Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Makanan yang Mungkin Tercemar Mikroplastik, Hati-hati!

ilustrasi air minum kemasan (unsplash.com/Jonathan Chng)
ilustrasi air minum kemasan (unsplash.com/Jonathan Chng)
Intinya sih...
  • Laut menjadi salah satu sumber utama kontaminasi mikroplastik dalam makanan. Saat mengonsumsi makanan laut lainnya, kamu mungkin juga tanpa sadar mengonsumsi partikel plastik kecil.
  • Beras juga merupakan bahan makanan yang sangat rentan terhadap mikroplastik.
  • Kantong teh berbahan nilon dan selulosa bisa melepaskan jutaan partikel mikroplastik ke dalam air.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam beberapa tahun terakhir, mikroplastik telah menjadi ancaman tersembunyi dalam rantai makanan manusia. Sebuah studi pada Februari 2024 menemukan bahwa 90 persen sampel protein hewani dan nabati mengandung mikroplastik.

Mikroplastik dikatogerikan sebagai fragmen kecil polimer yang berukuran mulai dari 5 milimeter hingga sekecil 1 mikrometer. Bahkan, partikel yang lebih kecil dari itu (nanoplastik), bisa masuk ke dalam tubuh tanpa terdeteksi.

Mikroplastik tidak hanya dapat ditemukan dalam makanan laut atau air kemasan, tetapi juga dalam produk makanan lain yang sehari-hari dikonsumsi. Sebuah studi tahun 2021 mengungkapkan bahwa bahkan makanan berbasis tumbuhan tidak terbebas dari kontaminasi ini.

Lantas, makanan apa saja yang paling rentan mengandung mikroplastik? Cek daftarnya di bawah ini!

1. Makanan laut (seafood)

Laut menjadi salah satu sumber utama kontaminasi mikroplastik dalam makanan. Plastik sekali pakai yang terurai di lingkungan sering kali berakhir di perairan dan akhirnya masuk ke rantai makanan laut.

Plankton yang menjadi makanan ikan dan kerang bisa menyerap mikroplastik yang kemudian menumpuk di dalam jaringan tubuh mereka.

Menurut penelitian dari Portland State University, 180 dari 182 sampel makanan laut yang diuji mengandung mikroplastik. Dari sampel tersebut, mikroserat menjadi jenis yang paling umum ditemukan.

Ini berarti bahwa saat mengonsumsi ikan, udang, kerang, atau makanan laut lainnya, kamu mungkin juga tanpa sadar mengonsumsi partikel plastik kecil. 

2. Kantong teh

Banyak kantong teh mengandung plastik jenis polipropilena yang digunakan untuk menjaga bentuk dan daya tahan kantong saat direndam dalam air panas. Namun, saat terkena suhu tinggi, kantong teh bisa melepaskan mikroplastik ke dalam minuman.

Penelitian dari Universitat Autònoma de Barcelona menemukan bahwa kantong teh berbahan polipropilena bisa melepaskan miliaran partikel plastik. Sementara itu, kantong teh berbahan nilon dan selulosa bisa melepaskan jutaan partikel mikroplastik ke dalam air.

Untuk mengurangi paparan mikroplastik, beralihlah ke teh daun lepas dan gunakan infuser stainless steel sebagai alternatif yang lebih aman.

3. Beras

ilustrasi beras (unsplash.com/Mehmet Keskin)
ilustrasi beras (unsplash.com/Mehmet Keskin)

Beras juga merupakan bahan makanan yang sangat rentan terhadap mikroplastik. Sebuah studi dari University of Queensland menemukan bahwa untuk setiap setengah cangkir beras, terdapat 3 hingga 4 miligram plastik. Jika kamu menggunakan beras instan, jumlahnya empat kali lebih tinggi, yakni sekitar 13 miligram.

