Disruptive mood dysregulation disorder (DMDD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan sifat mudah marah yang kronis dan intens serta seringnya ledakan amarah pada anak-anak. Meskipun normal bagi anak-anak untuk mengalami masa-masa kemurungan, namun DMDD cenderung lebih parah dan berlangsung lebih lama.
DMDD menyebabkan anak mengalami emosi tidak stabil yang tidak bisa mereka atur, termasuk ledakan kemarahan ekstrem yang berujung pada tantrum. Ledakan amarah sangat tidak sebanding dalam intensitas dan durasinya dengan situasi. Ledakan emosi ini sering terjadi sebagai respons terhadap sesuatu yang tidak disukai anak.
Misalnya, orangtua menyuruh anaknya untuk berhenti bermain dan mengerjakan pekerjaan rumahnya. Anak mana pun mungkin merasa frustasi atau merasa kesal namun masih dalam batas kewajaran. Namun seorang anak dengan DMDD, kemungkinan menjadi sangat kesal dan emosional serta memiliki emosi yang meledak-ledak dengan membentak atau memukul.
Karena sifat emosionalnya yang intens, anak-anak yang menderita DMDD sering kali mengalami masalah di rumah, sekolah, dan lingkungan sosialnya. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan. Selain itu, mereka mungkin juga lebih sering mengunjungi penyedia layanan kesehatan atau mendapat skorsing dari sekolah, mengutip WebMD.
DMDD berbeda dengan gangguan lain yang terlihat serupa, seperti gangguan bipolar, gangguan spektrum autisme, dan gangguan menentang oposisi (ODD). Namun anak-anak dengan DMDD bisa mengalami gangguan tertentu lainnya yang bisa terjadi secara bersamaan, termasuk ADHD, gangguan kecemasan, dan depresi. Selain itu, anak-anak dengan DMDD juga memiliki peluang lebih besar untuk mengalami depresi atau gangguan kecemasan serius ketika dewasa.
Untuk memahami lebih jauh seputar gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu (DMDD), berikut deretan faktanya yang perlu kamu ketahui.