Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang lansia pria sedang merenung (unsplash.com/Andrew Rivera)
Ilustrasi seorang lansia pria sedang merenung (unsplash.com/Andrew Rivera)

Tak bisa disangkal, lansia seringkali mengalami berbagai peristiwa pelik dalam hidup mereka yang meninggalkan dampak emosional berupa trauma. Sebuah penelitian dari Beals pada tahun 2013 yang diterbitkan dalam Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology menjelaskan mayoritas individu Indian Amerika yang berusia 55 tahun atau lebih muda, telah mengalami setidaknya satu peristiwa traumatis dalam hidup mereka. Meskipun pada dasarnya manusia memiliki ketahanan terhadap tekanan dan perubahan, sayangnya kondisi trauma yang dialami para lansia tidak serta merta dibiarkan terlalu lama. Sebab, kondisi fisik dan mental yang semakin lemah pada usia lanjut membuat mereka lebih rentan terhadap terpaan dampak-dampak traumatis.

Penelitian yang beragam menunjukkan adanya korelasi antara dukungan sosial dan tingkat stres traumatis pada lansia. Penelitian Mazzella et al. pada tahun 2010 menyatakan bahwa kurangnya dukungan sosial dapat meningkatkan risiko kematian di kalangan lansia. Temuan serupa juga diungkapkan oleh Holt-Lunstad, Smith TB, & Layton JB pada tahun 2010 dan Basset dkk. (2014), yang menyoroti bahwa kurangnya support system juga berdampak pada risiko kesehatan fisik pada lansia. Agar dapat mencapai rasa bahagia dan sejahtera di hari tua, lansia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak di sekitarnya demi keselamatan mentalnya. Maka dari itu, berikut adalah lima cara ampuh sembuhkan trauma bagi lansia. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Ajak lansia untuk mengutarakan isi hatinya

Ilustrasi lansia bercengkerama dengan anak semata wayangnya (unsplash.com/Nathan Anderson)

Dalam mengatasi rasa trauma yang membayangi isi pikirannya, kamu perlu ajak lansia untuk mengutarakan isi hatinya. Memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara tentang pengalamannya adalah langkah penting dalam proses penyembuhan. Dengarkan dengan penuh perhatian, tanpa ada rasa menghakimi, dan dorong mereka untuk menyampaikan perasaan yang mungkin telah lama terpendam.

Sesekali, mengajak lansia untuk merenung dan merencanakan tindakan positif ke depan juga dapat membantu mengalihkan fokus mereka dari trauma menuju harapan dan perencanaan masa depan. Melalui ekspresi verbal, lansia dapat merasa lebih terhubung dengan perasaan mereka sendiri dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak trauma yang dialami. Proses ini juga memungkinkan mereka untuk melepaskan emosi yang tertahan, membantu mengurangi beban psikologis yang mungkin telah mereka pikul selama bertahun-tahun.

2. Berikan bacaan yang menenangkan untuk mengalihkan pikiran lansia akan trauma

Ilustrasi lansia mengisi waktu luangnya dengan membaca (unsplash.com/Jilbert Ebrahimi)

Untuk mengalihkan rasa trauma yang ada pada diri lansia, kamu juga bisa memberikan buku-buku bacaan yang menenangkan. Mengutip Books That Make You, ada tiga genre buku yang cocok untuk dibaca para lansia yaitu historical fiction, romance, dan misteri. Genre misteri sering kali menawarkan alur cerita menantang dan memikat. Membaca buku-buku misteri dapat menjadi cara yang efektif untuk mengalihkan perhatian lansia, sekaligus membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Memecahkan teka-teki dalam cerita-cerita misteri dapat memberikan mereka tantangan pikiran positif.

Buku-buku romance sering kali menghadirkan kisah-kisah cinta yang hangat dan menyentuh hati. Cerita-cerita romantis dapat menjadi pelarian yang menyenangkan, membantu lansia mengalihkan pikiran dari trauma mereka ke dalam kisah cinta yang optimis dan penuh harapan. Sentuhan romantis dapat memberikan penghiburan dan menghidupkan kembali perasaan positif. Sedangkan, buku-buku dengan latar belakang sejarah dapat membawa pembaca ke masa lalu yang menarik. Tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memperkenalkan fakta sejarah dalam format naratif yang menyenangkan. Lansia dapat merasa terhubung dengan kisah-kisah yang mengangkat semangat dan melibatkan mereka secara emosional.