Menurut studi tersebut, mencuci beras bisa mengurangi kontaminasi plastik sebanyak 20 hingga 40 persen. Namun, perlu dicatat bahwa studi tersebut menggunakan air yang disaring untuk membilasnya.

4. Garam dan gula

Saat kamu menaburkan garam pada hidangan, kamu mungkin akan mendapatkan mikroplastik secara tidak sengaja. Garam terdapat di hampir semua makanan yang kita makan, dan tubuh kita membutuhkan sejumlah natrium untuk menjaga keseimbangan cairan. 

Sayangnya, sebuah penelitian menemukan bahwa 90 persen dari 39 merek garam yang diuji di dunia mengandung mikroplastik.

Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pencemaran lingkungan serta proses produksi dan pengemasan yang melibatkan plastik. Mikroplastik juga ditemukan dalam gula. 

Untuk mengurangi paparan mikroplastik dalam garam dan gula, kamu bisa membeli bahan makanan ini dalam kemasan kaca atau kardus.

5. Air kemasan

Air kemasan adalah salah satu sumber mikroplastik yang paling dikenal. Sebuah studi memperkirakan bahwa dalam setiap liter air kemasan, terdapat sekitar 240.000 partikel plastik.

Kebanyakan botol air minum dibuat dari plastik polyethylene terephthalate (PET), yang seiring waktu dapat terurai menjadi partikel kecil. Selain PET, penelitian juga menemukan berbagai jenis nanoplastik lainnya dalam air kemasan yang meningkatkan potensi risiko bagi kesehatan manusia.

Untuk mengurangi paparan mikroplastik dari air minum, sebaiknya gunakan air masak yang disimpan dalam wadah berbahan stainless steel atau kaca. 

6. Madu

ilustrasi madu (pexels.com/Adonyi Gábor)
ilustrasi madu (pexels.com/Adonyi Gábor)

Madu mungkin menjadi bahan makanan yang tidak terduga mengandung mikroplastik karena sebagian besar disimpan dalam toples kaca.

Serat mikroplastik bisa ditelusuri kembali ke lebah dan polusi. Sebuah penelitian melihat dampak dari mikroplastik yang tertelan atau dibawa oleh lebah madu. Studi menemukan mikroplastik tersebut bisa masuk ke dalam sarang yang kemudian menyebar ke madu.

Untuk menghindarinya, kamu bisa membeli madu dari peternak lebah lokal yang sering menggunakan metode pemanenan yang lebih alami dan berkelanjutan. Ini bisa mengurangi risiko kontaminasi mikroplastik.

7. Buah dan sayuran

Meski dikenal sebagai bagian penting dari pola makan sehat, tetapi buah dan sayuran juga bisa mengandung mikroplastik.

Sebuah studi menemukan bahwa apel merupakan buah dengan tingkat kontaminasi tertinggi, sementara wortel menjadi sayuran yang paling banyak mengandung partikel plastik.

Mikroplastik ini bisa masuk ke dalam tanaman melalui sistem perakaran yang menyerap partikel dari tanah yang terkontaminasi. 

Selain itu, banyak buah dan sayuran yang dijual di supermarket dikemas dalam plastik untuk menjaga kesegarannya.

Untuk mengurangi risiko, cuci buah dan sayuran dengan bersih, kupas kulitnya jika memungkinkan, dan pilihlah produk lokal atau organik yang lebih minim paparan plastik.

8. Protein

Sebuah studi terbaru dari para peneliti dari Ocean Conservancy menemukan bahwa 88 persen protein nabati dan hewani mengandung sejumlah mikroplastik.

Namun, protein olahan, seperti alternatif berbasis tanaman, stik ikan atau nuget ayam, mengandung paling banyak mikroplastik. Ini menunjukkan bahwa kontaminasi mikroplastik sebagian berasal dari pemrosesan makanan.

Studi tersebut menemukan bahwa udang yang dilapisi tepung roti memiliki rata-rata 300 potongan mikroplastik per porsi. Nuget berbasis tanaman memiliki 100 potongan per porsi.

