Apakah Liquid Vape Bisa Menyebabkan Diabetes? Ini Kata Studi Terbaru!

Vape belum tentu lebih aman daripada rokok tradisional

Diabetes adalah salah satu komplikasi umum yang sering kali dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Dampak kesehatan tersebut juga ramai diperbincangkan seiring maraknya penggunaan rokok elektrik atau liquid vape.

Sejak awal kemunculannya, liquid vape diklaim lebih aman dan memiliki lebih sedikit efek samping daripada rokok tradisional. Bahkan, produk ini disebut dapat membantu berhenti merokok sama sekali. Sayangnya, vape tergolong produk baru yang belum banyak menghasilkan kesimpulan terkait klaim tersebut. 

Efek samping liquid vape terhadap diabetes juga belum banyak diketahui. Akan tetapi, studi baru-baru ini melaporkan bahwa liquid vape tak jauh berbeda dengan rokok tradisional terkait dampaknya terhadap diabetes. Lalu, apakah liquid vape bisa menyebabkan diabetes? Bagaimana penjelasan penelitian terbaru tentangnya? Simak berikut ini, ya!

Baca Juga: Apakah Vape Bisa Menyebabkan Kanker Paru?

Penggunaan liquid vape bisa meningkatkan risiko pradiabetes, menurut studi terbaru

Apakah Liquid Vape Bisa Menyebabkan Diabetes? Ini Kata Studi Terbaru!ilustrasi vaping (pexels.com/Eduardo Lempo)

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopskin Bloomberg, Amerika Serikat, yang dimuat dalam The American Journal of Preventive Medicine tahun 2022, dilaporkan bahwa penggunaan rokok elektrik (vaping) ternyata juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini tak jauh berbeda dengan risiko yang disebabkan dari rokok tradisional.

Menurut studi tersebut, seseorang yang sering atau memiliki kebiasaan vaping memiliki risiko lebih tinggi terhadap peningkatan kadar gula darah (kadar gula darah tinggi), atau dalam istilah medis disebut dengan pradiabetes. Meski bersifat reversible, pradiabetes sering kali dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan komplikasi serius lainnya, apalagi jika tidak ditangani sesegera mungkin.

Lebih lanjut, studi yang melibatkan sekitar 600 ribu responden tersebut juga menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebiasaan menggunakan rokok elektrik memiliki risiko sekitar 22 persen lebih tinggi terkena pradiabetes daripada yang tidak menggunakannya. Angka ini tak jauh berbeda dengan risiko diabetes pada penggunaan rokok tradisional, yang mencapai 30 hingga 40 persen. 

Masih dalam studi yang sama, diterangkan bahwa risiko pradiabetes dari liquid vape ini timbul dari adanya nikotin dalam rokok elektrik tersebut. Dr. Shyam Biswal, penulis utama dalam studi menyebutkan, dalam kasus merokok, nikotin memiliki efek buruk pada kerja insulin, dan tampaknya rokok elektrik juga memiliki efek yang sama, seperti dilansir U.S. Pharmacist.

Laman Everyday Health menambahkan, kebiasaan vaping memungkinkan seseorang untuk menghirup nikotin yang secara medis dapat memengaruhi kadar gula darah. Nikotin dapat meningkatkan kadar hemoglobin A1C, yaitu suatu zat yang terbentuk ketika glukosa (gula) dalam tubuh menempel pada sel darah merah.

Terbentuknya hemoglobin A1C merupakan tanda bahwa tubuh tidak bisa menggunakan gula dengan baik sehingga menempel pada sel darah. Peningkatan hemoglobin A1C inilah yang kemudian dapat memicu diabetes. 

Memang, tidak semua produk vape diproduksi dengan kandungan nikotin. Di pasaran, terdapat beberapa produk liquid vape atau rokok elektrik tanpa nikotin. Namun, rokok elektrik tanpa nikotin juga dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. Hal ini karena kandungan bahan-bahan di dalamnya yang tidak banyak diketahui, seperti salah satunya zat perasa. Rokok elektrik juga menghasilkan asap, tar, serta karbon monoksida yang berbahaya, seperti dijelaskan laman GoodRX Health. 

Pada studi lain yang dimuat dalam jurnal Atherosclerosis tahun 2016, disebutkan bahwa penggunaan rokok elektrik juga dapat menyebabkan mobilisasi sel progenitor endotel (EPC). Mobilisasi yang berulang dan kronis dapat mengurangi jumlahnya di dalam tubuh. Lukas Antoniewicz, penulis utama studi tersebut menjelaskan, tingkat EPC yang lebih rendah juga dikaitkan dengan  risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2.

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut studi terbaru, liquid vape dapat meningkatkan risiko pradiabetes, yang merupakan awal dari diabetes. Walau tidak menjadi penyebab secara langsung, risikonya penting untuk diwaspadai.

Para peneliti memang menyarankan untuk adanya penelitian lebih lanjut terkait hal ini untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Namun, mereka juga menyebut bahwa hasil temuan studi ini bisa menjadi peringatan yang serius, terutama bagi pengguna vape aktif. 

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Diabetes Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya