Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
gambar tiga anak kecil (unsplash.com/Nathan Dumlao)
gambar tiga anak kecil (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Baru-baru ini, kita digemparkan oleh kasus cacingan yang menimpa seorang anak. Bukan kasus cacingan biasa, melainkan kasus parah yang menyebabkan hilangnya nyawa. Infeksi cacing pada anak sebetulnya merupakan kasus yang umum. Biasanya merupakan kasus ringan dan disebabkan oleh cacing kremi atau pinworm.

Namun hanya karena infeksi cacing termasuk kasus yang umum, bukan berarti kita bisa menyepelekannya. Layaknya makhluk hidup, jika gak segera diatasi, cacing akan berkembang biak jadi banyak. Menyebabkan infeksi parah, dan munculnya masalah kesehatan yang lebih serius. Penyebab infeksi cacing atau cacingan pada anak sendiri bisa disebabkan oleh berbagai hal. Apa aja penyebabnya? Yuk, cari tahu supaya kita bisa lebih waspada!

1. Jenis-jenis infeksi cacing yang terjadi pada anak-anak

gambar usus manusia (unsplash.com/Aakash Dhage)

Cacingan adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit, dalam hal ini adalah cacing yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh. Sebetulnya infeksi cacing atau cacingan bisa menyerang siapa aja. Namun dibandingkan orang dewasa, anak-anak cenderung lebih berisiko terkena cacingan. Pada anak-anak, infeksi cacing yang paling sering terjadi disebabkan oleh cacing kremi atau pinworm. Dilansir Raising Children, cacing kremi berwarna putih, berukuran tipis dengan panjang antara 8-13 milimeter.

Setelah menginfeksi, cacing kremi hidup di usus bagian bawah, dan pindah ke anus pada malam hari untuk bertelur. Gak tanggung-tanggung, satu ekor cacing kremi betina bisa bertelur hingga 16.000 butir. Gak hanya bertelur dalam jumlah super banyak, cacing betina yang bertelur juga menyebabkan rasa gatal di sekitar anus dan pantat. Dalam kasus yang parah, cacing kremi dapat keluar bersama feses saat buang air besar.

Berbeda dengan cacing kremi, cacing gelang yang masuk ke tubuh biasanya hidup di usus halus. Mereka bisa hidup selama 2 tahun lebih di dalam tubuh manusia, dan tumbuh sepanjang 30 sentimeter. Lebih parah dari cacing kremi, cacing tambang betina dewasa bisa bertelur hingga lebih dari 200.000 butir per harinya. Dalam kasus yang parah, cacing gelang dapat menyebabkan sejumlah komplikasi seperti penyumbatan usus, abses hati, hingga menyebar ke saluran empedu. Jenis cacing lain yang gak kalah berbahaya adalah cacing tambang, cacing cambuk. Sementara cacing tambang hidup di lapisan usus dan menghisap darah manusia, cacing cambuk lebih suka hidup dan berkembang biak di usus besar.

2. Penyebab cacingan pada anak-anak

gambar dua anak bermain di padang rumput (unsplash.com/muhamad kamaran)

Cacing dewasa memang menggelikan. Namun yang perlu kamu waspadai justru bukan cacingnya, melainkan telurnya. Pasalnya mayoritas kasus infeksi cacing justru disebabkan oleh telur cacing. Dilansir Vinmec, berbeda dengan hewan lain yang punya telur berukuran besar, telur cacing sangat kecil. Telur cacing biasanya menyebar melalui kontak dengan tanah. Pada anak-anak, tanah yang sudah terkontaminasi dengan telur cacing bisa aja menempel di bawah kuku, lalu masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang disentuh.

Di dalam tubuh, cacing akan masuk ke usus dan menetas sebagai larva, lalu berkembang biak menjadi cacing dewasa. Selain kontak langsung dengan tanah, telur cacing juga bisa menyebar melalui benda-benda yang sering kita sentuh. Mulai dari gelas dan peralatan makan, pakaian, handuk, permukaan dapur, meja makan, hingga mainan anak. Terakhir, telur cacing atau larva juga bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan seperti olahan daging sapi atau babi yang belum matang sempurna.

3. Gejala cacingan pada anak-anak 

gambar seorang anak yang sedang marah (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Cacingan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa gak selalu menunjukkan gejala, tetapi gejalanya cenderung lebih jelas pada anak-anak kecil. Umumnya gejala cacingan meliputi kesulitan tidur, mengompol, mudah tersinggung, mengalami gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, hingga terlihat gak nyaman saat melakukan aktivitas harian. Dalam kasus cacingan yang parah, anak juga akan mengalami tanda-tanda kekurangan darah (anemia), cacing keluar dari hidung dan mulut, muntah, hingga perut yang terasa kembung, nyeri, dan keras.

Dilansir The Royal Children’s Hospital Melbourne, anak-anak yang terinfeksi cacing kremi juga biasanya mengalami rasa gatal di sekitar anus pada malam hari. Kulit anus akan terlihat merah dan sakit karena terlalu sering digaruk. Pada anak perempuan, cacing kremi bisa menyebar hingga ke vagina sehingga menyebabkan keputihan, rasa gatal, dan kemerahan di area vagina. Cacing kremi juga biasanya akan terlihat pada feses saat buang air besar.

4. Cara Mengatasi dan mencegah cacingan

gambar dokter dan seorang anak (unsplash.com/Ortopediatri Çocuk Ortopedi Akademisi)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kasus cacingan umumnya merupakan kasus ringan dan bisa diobati dengan obat cacing seperti Combantrin. Namun jika setelah diberi obat, kondisi anak gak kunjung membaik, membawanya ke klinik atau rumah sakit terdekat adalah pilihan yang tepat. Terutama jika anak mengalami sakit perut, mual, muntah, atau demam. Mengingat infeksi cacing gak memandang usia, orang dewasa atau anggota keluarga juga sebaiknya meminum obat cacing sebagai bentuk pencegahan.

Dilansir The Royal Children’s Hospital Melbourne, gak hanya minum obat cacing, orang tua juga perlu melakukan langkah pencegahan supaya infeksi cacing gak terjadi lagi. Mulai dari mencuci handuk, sarung bantal, seprai, mainan, dan barang-barang yang sering disentuh dengan menggunakan air panas. Memastikan kuku anak selalu pendek, dan mencuci tangan setelah beraktivitas.

Jauhkan anak dari kebiasaan menggigiti kuku atau menghisap jempol, hingga membersihkan seluruh bagian rumah sesering mungkin untuk menghilangkan telur cacing. Ketika memasak, pastikan semua bahan dalam keadaan bersih dan dimasak hingga matang. Terakhir, cegah anak bermain tanpa alas kaki atau memungut makanan yang sudah jatuh. Meski terlihat bersih, selalu ada kemungkinan makanan yang jatuh sudah terkontaminasi telur cacing atau bakteri lain yang gak kalah berbahaya.

Cacingan memang bisa diobati. Namun akan jauh lebih baik lagi jika kita bisa mencegah infeksi cacing dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah. Oh ya, jangan lupa untuk minum obat cacing secara teratur setiap 6 bukan sekali atau sesuai dengan anjuran dokter supaya kamu terhindar dari infeksi parasit ini.

Referensi

"Worms". The Royal Children's Hospital Melbourne. Diakses September 2025.

"Worm infections in children". Vinmec. Diakses September 2025.

"Roundworm Infection in Children". Stanford Medicine. Diakses September 2025.

"Worms". Raisingchildren. Diakses September 2025.

"Pinworm infection". Mayo Clinic. Diakses September 2025.

"Parasitic Infections in Children". CDC. Diakses September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team