Bagaimana Cara Mencegah Dehidrasi saat Maraton?

- Maraton membutuhkan persiapan matang, termasuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
- Tubuh kehilangan cairan melalui keringat saat berlari sehingga penting untuk minum sebelum, selama, dan setelah maraton.
- Strategi efektif untuk mencegah dehidrasi selama maraton antara lain minum cairan 1 jam sebelum berlari, mengonsumsi elektrolit saat berlari lebih dari 1 jam, dan minum air pada pagi hari serta sebelum makan.
Maraton adalah aktivitas yang sangat menantang fisik. Karena itu, kamu membutuhkan persiapan matang, terutama dalam hal menjaga tubuh tetap terhidrasi. Pasalnya, kurangnya persiapan dapat meningkatkan risiko dehidrasi selama maraton, yang selanjutnya dapat menurunkan performa, bahkan menyebabkan masalah kesehatan serius.
Selama berlari, tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat, terutama saat berlari dalam kondisi panas atau lembap. Adapun, penting untuk memahami cara mencegah dehidrasi. Di sini, kita akan membahas strategi efektif untuk mencegah dehidrasi selama maraton. Dengan demikian, ini bisa membantumu memaksimalkan performa sambil menjaga kesehatan selama maraton.
1. Berlari dan hidrasi

maraton
Tubuh kehilangan air melalui pencernaan, pernapasan, keringat, dan berbagai fungsi tubuh lainnya. Karena itu, menjaga tingkat hidrasi sangat penting, bahkan sekalipun kita tidak melakukan aktivitas berat. Saat berlari, kita berkeringat dan bernapas lebih banyak daripada saat beristirahat, yang menyebabkan tubuh kehilangan air lebih cepat dari biasanya. Hal yang sama juga terjadi saat cuaca panas. Jadi, saat berlari dalam cuaca hangat, kita kehilangan lebih banyak air dan menempatkan diri pada risiko dehidrasi yang lebih besar.
Namun, pada musim dingin, kehilangan air tidak terlalu terlihat. Selain itu, bisa jadi lebih sulit untuk mencukupi tingkat hidrasi karena kita biasanya merasa kurang haus. Saat berlari dalam cuaca dingin, kita tetap kehilangan air melalui kulit sebagai keringat, yang kemudian berubah menjadi uap air dengan lebih cepat. Mengenakan pakaian tebal untuk mengimbangi kondisi yang lebih dingin juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
2. Gejala dehidrasi

Dehidrasi terjadi saat tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk berfungsi dengan baik, yang dapat sangat mengganggu kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kekuatan dan stamina, mempercepat kelelahan, dan berbagai gejala:
- Haus dan mulut kering
Saat kekurangan cairan, tubuh akan merespons dengan mulut kering dan rasa haus. - Penurunan kecepatan lari
Tidak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tidak akan dapat menambah kecepatan karena kelelahan otot akibat dehidrasi. - Jumlah urine sedikit dan berwarna kuning tua
Jika kamu menyadari bahwa kamu buang air kecil dalam jumlah sedikit, atau urine jauh lebih gelap dari biasanya, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh kehilangan banyak cairan yang belum cukup tergantikan. - Pusing
Dehidrasi menyebabkan penurunan tekanan darah, yang berpotensi menyebabkan pusing. - Denyut jantung meningkat
Jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk merespons penurunan tekanan darah, yang menyebabkan peningkatan denyut jantung. - Kram otot
Dalam kasus dehidrasi berkepanjangan, berbagai kelompok otot akan mulai kram. Jika kehilangan cairan tidak segera diganti, ini berpotensi mengancam jiwa.
3. Kebutuhan air selama maraton

Pelari harus minum sekitar 200 cc cairan 1 jam sebelum mulai berlari. Hal ini tidak hanya mencegah dehidrasi, tetapi juga mencegah keinginan untuk kencing saat berlari. Jika kamu berlari saat cuaca panas dan banyak berkeringat, kamu harus minum setiap 15—20 menit secara teratur untuk mencegah terjadinya nyeri sendi akibat minum terlalu banyak cairan sekaligus.
Jika berlari selama lebih dari 1 jam, kamu juga harus mengonsumsi elektrolit untuk menggantikan cairan yang hilang melalui keringat. Namun, minuman elektrolit tidak boleh mengandung lebih dari 8 persen gula. Selain memastikan jumlah cairan yang diminum tepat, minuman juga harus menyediakan energi dalam bentuk glukosa dan mineral yang dapat membantu mencegah kelelahan serta kram. Setelah sesi berlari selesai, pelari harus minum cairan dalam jumlah yang sama dengan berat cairan yang hilang saat berlari. Hal ini karena penurunan berat badan setelah berlari sebagian besar disebabkan oleh cairan yang hilang dalam bentuk keringat.
4. Cara praktis untuk tetap terhidrasi

Dengan menerapkan beberapa kebiasaan minum yang baik, kamu dapat membantu diri sendiri untuk tetap terhidrasi selama maraton. Beberapa strategi yang perlu kamu terapkan:
- Minum segelas air di pagi hari, lalu segelas lagi 30 menit sebelum makan. Tubuh dapat salah membedakan rasa haus dengan rasa lapar. Adapun, kebiasaan ini dapat meningkatkan asupan air sekaligus membantu mencegah makan berlebihan.
- Bawa botol air agar kamu bisa minum kapan pun kamu merasa haus. Sebaiknya, gunakan botol yang tidak terlalu besar agar mudah dibawa ke mana pun.
- Atur pengingat di HP atau unduh aplikasi agar kamu tidak lupa minum air.
- Hindari minum terlalu banyak minuman berkafeina karena kafeina adalah diuretik alami yang dapat membuang air dan elektrolit dari tubuh.
- Kamu juga dapat mengonsumsi air melalui makanan. Sup, buah, dan sayuran bisa menjadi pilihan yang tepat.
Dengan menjaga hidrasi yang tepat sebelum, selama, dan setelah maraton, kamu bisa mengurangi risiko dehidrasi dan meningkatkan performa larimu. Ingat, hidrasi yang baik bukan hanya soal minum air, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan elektrolit agar tubuh tetap kuat hingga garis finis.
Referensi
"How to Stay Hydrated during a Marathon". Precision Hydration. Diakses pada Januari 2025.
"Dehydration: How to Spot the Symptoms". Runner's World. Diakses pada Januari 2025.
"Dehydration While Running: More Dangerous Than You May Think". Samitivej. Diakses pada Januari 2025.