Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi makanan sisa.
ilustrasi makanan sisa (unsplash.com/Inna Safa)

Intinya sih...

  • Daging matang yang dibiarkan semalaman di suhu ruang berisiko tinggi terkontaminasi bakteri patogen, meski tampak dan terasa normal.

  • Suhu tropis Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan bakteri, membuat batas aman makanan menjadi lebih singkat.

  • Menyimpan daging matang sisa di kulkas segera setelah makan adalah langkah pencegahan paling efektif untuk menghindari keracunan makanan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bangun tidur kamu langsung lari ke dapur karena baru ingat lupa memasukkan sisa daging yang kamu masak semalam ke dalam kulkas. Saat kamu cek, warnanya masih bagus, tidak bau, dan rasanya pun tidak ada yang aneh. Kamu pun berujar, "Dimakan saja, sayang kalau dibuang."

Masalahnya, keamanan makanan tidak selalu bisa dinilai dari pancaindra. Daging yang sudah dimasak memang terlihat “aman”, tetapi bakteri berbahaya tidak selalu meninggalkan jejak berupa bau busuk atau perubahan rasa. Justru, di sinilah risikonya.

Bakteri penyebab penyakit bisa berkembang tanpa mengubah tampilan makanan. Artinya, daging yang tampak baik-baik saja bisa saja sudah menjadi media berkembangnya kuman penyebab keracunan makanan.

Zona bahaya di suhu ruang

Dalam ilmu keamanan pangan, dikenal dua jenis bakteri, yaitu bakteri pembusuk dan bakteri patogen.

Bakteri pembusuk membuat makanan berbau atau terasa aneh, tetapi umumnya tidak menyebabkan penyakit serius. Sebaliknya, bakteri patogen, seperti Salmonella, Listeria, dan Campylobacter, tidak mengubah rasa atau bau, tetapi dapat menyebabkan penyakit saluran cerna.

Masalahnya, bakteri patogen sangat menyukai suhu ruang. Rentang suhu antara 4–60 derajat Celcius sebagai zona bahaya, di mana bakteri bisa berkembang sangat cepat. Pada suhu ini, jumlah bakteri bahkan bisa berlipat ganda setiap 20 menit.

Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, suhu ruangan sering kali berada di atas kisaran tersebut, apalagi di dapur tanpa pendingin udara. Itu sebabnya, daging matang yang dibiarkan lebih dari dua jam pada suhu ruang sebaiknya tidak lagi dimakan. Jika suhu lingkungan sangat panas, ambang amannya bahkan bisa kurang dari satu jam.

Inilah alasan mengapa “terlihat aman” bukan jaminan. Menyimpan daging matang di kulkas dengan suhu di bawah 4 derajat Celcius adalah satu-satunya cara aman jika daging tidak langsung dikonsumsi.

Saat keracunan makanan terjadi

ilustrasi keracunan makanan (IDN Times/Novaya Siantita)

Mengonsumsi daging yang terkontaminasi bakteri patogen dapat menyebabkan keracunan makanan. Gejalanya bisa muncul dalam hitungan jam hingga beberapa hari, tergantung jenis bakteri dan kondisi tubuh masing-masing orang. Keluhan yang paling umum meliputi diare, nyeri perut, kram, mual, muntah, dan demam.

Sebagian besar kasus memang akan membaik dengan sendirinya, tetapi ada kondisi yang tidak boleh diabaikan. Diare berdarah, demam tinggi, diare yang berlangsung beberapa hari, atau tanda dehidrasi seperti mulut kering dan jarang buang air kecil adalah sinyal untuk segera mencari pertolongan medis.

Untuk meredakan gejala ringan, fokus utama adalah mengganti cairan yang hilang. Air putih, kuah bening, atau minuman elektrolit bisa membantu. Obat diare yang dijual bebas dapat digunakan dalam kondisi tertentu, tetapi bila penyebabnya belum jelas atau gejala berat, konsultasi ke dokter tetap menjadi langkah paling aman.

Makanan sisa memang sayang dibuatng. Namun, perlu diingat bahwa membuang daging atau makanan lainnya yang berisiko bisa mencegah masalah kesehatan yang lebih serius, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Referensi

"Refrigeration & Food Safety." USDA. Diakses Desember 2025.

"Food Safety Basics." CDC. Diakses Desember 2025.

"Safe Minimum Internal Temperature Chart." USDA. Diakses Desember 2025.

"Foodborne Pathogens." FDA. Diakses Desember 2025.

"Food Poisoning Symptoms." CDC. Diakses Desember 2025.

"Treatment for Food Poisoning." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Desember 2025.

Editorial Team