Sudah sifat alami manusia untuk mempertanyakan banyak hal serta merasa tidak puas dengan ketidaktahuan dan ketidakpastian.
Pada titik tertentu dalam hidup, mungkin kamu pernah mempertanyakan hal-hal seperti: "Kenapa banyak orang menderita?", "Bagaimana jika aku tidak pernah menemukan cinta dan kebahagiaan?"
Saat berjuang untuk menemukan makna dalam rasa sakit, kesusahan, dan ketidakadilan, kamu mungkin mengalami kekhawatiran, bahkan ketakutan. Perasaan ini umumnya dikenal sebagai ketakutan eksistensial.
Pada waktunya, kamu mungkin menyadari akan ketidakmungkinan dalam mencari jawaban yang kamu cari dan mengalibrasi ulang konsep diri terhadap kesadaran baru tentang eksistensi kamu. Akan tetapi, kecemasan eksistensial juga bisa membuat kamu merasa putus asa akan dunia dan masa depan.
Tanpa jawaban, tanpa rasa yakin akan makna atau kendali atas nasib kamu, kamu mungkin mulai merasa putus asa, tidak termotivasi, dan mempertanyakan hal-hal yang sama berulang-ulang. Kalau ini terjadi padamu, kemungkinan ini adalah depresi eksistensial.