Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi minuman kemasan botol kaca (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi minuman kemasan botol kaca (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Intinya sih...

  • Minuman dalam botol kaca mengandung lebih banyak mikroplastik dibandingkan botol plastik atau kaleng.

  • Soda, teh dingin, limun, dan bir dalam botol kaca mengandung hingga 50 kali lipat mikroplastik dibanding versi botol plastik atau kaleng.

  • Tutup botol yang dicat menjadi biang keladi paparan mikroplastik dalam botol kaca.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau selama ini kamu merasa lebih aman minum dari botol kaca ketimbang botol plastik, penelitian terbaru mungkin akan membuatmu berpikir ulang.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Food Composition and Analysis menemukan bahwa minuman dalam botol kaca ternyata justru mengandung lebih banyak mikroplastik dibandingkan minuman yang dikemas dalam botol plastik atau kaleng. Para peneliti menduga, biang keladinya ada pada… tutup botol.

Makin banyak diteliti, makin banyak bukti bahwa mikroplastik ada di mana-mana. Mikroplastik adalah potongan plastik berukuran sangat kecil, kurang dari 5 milimeter (mm), tersebar di laut, tanah, udara, bahkan makanan sehari-hari. Partikel ini bisa masuk ke tubuh lewat berbagai cara, dan penelitian telah mengaitkannya dengan masalah kesehatan seperti gangguan kesuburan, ketidakseimbangan hormon, penyakit kardiovaskular, hingga kanker.

Saat botol kaca justru lebih tercemar

Untuk mengetahui sejauh mana kemasan memengaruhi kadar mikroplastik pada minuman, tim peneliti di Prancis menganalisis air mineral, soda, teh dingin, limun, wine, dan bir. Mereka menggunakan mikroskop khusus dan analisis kimia.

Hasilnya mengejutkan:

  • Soda, teh dingin, limun, dan bir: Jika dikemas dalam botol kaca, mengandung mikroplastik jauh lebih banyak, bahkan hingga 50 kali lipat dibanding versi botol plastik atau kaleng.

  • Air mineral: Botol kaca punya kadar mikroplastik sedikit lebih tinggi, tetapi air tetap menjadi minuman dengan tingkat kontaminasi terendah.

  • Wine: Kemasan karton brick 250 ml justru lebih banyak mengandung mikroplastik, meski kadar pada semua sampel wine relatif rendah.

Sebagai gambaran, air mineral dalam botol plastik rata-rata memiliki 1,6 partikel mikroplastik per liter (MPs/L), sedangkan limun dalam botol kaca bisa mencapai lebih dari 100 MPs/L.

Yang lebih mengkhawatirkan, studi ini hanya menguji mikroplastik, bukan nanoplastik yang ukurannya jauh lebih kecil dan mungkin tak terdeteksi.

Biang kerok: tutup botol yang dicat

Ternyata, biang kerok paparan mikroplastik dalam botol kaca adalah tutup botolnya.

Produsen sering melapisi tutup logam dengan cat. Cat inilah yang diduga melepaskan partikel mikroplastik ke dalam minuman.
Dalam pengujian, mikroplastik yang ditemukan punya warna, bentuk, dan komposisi polimer yang sama dengan cat pada tutup botol. Banyak tutup yang juga terlihat tergores.

Partikel ini kemungkinan lepas akibat gesekan atau abrasi selama proses pembuatan, penyimpanan, atau penyegelan.

Menariknya, ketika peneliti membersihkan tutup botol, jumlah mikroplastik langsung menurun: dari 287 MPs/L menjadi 106 MPs/L hanya dengan meniupkan udara, dan turun lagi menjadi 87 MPs/L setelah dicuci campuran air dan alkohol.

Wine dalam botol kaca ternyata punya kadar mikroplastik lebih rendah, kemungkinan karena menggunakan gabus, bukan tutup logam.

Meski membersihkan atau mengganti tutup bisa mengurangi risiko, tetapi masalah ini tidak langsung hilang. Mikroplastik juga bisa masuk dari udara, bahan baku, air, hingga peralatan plastik di pabrik. Namun, temuan ini menjadi sinyal penting bagi industri minuman.

Level tinggi mikroplastik di minuman botol kaca mengindikasikan bahwa kaca dengan tutup bercat bukanlah alternatif aman untuk menggantikan plastik. Mungkin sudah saatnya produsen mengevaluasi ulang pilihan kemasan mereka.

Jadi, dari wadah apa kamu bisa minum dengan aman?

ilustrasi minum air putih (freepik.com/freepik)

Rata-rata, orang terpapar antara 39.000 hingga 52.000 partikel mikroplastik per tahun—dan itu baru dari makanan, menurut perkiraan dari penelitian.

Untuk minuman, botol kaca ternyata belum tentu jadi alternatif aman seperti yang banyak orang kira. Meski studi baru ini menunjukkan air minum dalam botol plastik mungkin lebih aman, tetapi penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2024 menemukan bahwa air minum kemasan rata-rata mengandung sekitar 240.000 partikel plastik, sebagian besar berupa nanoplastik. Para peneliti bahkan menemukan mikroplastik dalam air keran, meski dengan konsentrasi yang lebih rendah.

Jadi, rasanya sulit untuk benar-benar menghindari mikroplastik karena tidak ada wadah yang benar-benar bebas risiko. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi paparan.

Di rumah, simpan minuman dalam gelas kaca, baja tahan karat, atau cangkir bambu. Jika harus menggunakan wadah plastik, hindari memasukkannya ke mesin pencuci piring dan microwave agar tidak melepaskan mikroplastik ke makanan atau minuman.

Saat bepergian atau membeli minuman kemasan, tidak perlu sepenuhnya menghindari botol kaca. Coba pertimbangkan untuk bergantian menggunakan berbagai jenis kemasan.

Jika ragu, pilih minuman dan camilan segar yang tidak diproses. Cara ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan kamu terhadap minuman kemasan secara umum.

Referensi

"The caps of glass bottles contaminate beverages with microplastics." ANSES. Diakses Agustus 2025.

Iseline Chaïb et al., “Microplastic Contaminations in a Set of Beverages Sold in France,” Journal of Food Composition and Analysis, May 1, 2025, 107719, https://doi.org/10.1016/j.jfca.2025.107719.

"Turns Out Glass Bottles Have Microplastics Too." Health. Diakses Agustus 2025.

Kieran D. Cox et al., “Human Consumption of Microplastics,” Environmental Science & Technology 53, no. 12 (June 5, 2019): 7068–74, https://doi.org/10.1021/acs.est.9b01517.

Naixin Qian et al., “Rapid Single-particle Chemical Imaging of Nanoplastics by SRS Microscopy,” Proceedings of the National Academy of Sciences 121, no. 3 (January 8, 2024), https://doi.org/10.1073/pnas.2300582121.

Isabella Gambino et al., “Occurrence of Microplastics in Tap and Bottled Water: Current Knowledge,” International Journal of Environmental Research and Public Health 19, no. 9 (April 26, 2022): 5283, https://doi.org/10.3390/ijerph19095283.

Editorial Team