimuat di jurnal The Lancet pada Desember 2021. Melibatkan 2.878 partisipan di kalangan dewasa dan lansia, penelitian ini membandingkan kinerja booster Vaxzevria dan Comirnaty.
Hasilnya, para peneliti Inggris menemukan bahwa booster Vaxzevria memicu respons imun terhadap varian Delta dan orisinal SARS-CoV-2 yang lebih baik dibanding kelompok kontrol. Meski vaksin mRNA tetap ditemukan yang terbaik, vaksin Vaxzevria ternyata bisa unjuk gigi dan tak kalah dengan vaksin-vaksin tersebut.