Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbicara di depan publik (unsplash.com/Product School)
ilustrasi berbicara di depan publik (unsplash.com/Product School)

Intinya sih...

  • Cluttering mengacu pada gangguan kelancaran bicara ketika seseorang berbicara terlalu cepat atau tidak teratur sehingga sulit dipahami. Ini berbeda dengan gagap.
  • Gejala cluttering mencakup kecepatan bicara yang tidak teratur, kesalahan pengucapan, dan struktur kalimat berantakan.
  • Cluttering bisa berdampak pada interaksi sosial dan akademis, tetapi terapi wicara dapat membantu mengelola gejala.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cluttering speech disorder (CSD) merupakan salah satu gangguan bicara yang sering kali tidak dikenali. Berbeda dengan gagap (stuttering) yang lebih umum dikenal, cluttering mengacu pada gangguan kelancaran bicara ketika seseorang berbicara terlalu cepat atau tidak teratur sehingga sulit dipahami.

Karena gejalanya yang sering kali samar dan tidak konsisten, gangguan ini sering terlewatkan dalam diagnosis awal. Orang yang mengalami cluttering speech disorder bisa memiliki masalah dalam pekerjaan atau akademis. 

1. Apa itu cluttering speech disorder?

ilustrasi gangguan bicara (unsplash.com/Headway)

Cluttering speech disorder adalah kondisi gangguan komunikasi ketika aliran bicara menjadi tidak lancar. Orang yang mengalami cluttering sering berbicara terlalu cepat, melewatkan kata atau suku kata, dan menampilkan pola bicara yang tidak teratur.

Kondisi ini membuat pendengarnya kesulitan memahami apa yang dikatakan. Tidak seperti gagap yang sering ditandai dengan pengulangan atau pemanjangan suara, cluttering lebih terkait dengan ritme bicara yang cepat dan kurangnya organisasi dalam penyampaian kalimat.

2. Gejala utama cluttering

Gejala cluttering bisa sangat bervariasi pada setiap individu, tetapi beberapa gejala umumnya meliputi:

  • Kecepatan bicara yang tidak teratur: Orang dengan cluttering cenderung berbicara terlalu cepat, sehingga kalimat yang disampaikan tidak jelas.
  • Kesalahan pengucapan: Mereka sering kali menghilangkan suku kata atau menyatukan kata-kata yang seharusnya terpisah.
  • Struktur kalimat yang berantakan: Pengucapan kalimat sering kali tidak lengkap, dan susunan kalimatnya sulit dipahami.
  • Kurang sadar terhadap masalah bicara: Banyak pengidap cluttering tidak menyadari bahwa mereka sulit dimengerti oleh orang lain.
  • Gangguan nonverbal: Beberapa orang juga menunjukkan kesulitan dalam mengorganisasi ide atau gagasan, yang kemudian tercermin dalam pola bicara yang kacau.

3. Penyebab

ilustrasi saraf otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Hingga kini, penyebab pasti dari cluttering belum sepenuhnya dipahami. Namun, cluttering sering kali dikaitkan dengan faktor neurologis atau genetik. Beberapa peneliti meyakini bahwa cluttering mungkin disebabkan oleh masalah dalam pengolahan informasi di otak.

Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam merencanakan dan mengatur bicara. Dalam beberapa kasus, cluttering juga muncul bersamaan dengan gangguan bicara lain, seperti gagap atau ADHD.

4. Perbedaan cluttering dan gagap

Meskipun cluttering sering disamakan dengan gagap, tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda. Alasan kesalahan diagnosis ini terletak pada kesamaan antara gejala gagap dan cluttering, seperti:

  • Pola bicara cepat atau tidak teratur.
  • Ketidakfasihan yang berlebihan.
  • Kesulitan mengatur pikiran.
  • Kurangnya kesadaran akan kesalahan bicara.

Pada gagap, seseorang cenderung mengulang atau memperpanjang suara tertentu, dan biasanya menyadari adanya kesulitan berbicara. Sebaliknya, pada cluttering, masalah utamanya terletak pada kecepatan bicara yang berlebihan dan susunan kalimat yang kacau. Orang dengan cluttering sering kali tidak sadar bahwa bicaranya sulit dipahami.

5. Dampak cluttering dalam kehidupan sehari-hari

ilustrasi merasa stres (pexels.com/Liza Summer)

Cluttering dapat berdampak signifikan pada interaksi sosial dan akademis. Anak-anak atau orang dewasa dengan cluttering mungkin kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau kolega.

Hal ini bisa memengaruhi rasa percaya diri dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan sosial. Selain itu, kesulitan dalam menyampaikan ide dengan jelas juga bisa mengganggu kinerja di tempat kerja atau sekolah.

6. Penanganan

Meskipun cluttering tidak memiliki obat yang dapat menyembuhkan sepenuhnya, tetapi terapi wicara bisa sangat membantu dalam mengelola gejala. Seorang terapis wicara akan merekomendasikan beberapa strategi, contohnya:

  • Mengurangi kecepatan bicara.
  • Pemantauan diri sendiri. 
  • Teknik kelancaran bicara.
  • Melatih artikulasi.
  • Latihan pernapasan diafragma. 
  • Perencanaan motorik bicara.

Menangani aspek-aspek ini dalam terapi bicara bisa membantu individu dengan gangguan bicara meningkatkan kejelasan bicara. Strategi ini juga bisa mengurangi kecenderungan mereka untuk berbicara cepat atau tidak teratur.

Cluttering speech disorder adalah gangguan yang mungkin jarang terdengar, tetapi dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari tidak boleh dianggap remeh. Dengan diagnosis yang tepat dan terapi yang sesuai, cluttering bisa diatasi dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Referensi

Scott, Kathleen Scaler. “Cluttering Symptoms in School-Age Children by Communicative Context: A Preliminary Investigation.” International Journal of Speech-Language Pathology 22, no. 2 (July 8, 2019): 174–83.
Stuttering Foundation of America. Diakses pada September 2024. Cluttering.
Stuttering Foundation of America. Diakses pada September 2024. Fluency Disorder. 

Editorial Team