ilustrasi waktu minum obat (freepik.com/freepik)
Individu yang perlu terus mengonsumsi obat harus menyesuaikan jadwal pengobatan agar bisa meminumnya antara waktu buka puasa dan makan sahur.
Untuk obat yang diminum beberapa kali dalam sehari, strategi yang direkomendasikan termasuk memilih formulasi jangka panjang (misalnya, obat lepas lambat/sustained release) atau mengubah rejimen dosis menjadi satu atau dua kali sehari (American Family Physician, 2015).
Regimen yang disarankan tersedia untuk kondisi kronis tertentu, termasuk penyakit Parkinson, penyakit tiroid, dan penyakit jantung, meskipun diperlukan lebih banyak informasi (Canadian Pharmacists Journal, 2017).
Untuk kondisi jangka pendek yang memerlukan pengobatan, seperti antibiotik untuk infeksi atau obat antiinflamasi nonsteroid untuk nyeri, obat dengan dosis sekali sehari diutamakan.
Bentuk sediaan non oral seperti suntikan, inhalasi, supositoria, dan obat tetes mata/telinga biasanya diperbolehkan selama puasa, meskipun ada beberapa variasi pertimbangan.
Untuk kondisi tertentu seperti migrain, sebisa mungkin hindari pemicunya, seperti tidak melewatkan makan sahur, tetap terhidrasi dengan baik pada malam hari, dan menghindari panas jika memungkinkan.
Bagi individu dengan hipertensi, dokter juga harus mengingatkan pasiennya untuk mencegah dehidrasi, memantau tekanan darah secara teratur, dan memperhatikan tanda-tanda hipotensi seperti pusing dan sakit kepala ringan.
Diabetes adalah salah satu kondisi yang paling menantang untuk ditangani selama bulan Ramadan, dan pasien diabetes memerlukan pemantauan ketat.
Sebuah tinjauan sistematis menemukan bahwa puasa mungkin dilakukan pada pasien diabetes, bahkan jika mereka bergantung pada insulin. Namun, puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia dan ketoasidosis diabetikum.
Selain itu, individu yang menyesuaikan pengobatannya lebih mungkin mengalami hipoglikemia parah selama bulan puasa.
Edukasi individual selama bulan Ramadan dapat membantu orang dengan diabetes tipe 2 menurunkan berat badan, meningkatkan kontrol glikemik, dan mencegah hipoglikemia berat.