Tanda-tanda Dehidrasi pada Bayi yang Perlu Diwaspadai

- Dehidrasi pada bayi dapat berbahaya karena tubuhnya sangat rentan kehilangan cairan dengan cepat.
- Gejala dehidrasi pada bayi meliputi kepala cekung, mata cekung, kulit keriput, dan popok kering.
- Pengobatan dehidrasi pada bayi bergantung pada usia bayi, tingkat keparahan gejala, dan penyebab dehidrasi.
Dehidrasi adalah kondisi serius yang harus segera ditangani. Namun, dehidrasi bisa lebih serius jika terjadi pada bayi, karena bayi sangat rentan kehilangan cairan dengan cepat. Tubuh bayi yang masih kecil belum mampu menyimpan air sebanyak orang dewasa, sehingga tanda-tanda dehidrasi bisa muncul lebih cepat dan lebih berbahaya.
Mengenali gejala awal dehidrasi sangat penting untuk mencegah komplikasi kesehatan. Dalam artikel ini, akan dibahasi tanda-tanda dehidrasi pada bayi, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik.
1. Tanda dan gejala dehidrasi pada bayi
Tanda dan gejala dehidrasi dapat bervariasi tergantung pada seberapa banyak air yang hilang dari tubuh. Gejala-gejala ini mungkin juga berbeda pada bayi baru lahir atau yang lebih besar.
Tanda-tanda umum dehidrasi pada bayi baru lahir meliputi:
- Bagian atas kepala yang cekung.
- Tidur berlebihan.
- Mata cekung.
- Menangis dengan sedikit atau tanpa air mata.
- Rewel.
- Tangan dan kaki dingin atau berubah warna.
- Kulit keriput.
Tanda-tanda umum dehidrasi pada bayi yang lebih besar dan balita, meliputi:
- Tidak ingin bermain.
- Lelah atau rewel.
- Popok kering selama 6 jam atau lebih.
- Mata cekung.
- Menangis dengan sedikit atau tanpa air mata.
- Mulut kering.
- Buang air besar yang keras atau lebih sedikit.
- Tangan dingin.
- Pernapasan cepat.
- Detak jantung cepat.
2. Penyebab dehidrasi

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi:
- Diare: Diare pada bayi ditandai dengan sering buang air besar dan tinja lebih encer. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi.
- Muntah: Makin sering bayi muntah, makin tinggi kemungkinan mereka mengalami dehidrasi. Muntah tidak hanya menyebabkan kehilangan cairan, tetapi juga kehilangan garam, yang sangat penting untuk keseimbangan cairan tubuh yang tepat.
- Kepanasan dan keringat berlebih: Cairan yang keluar secara berlebihan melalui keringat dapat membuat bayi mengalami dehidrasi.
- Pasokan ASI rendah: Jika ibu tidak memproduksi cukup ASI, bayi mungkin tidak bisa mendapatkan semua nutrisi dan hidrasi yang dibutuhkannya.
- Kesulitan menyusu dan minum: Bayi yang kesulitan menyusu dengan benar selama sesi menyusui bisa kekurangan cairan dan nutrisi yang menyebabkan dehidrasi.
- Demam: Demam dapat menyebabkan kehilangan cairan melalui keringat. Karenanya, bayi yang demam harus segera diobati untuk mencegah dehidrasi.
3. Bagaimana dehidrasi diobati
Pengobatan dehidrasi pada bayi bergantung pada usia bayi, tingkat keparahan gejala, kondisi kesehatan lain yang dimiliki bayi jika ada, dan penyebab dehidrasi.
Anak-anak dengan dehidrasi ringan dapat memperoleh cairan tambahan di rumah. Anak-anak dengan dehidrasi yang lebih parah mungkin memerlukan penanganan di UGD atau rumah sakit.
Dehidrasi ringan ditangani dengan rehidrasi oral. Ini biasanya meliputi pemberian larutan rehidrasi oral yang disarankan oleh dokter. Larutan ini mengandung jumlah air, gula, dan garam yang tepat untuk membantu mengatasi dehidrasi. Produk ini umumnya bisa dibeli di apotek atau toko obat. Jika tidak dapat menemukannya, konsultasikan dengan dokter anak.
Jika anak mengalami dehidrasi ringan dan dokter membolehkan perawatan di rumah, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Berikan anak sedikit larutan rehidrasi oral sesering mungkin. Untuk bayi, berikan sekitar 1–2 sendok teh (5–10 mililiter) setiap beberapa menit, untuk anak-anak yang lebih besar, berikan sekitar 1–2 sendok makan (15–30 mililiter) setiap beberapa menit, atau sesuai arahan dokter anak. Bayi dapat terus menyusu atau minum susu formula, asalkan mereka tidak muntah-muntah.
- Anak yang lebih besar juga dapat diberi es loli elektrolit (mengandung larutan elektrolit dan glukosa yang dapat menggantikan cairan di dalam tubuh anak).
- Anak-anak dapat tetap mengonsumsi makanan biasa, kecuali jika dokter menyarankan untuk mengubahnya. Awalnya anak mungkin tidak mau makan, tetapi selama mereka minum, tidak apa-apa jika anak tidak banyak mengonsumsi makanan padat.
- Saat anak mulai merasa lebih baik dan nafsu makannya membaik, kamu dapat mengurangi pemberian larutan rehidrasi oral dan lebih banyak memberikan makanan dan minuman seperti biasa.
- Jangan berikan bayi air putih sebagai pengganti larutan rehidrasi oral karena air putih tidak memiliki nutrisi yang tepat untuk bayi yang mengalami dehidrasi.
- Jangan berikan minuman olahraga, soda, atau jus kental (tanpa diencerkan). Minuman tersebut mengandung terlalu banyak gula dan dapat memperburuk beberapa gejala.
- Jangan berikan obat untuk diare atau muntah kecuali jika dokter menyarankannya.
4. Kapan harus menghubungi dokter?

Temui dokter segera atau pergi ke UGD terdekat jika bayi menunjukkan gejala dehidrasi parah, seperti:
- Mengalami diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
- Muntah-muntah selama lebih dari 24 jam.
- Tidak dapat minum cairan apa pun.
- Muntah darah atau diare berdarah.
- Menolak untuk minum apa pun selama beberapa jam.
- Tidak buang air kecil dalam 6 hingga 8 jam terakhir.
Kamu juga harus menemui dokter jika merasa bayi mengalami dehidrasi dan:
- Berusia di bawah 6 bulan.
- Memiliki penyakit kronis.
5. Mencegah dehidrasi pada bayi
Setiap kali bayi sakit dengan gejala demam, diare, atau muntah, sangat penting untuk memastikan mereka mendapatkan cukup cairan agar tidak mengalami dehidrasi.
Untuk bayi berusia di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula tambahan, karena air tidak disarankan untuk bayi pada usia ini.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi ringan, larutan elektrolit dapat membantu memastikan mereka terhidrasi dengan keseimbangan garam dan gula yang tepat, terutama jika dehidrasi disebabkan oleh diare. Namun, pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan larutan rehidrasi pada anak.
Mengenali tanda-tanda dehidrasi pada bayi penting untuk menjaga kesehatan, terutama saat bayi sedang sakit. Dengan memperhatikan gejala-gejala yang muncul dan segera memberikan perawatan yang tepat, kamu dapat mencegah dehidrasi yang lebih serius dan menjaga bayi tetap terhidrasi dengan baik. Jika kamu ragu atau melihat gejala dehidrasi yang memburuk, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Referensi
"Dehydration in Babies: Causes, Signs, and Treatment." Healthline. Diakses Maret 2025.
"Dehydration in Children: What Parents Need to Know." KidsHealth. Diakses Maret 2025.
"Dehydration in Babies: What Are the Signs and Symptoms You Need to Look Out For?" Nurofen. Diakses Maret 2025.
"Dehydration in Babies: Symptoms, Causes, and Treatment." Pregnancy, Birth & Baby. Diakses Maret 2025.