3. Buat kegiatan yang menyenangkan lansia

Ilustrasi kerjasama anak dan lansia untuk berkebun (unsplash.com/CDC)

Pemulihan trauma bisa dilakukan dengan kegiatan menyenangkan dan positif bagi para lansia. Melansir Blue Moon Senior Counselling, ada beberapa kegiatan positif yang bisa dijadikan sarana pelepas trauma sekaligus meluapkan ekspresi secara emosional seperti menggambar, menulis jurnal atau menciptakan cerita pendek, berkebun, mendengarkan musik-musik favorit, membaca buku-buku dengan cerita yang inspiratif atau hiburan ringan, dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk terapi, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Hal ini karena para lansia dapat menemukan kepuasan dan kebahagiaan dalam pencapaian kecil yang dihasilkan dari kegiatan positif tersebut.

4. Ajak lansia mengenali lingkungan sekitar

Ilustrasi lansia diajak untuk mengenali lingkungan sekitar (unsplash.com/Dominik Lange)

Di samping trauma yang mendera dirinya, rasa jenuh karena tidak ada kesibukan atau aktivitas apapun di rumah juga terkadang jadi penyebabnya. Kamu juga bisa mengajak lansia untuk mengenali lingkungan yang ada di sekitarnya. Ajak lansia untuk berinteraksi dan menciptakan koneksi dengan tetangga atau komunitas setempat. 

Sebuah riset dari Hindawi pada tahun 2018 menemukan bahwa memiliki rasa sejahtera dan menjaga kesehatan mental merupakan faktor penting dalam penuaan yang sehat. Maka dari itu, melibatkan mereka dalam kegiatan sosial, seperti pertemuan kelompok, acara lingkungan, atau kegiatan amal, dapat memberikan para lansia ruang untuk memanfaatkan kesempatan demi membangun hubungan sosial yang bermanfaat.

5. Beri pendampingan dan perhatian secara intensif

Ilustrasi lansia sedang tersenyum karena adanya rasa aman pada orang di sekitarnya (unsplash.com/Ainara Oto)

Lansia yang merasa didukung oleh keluarga dan komunitasnya memiliki peluang lebih besar untuk pulih dari trauma. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian Tehee pada tahun 2019 yang diterbitkan dalam PubMed Central menyatakan bahwa peranan dukungan sosial yang tinggi dapat menurunkan prevalensi stres traumatis para lansia. Melalui pendekatan komunikasi secara terbuka dan memunculkan rasa pengertian dari orang-orang terdekat dapat membantu lansia merasa diterima dan dicintai. Aktivitas kelompok atau kegiatan sosial juga dapat memberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan merasa terhubung dengan orang lain. Maka dari itu, memberikan pendampingan dan perlunya perhatian secara intensif sangat penting bagi kesejahteraan hidup lansia.

Pendampingan yang dilakukan dengan penuh kepedulian dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi lansia. Menghabiskan waktu bersama mereka, mendengarkan cerita mereka, dan memberikan dukungan emosional dapat menjadi langkah-langkah yang signifikan menuju proses penyembuhan dan berdamai dengan rasa traumanya. Selain itu, memahami kebutuhan individu dan memberikan bantuan praktis saat diperlukan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup lansia.

Menghilangkan rasa trauma pada lansia memang butuh proses dan waktu yang tidak instan. Tentunya cara ampuh sembuhkan trauma bagi lansia pada penjelasan di atas harus dilakukan secara perlahan dan konsisten. Lebih lanjut, meredanya trauma yang membekas dalam ingatan mereka juga menjadi pemantik kebahagiaan lansia di masa depan. Hal ini tentu menjadikan para wreda jadi lebih ikhlas dan peka untuk menyikapi situasi yang sedang dialaminya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team