5 Fakta Keamanan Propilen Glikol, Coba Cek Batas Amannya

Dapat ditemukan pada produk kosmetik hingga makanan kemasan

Jika termasuk orang yang selalu memperhatikan komposisi bahan dalam produk konsumen, pasti kamu tidak asing dengan propilen glikol. Pasalnya, bahan kimia ini merupakan bahan pelarut yang umum digunakan di berbagai keperluan industri. Misalnya, untuk pelarut dalam produk kosmetik, skincare, makanan, maupun obat-obatan.

Mengutip laman Agency of Toxic Subtances and Disease Registry (ATSDR), menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), propilen glikol secara umum diakui aman untuk penggunaan dalam produk makanan dan tembakau, obat-obatan, dan kosmetik. Akan tetapi, penggunaan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama juga cukup berbahaya, seperti ditambahkan oleh The Journal of Pediatric Pharmacology and Therapeutics tahun 2014.

Untuk mengenali bahan kimia ini lebih jauh, simak penjelasan lengkap tentang propilen glikol di bawah ini.

1. Apa itu propilen glikol?

5 Fakta Keamanan Propilen Glikol, Coba Cek Batas Amannyailustrasi skincare (freepik.com/rawpixel.com)

Secara kimia, propilen glikol adalah bahan kimia berupa cairan jernih, tak berwarna, agak kental, dan rasanya agak manis di suhu ruang. Jika dikaitkan dengan etilen glikol, sifat dan kegunaan fisik mereka serupa.

Akan tetapi, etilen glikol lebih beracun pada manusia. Sebaliknya, propilen glikol disebut sebagai bahan kimia yang lebih aman atau memiliki toksisitas yang sangat rendah.

Adapun nama lain untuk menyebut propilen glikol, di antaranya:

  • 1,2-propanadiol,
  • 1,2-dihidroksipropana,
  • metil glikol,
  • trimetil glikol.

Pada daftar komposisi produk, kamu mungkin menjumpai beberapa istilah tersebut untuk menunjukkan adanya kandungan propilen glikol di dalamnya. Jadi, sekarang sudah bisa menandai, ya!

2. Kegunaan propilen glikol

5 Fakta Keamanan Propilen Glikol, Coba Cek Batas Amannyailustrasi produk kosmetik (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Seperti yang disinggung sebelumnya, propilen glikol memiliki kegunaan yang luas di bidang industri. Mulai dari makanan, obat-obatan, kosmetik, hingga otomotif.

Dilansir WebMD dan Heathline, bahan kimia ini memiliki banyak sifat yang menguntungkan, seperti melarutkan beberapa zat lebih baik dari pada air, serta dapat mempertahankan konsistensi, kelembapan, dan tekstur suatu produk. Maka dari itu, penggunaanya banyak disukai untuk keperluan industri.

Pada produk makanan, propilen glikol biasanya digunakan sebagai bahan aditif (tambahan) dan pengawet. Ini dapat ditemukan pada produk kemasan, seperti campuran bumbu, saus salad, marshmallow, campuran minuman bubuk, ekstrak penyedap rasa, keju, popcorn, pewarna makanan, perasa es krim, minuman ringan, minuman beralkohol, dan masih banyak lagi. 

Dalam bidang farmasi, propilen glikol biasanya digunakan dalam obat suntik, seperti lorazepam. Selain itu, ia juga dapat ditemukan dalam beberapa krim atau salep yang dioleskan ke kulit, seperti kortikosteroid.

Karena sifat kimianya, propilen glikol juga umum digunakan dalam produk kosmetik dan kebersihan. Bahkan ia juga digunakan dalam antibeku, deicer pesawat, enamel, cat, pernis, bantalan poliuretan, asap buatan, dan rokok elektrik. 

3. Keamanan penggunaan propilen glikol

5 Fakta Keamanan Propilen Glikol, Coba Cek Batas Amannyailustrasi uji keasaman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meski telah dinyatakan sebagai bahan yang aman oleh FDA, penggunaan propilen glikol yang luas, termasuk sebagai bahan antibeku, mengundang kekhawatiran terkait keamanannya. Terlebih pada produk farmasi dan pangan.

Hal ini sejalan dengan yang disebutkan dalam laman CDC dan The Journal of Pediatric Pharmacology and Therapeutics tahun 2014, penggunaan atau paparan propilen glikol yang berlebihan juga dapat menyebabkan efek samping kesehatan.

Beberapa efek samping yang telah dilaporkan terkait toksisitas propilen glikol, antara lain:

  • Depresi sistem saraf pusat;
  • hiperosmolaritas;
  • hemolisis;
  • aritmia jantung;
  • asidosis laktat, sering disertai dengan cedera ginjal akut;
  • kejang dan koma;
  • disfungsi ginjal, misalnya peningkatan konsentrasi kreatinin serum, cedera sel tubulus ginjal proksimal, dan lain-lain; dan
  • paparan kulit yang sering dapat menyebabkan iritasi kulit.

Meskipun demikian, mengutip dari WebMD, toksisitas propilen glikol ini sangat jarang terjadi. Paparan umum dari produk konsumen juga dianggap tidak berbahaya. Namun, mengingat banyaknya produk yang menggunakan bahan kimia tersebut, membatasi penggunannya mungkin lebih baik.

Baca Juga: Yarmindo: Produsen Propilen Glikol Disetujui BPOM

4. Batas aman propilen glikol dalam makanan

5 Fakta Keamanan Propilen Glikol, Coba Cek Batas Amannyapixabay.com/kerdkanno

Di Amerika Serikat, propilen glikol digunakan sebagai bahan aditif makanan langsung maupun tak langsung. Sedangkan di Eropa, bahan kimia ini hanya diperbolehkan dalam makanan sebagai pelarut untuk warna, pengemulsi, antioksidan, dan enzim, seperti dikutip dari Healthline.

Untuk mencegah efek sampingnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman propilen glikol yang dapat diterima adalah maksimum 25 miligram propilen glikol per kilogram berat badan. Coba kamu ingat-ingat, ya!

5. Siapa yang paling berisiko mengalami efek samping propilen glikol?

5 Fakta Keamanan Propilen Glikol, Coba Cek Batas Amannyailustrasi krim salep (pexels.com/Moose Photos)

Saat masuk ke tubuh, propilen glikol akan dimetabolisme di hati oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asam laktat, kemudian asam piruvat. Di mana sekitar 45 persen sisanya akan dikeluarkan oleh tubuh melalui ginjal.

Seseorang dapat berisiko lebih tinggi mengalami toksisitas propilen glikol jika mereka memiliki kondisi sebagai berikut:

  • Gangguan ginjal yang mendasari;
  • memiliki gangguan pada sistem enzim alkohol dehidrogenase. Misalnya anak di bawah usia 4 tahun, ibu hamil, seseorang dengan penyakit hati, dan mendapat pengobatan disulfiram atau metronidazol;
  • epilepsi; dan
  • luka bakar yang mendapatkan pengobatan propilen glikol berkepanjangan.

Propilen glikol merupakan bahan kimia yang dinyatakan aman untuk penggunaan dalam produk kosmetik, makanan, dan obat-obatan. Akan tetapi, jumlah paparannya yang tinggi juga harus diwaspadai karena dapat menyebabkan toksisitas. 

Baca Juga: Belajar Kimia: 7 Simbol Bahan Kimia dan Artinya

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya