ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Dilansir Penn Medicine, tujuan pengobatan cor pulmonale adalah untuk mengontrol gejala. Penting untuk menangani masalah medis yang menyebabkan hipertensi pulmonal, karena dapat menyebabkan cor pulmonale.
Banyak pilihan pengobatan yang tersedia. Secara umum, penyebab cor pulmonale individu akan menentukan pengobatan yang diterima.
Obat yang diresepkan bisa berupa obat oral, obat intravena, atau obat hirup. Pasien akan dimonitor secara ketat selama perawatan untuk melihat efek samping dan melihat seberapa baik obat tersebut bekerja. Jangan pernah berhenti minum obat tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.
Perawatan lainnya mungkin termasuk:
- Pengencer darah untuk mengurangi risiko penggumpalan darah.
- Obat-obatan untuk mengatasi gejala gagal jantung.
- Terapi oksigen di rumah (seperti pada kebanyakan kasus cor pulmonale, oksigen rendah).
- Transplantasi paru-paru atau jantung-paru jika obat tidak bekerja.
Tips penting untuk diikuti:
- Hindari aktivitas berat dan angkat berat.
- Hindari bepergian ke dataran tinggi.
- Dapatkan vaksin flu tahunan serta vaksin lainnya, seperti vaksin pneumonia dan COVID-19.
- Jika merokok, segera berhenti.
- Batasi asupan garam. Dokter juga mungkin menyarankan untuk membatasi asupan cairan.
- Gunakan oksigen jika diresepken dokter.
- Pasien perempuan tidak disarankan untuk hamil.
Cor pulmonale adalah kondisi jantung serius yang berkembang sebagai komplikasi penyakit paru lanjut. Karena tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya, pencegahan adalah kuncinya.
Strategi pencegahan termasuk menghindari merokok dan polusi udara serta pengelolaan penyakit paru-paru secara hati-hati.
Kalau kamu memiliki kondisi paru-paru, lakukan tindakan pencegahan ekstra untuk menghindari infeksi pernapasan menular dan perhatikan baik-baik tanda dan gejala yang memburuk.
Tanpa pengobatan, cor pulmonale dapat menyebabkan sesak napas yang mengancam jiwa, penumpukan cairan yang parah di tubuh, syok, dan kematian.