ilustrasi injeksi, vaksin, suntikan (unsplash.com/Ed Us)
RSV dapat menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari mereka yang terinfeksi. Gejala umum termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi dan demam ringan.
Hngga saat ini belum tersedia pengobatan khusus untuk mengatasi RSV pada orang dewasa, yang meningkatkan kesulitan dalam penanganannya, sehingga tindakan preventif termasuk vaksinasi menjadi hal penting.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh individu untuk mencegah penyebaran, seperti tertib pakai masker dan menerapkan kebersihan pribadi dengan menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, mendapatkan vaksinasi RSV juga disarankan untuk kelompok berisiko, termasuk lansia yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi berat.
Prof. dr. Tjandra Yoga SpP(K), MARS, DT&H, DTCE FISR, Ketua Majelis Kehormatan PDPI mengatakan bahwa RSV ditemukan sebagai salah satu infeksi saluran pernapasan selama haji tahunan. Untuk mencegahnya, kini ada rekomendasi vaksin RSV.
"Di Arab Saudi vaksin ini menjadi program imunisasi nasional untuk penduduk berusia 60 tahun ke atas. Di Indonesia, PDPI telah mengeluarkan panduan penatalaksanaan penyakit paru dan pernapasan bagi petugas kesehatan haji dan umrah. Sedangkan untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, dapat menularkan virus sampai dengan 4 minggu," kata Prof. Tjandra.
Vaksinasi ini memberikan perlindungan bagi para jemaah, misal selama dalam pesawat, jemaah menjadi rentan tertular karena berada di dalam ruangan terutup lebih dari 8 jam. Infeksi RSV dapat menular dan menyebar dengan mudah, yang mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya, dan sebagian besar dapat menularkan dalam jangka waktu tiga sampai delapan hari.