Bisakah Terinfeksi Campak walau Sudah Divaksinasi Campak?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Campak merupakan penyakit yang sudah ada sejak lama dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini.
Mengutip penjelasan dalam laman Kementerian Kesehatan, pemerintah menargetkan eliminasi campak rubela pada tahun 2023. Namun, adanya peningkatan kasus campak di beberapa wilayah menjadikan target eliminasi tersebut agak sulit direalisasikan tahun ini.
Campak adalah penyakit yang sudah ada vaksinnya. Vaksin campak adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit tersebut. Lantas, bisakah seseorang terinfeksi campak walau sudah melakukan vaksinasi campak? Berikut penjelasannya!
1. Vaksin campak
Campak merupakan penyakit yang sangat menular. Campak masih menjadi penyebab kematian pada anak-anak secara global. Selain itu, campak dapat menyebabkan masalah lain, seperti kebutaan, pneumonia, dan ensefalitis.
Vaksin campak telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah terbukti aman, efektif, dan ekonomis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan imunisasi pada semua anak-anak dan orang dewasa yang rentan apabila tidak kontraindikasi dengan vaksin campak.
2. Beberapa vaksin yang dapat memberi perlindungan dari campak
Vaksin campak sering digabungkan bersama vaksin rubela dan/atau gondongan. Terdapat vaksin MR (campak-rubela), vaksin MMR (campak-gondongan-rubela), dan vaksin MMRV (campak-gondongan-rubela-varicela) yang mana semuanya dapat memberi perlindungan terhadap campak. Semua vaksin tersebut aman dan efektif.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi MR termasuk program imunisasi rutin yang diberikan kepada anak saat berusia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 sekolah dasar (SD). Vaksin tersebut memberi perlindungan terhadap dua penyakit sekaligus, yaitu campak dan rubela.
Mengutip penjelasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin MR yang digunakan dalam program imunisasi pemerintah telah terdaftar dan mendapat izin, sehingga keamanan, khasiat, dan mutunya terjamin.
3. Vaksinasi campak dapat mencegah komplikasi dan kematian akibat campak
Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), vaksinasi campak dapat mencegah dari komplikasi dan kematian yang berkaitan dengan campak.
Editor’s picks
WHO juga menjelaskan bahwa strategi dalam mengurangi kematian akibat campak secara global adalah dengan vaksinasi campak rutin pada anak-anak disertai dengan kampanye imunisasi massal di negara-negara dengan tingkat kasus dan kematian yang tinggi.
Percepatan imunisasi berdampak pada penurunan kasus kematian akibat campak. Selama tahun 2000 sampai 2018, vaksinasi campak telah mencegah sekitar 23,2 juta kematian. Kematian akibat campak secara global menurun sebesar 73 persen antara tahun 2000 sampai 2018.
4. Cara vaksin campak memberi perlindungan dari penyakit campak
Ketika vaksin campak disuntikkan, tubuh memerlukan waktu untuk menghasilkan antibodi sebagai respons dari vaksin. Antibodi dapat terdeteksi sekitar beberapa hari setelah melakukan vaksinasi. Orang dapat terlindungi secara maksimal sekitar 2 sampai 3 minggu setelah vaksinasi.
Sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus yang telah dilemahkan dari vaksin campak. Pemberian vaksin dapat melatih sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh akan mengingat bagaimana cara untuk melawan jenis virus yang sama.
5. Bisakah terinfeksi campak meski sudah vaksin campak?
Vaksin campak sangat efektif dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit campak. Namun, American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa tidak ada vaksin yang dapat memberikan perlindungan dari suatu penyakit hingga 100 persen. Jadi, tetap ada kemungkinan seseorang yang telah divaksinasi terkena campak, walaupun sangat jarang.
Beberapa orang juga memiliki risiko tertular campak apabila mereka hanya mendapatkan satu dosis vaksin campak. Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan dan melengkapi dosis vaksin campak agar memberikan perlindungan yang masksimal.
6. Gejala cenderung lebih ringan jika sudah vaksinasi lengkap
CDC menjelaskan bahwa sangat sedikit orang yang sudah melengkapi dosis vaksin campak namun masih dapat terinfeksi campak. Pada ahli tidak mengetahui penyebab pastinya. Ini kemungkinan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang tidak merespons vaksin seperti seharusnya.
Meskipun begitu, seseorang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap namun masih terkena campak cenderung mengalami gejala yang lebih ringan. Selain itu, mereka sudah divaksinasi juga cenderung tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
Pada dasarnya, tidak ada vaksin yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit sampai 100 persen, sehingga tetap ada kemungkinan kecil untuk terkena campak. Selain itu, tidak melengkapi dosis vaksin juga berisiko terkena campak. Seseorang yang sudah melengkapi dosis vaksin tetapi terkena campak cenderung mengalami gejala yang lebih ringan.
Baca Juga: Subacute Sclerosing Panencephalitis, Komplikasi Langka Campak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.