Pemrosesan makanan bukanlah satu-satunya cara mikroplastik bisa masuk ke sumber protein ini. Mikroplastik juga terdapat dalam pakan ternak dan di lingkungan tempat hewan dibesarkan.

Perlu dicatat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui kadar pasti mikroplastik pada protein dan dampaknya terhadap kesehatan. Tubuh manusia membutuhkan protein untuk berfungsi, jadi mendapatkan cukup protein sangat penting. 

9. Bir

ilustrasi bir (pexels.com/Nicolas Postiglioni)
ilustrasi bir (pexels.com/Nicolas Postiglioni)

Bir juga menjadi salah satu minuman yang berisiko mengandung mikroplastik. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Public Library of Science pada April 2018 menemukan bahwa 12 merek bir di Amerika Serikat mengandung partikel plastik dalam cairannya.

Bir-bir ini menggunakan air dari sistem Laurentian Great Lakes yang kemungkinan telah terkontaminasi mikroplastik.

Rata-rata, setiap liter bir mengandung empat partikel plastik, sementara merek dengan tingkat kontaminasi tertinggi memiliki hingga 14 partikel per liter. Sebagian besar partikel ini berbentuk serat plastik dengan ukuran antara 0,1 hingga 5 mm.

Meskipun jumlahnya tidak sebanyak pada air kemasan, tetapi temuan ini menunjukkan bahwa bahkan minuman fermentasi pun tidak terlepas dari ancaman mikroplastik di lingkungan.

Mikroplastik kini menjadi ancaman tersembunyi dalam berbagai jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Dari seafood hingga air kemasan, partikel plastik kecil ini bisa masuk ke dalam tubuh tanpa disadari. Dengan lebih sadar akan sumber-sumber kontaminasi plastik, kamu bisa membuat pilihan yang lebih bijak demi menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Referensi

Cox, Kieran D., Garth A. Covernton, Hailey L. Davies, John F. Dower, Francis Juanes, and Sarah E. Dudas. “Human Consumption of Microplastics.” Environmental Science & Technology 53, no. 12 (June 5, 2019). 
Milne, Madeleine H., Hannah De Frond, Chelsea M. Rochman, et al. “Exposure of U.S. Adults to Microplastics from Commonly-Consumed Proteins.” Environmental Pollution 343 (December 28, 2023).
"Commercial tea bags release millions of microplastics when in use". Diakses pada Februari 2025. Universitat Autònoma de Barcelona.
Conti, Gea Oliveri, Margherita Ferrante, Mohamed Banni, et al. “Micro- and Nano-Plastics in Edible Fruit and Vegetables. The First Diet Risks Assessment for the General Population.” Environmental Research 187 (May 20, 2020). 
Alma, Andrea Marina, Grecia Stefanía De Groot, and Micaela Buteler. “Microplastics Incorporated by Honeybees from Food Are Transferred to Honey, Wax and Larvae.” Environmental Pollution 320 (January 12, 2023).
Qian, Naixin, Xin Gao, Xiaoqi Lang, Huiping Deng, et al. “Rapid Single-Particle Chemical Imaging of Nanoplastics by SRS Microscopy.” Proceedings of the National Academy of Sciences 121, no. 3 (January 8, 2024).
Kim, Ji-Su, Hee-Jee Lee, Seung-Kyu Kim, and Hyun-Jung Kim. “Global Pattern of Microplastics (MPS) in Commercial Food-Grade Salts: Sea Salt as an Indicator of Seawater MP Pollution.” Environmental Science & Technology 52, no. 21 (October 4, 2018).
Dessì, Claudia, Elvis D. Okoffo, Jake W. O’Brien, et al. “Plastics Contamination of Store-Bought Rice.” Journal of Hazardous Materials 416 (April 3, 2021). 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us