Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Dawn Phenomenon pada Pasien Diabetes

ilustrasi kadar gula darah tinggi (freepik.com/xb100)

Orang dengan diabetes tipe 1 dan 2 rentan mengalami kondisi yang berhubungan dengan kadar gula darah yang tidak stabil. Salah satunya yaitu dawn phenomenon atau fenomena fajar, yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi pada pagi hari.

Kondisi ini perlu diwaspadai karena kadar gula darah yang tinggi dapat berisiko menimbulkan komplikasi pada pasien diabetes. Berikut beberapa hal terkait dawn phenomenon yang penting untuk diketahui.

1. Apa itu dawn phenomenon?

ilustrasi kadar gula darah tinggi (freepik.com/xb100)

Dawn phenomenon merupakan kondisi meningkatnya kadar gula darah atau hiperglikemia yang terjadi pada pagi hari. Ini biasanya terjadi antara jam 3 dan 8 pagi. Fenomena ini umum terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2.

Kondisi ini biasanya tidak terlihat pada orang tanpa diabetes karena pankreas melepaskan hormon insulin dalam jumlah yang cukup untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Pada pasien diabetes, dawn phenomenon berpotensi meningkatkan kadar gula darah ke tingkat berbahaya sehingga perlu ditangani.

2. Penyebab

ilustrasi alat tes kadar gula darah (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dilansir Healthline, dawn phenomenon terjadi karena pelepasan hormon dalam tubuh, seperti hormon pertumbuhan, kortisol dan glukagon. Saat kadar hormon ini meningkat, hati dirangsang untuk melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Proses ini memberikan dorongan energi untuk tubuh dan mempersiapkan kamu bangun pada pagi hari.

Pada tubuh orang yang sehat, sel-sel di pankreas akan melepaskan hormon insulin untuk membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah. Namun, berbeda halnya dengan pasien diabetes yang tidak memproduksi cukup insulin atau saat sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik (resistansi insulin). Akibatnya, kadar gula darah tetap tinggi saat bangun pada pagi hari.

Peningkatan kadar gula darah pada pagi hari juga berisiko terjadi pada pasien diabetes yang menggunakan insulin sebagai bagian dari pengobatannya. Jika menyuntikkan insulin kerja panjang (long-acting insulin) lebih awal, kadar insulin dalam aliran darah mungkin tidak akan bertahan hingga pagi hari. Jika kamu menggunakan pompa insulin, kadar insulin yang diberikan pada malam hari mungkin terlalu rendah.

Selain itu, kualitas tidur mungkin berpengaruh terhadap munculnya dawn phenomenon. Penelitian dalam International Journal of Endocrinology tahun 2017 menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan dawn phenomenon pada pasien diabetes tipe 2. 

3. Gejala

ilustrasi haus (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gejala utama dawn phenomenon yaitu kadar gula darah yang tinggi pada pagi hari. Pasien diabetes dapat menggunakan glukometer atau melalui perangkat continuous glucose monitoring (CGM) saat bangun tidur.

Beberapa gejala yang dapat dialami termasuk:

  • Meningkatnya rasa haus dan lapar.
  • Mulut kering.
  • Sering buang air kecil.
  • Sakit kepala.
  • Penglihatan kabur.
  • Kelelahan.
  • Rasa tidak nyaman di perut.
  • Mual.

4. Perbedaan antara efek Somogyi dan dawn phenomenon

ilustrasi cek kadar gula darah (pexels.com/PhotoMIX Company)

Selain dawn phenomenon, efek Somogyi (Somogyi effect) juga diyakini menyebabkan tingginya kadar gula darah pada pagi hari. Dilansir American Diabetes Association, nama efek Somogyi berasal dari Michael Somogyi, PhD, orang yang pertama kali mendeskripsikannya pada tahun 1930-an. Efek Somogyi merupakan respons tubuh terhadap gula darah yang rendah (hipoglikemia) pada malam hari.

Sejumlah faktor pemicu kondisi ini, seperti pasien diabetes yang melewatkan makan malam atau menggunakan terlalu banyak insulin setelah makan malam. Kadar gula darah mungkin turun terlalu rendah dalam semalam. Tubuh akan membuat lebih banyak glukosa untuk mengimbanginya sehingga kadar gula darah tinggi pada pagi hari.

Untuk membedakannya, orang dengan diabetes disarankan untuk melakukan tes gula darah secara rutin pada waktu-waktu tertentu seperti:

  • Sebelum tidur.
  • Sekitar pukul 2 hingga 3 pagi.
  • Setelah bangun tidur pada pagi hari.

Hal tersebut perlu dilakukan selama beberapa malam dan pagi.

Jika kadar gula darah rendah antara pukul 2 hingga 3 pagi, kemungkinan besar seseorang mengalami efek Somogyi. Namun, jika kadar gula darah normal atau tinggi antara pukul 2 hingga 3 pagi, kemungkinan penyebabnya adalah dawn phenomenon.

5. Bagaimana cara mengatasinya?

ilustrasi menyuntikkan insulin (freepik.com/stefamerpi

Dalam mencegah atau mengurangi risiko gula darah tinggi pada pagi hari, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

  • Makan malam secara teratur dan makanlah lebih awal dengan porsi cukup.
  • Hindari konsumsi karbohidrat sebelum tidur.
  • Berolahraga pada malam hari dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Pilihlah olahraga yang lebih ringan, seperti jalan kaki atau yoga.

Selain itu, mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menggunakan insulin atau obat lainnya juga dapat membantu. Perlu diingat, selalu bicarakan dengan dokter sebelum melakukannya.

  • Menyuntikkan insulin atau mengonsumsi obat diabetes sebelum tidur.
  • Menyesuaikan dosis obat diabetes atau insulin.
  • Mengatur pompa insulin untuk memberikan lebih banyak insulin pada dini hari.

Jangan disepelekan, dawn phenomenon merupakan kondisi yang perlu ditangani. Apabila kamu mengalami kenaikan kadar gula darah pada pagi hari, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us