Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknya

Ditandai dengan pura-pura sakit untuk menghindari sesuatu

Pernahkah kamu menjumpai teman atau anak kecil yang berpura-pura sakit untuk mendapatkan manfaat yang mereka inginkan? Dalam istilah medis, ini dikenal sebagai malingering.

Malingering merupakan tindakan berpura-pura sakit atau melebih-lebihkan gejala penyakit yang sudah ada untuk mendapatkan manfaat. Misalnya untuk menghindari tuntutan hukum, tidak bekerja, bolos sekolah, atau bahkan untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Malingering bukanlah kondisi psikologis atau gangguan kejiwaan, melainkan tindakan yang memang disengaja untuk mendapatkan manfaat lewat beberapa cara. Yuk, simak artikel di bawah ini untuk mengetahui lebih banyak tentang perilaku malingering.

1. Malingering bukan gangguan mental ataupun gangguan fisik 

Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknyailustrasi pura-pura sakit atau malingering (pexels.com/cottonbro)

Tindakan berpura-pura sakit atau membesar-besarkan kondisi medis memang bisa berupa penyakit mental atau fisik. Seperti gangguan buatan (fractitious disorder) atau gangguan gejala somatik (somatic symtomps disorders).

Fractitious disorder merupakan gangguan mental di mana seseorang berpura-pura sakit atau membesar-besarkan gejala untuk dapat menikmati “hak istimewa” orang sakit, seperti simpati, perhatian, atau perawatan.

Sementara itu, gangguan gejala somatik adalah kondisi di mana seseorang mengeluhkan gejala fisik di berbagai bagian tubuh, seperti nyeri, sesak napas, atau kelemahan, yang biasanya dikaitkan dengan stres atau beban mental yang berat

Namun, malingering bukanlah kondisi terkait fisik maupun psikologis yang sebenarnya, melainkan tindakan berpura-pura sakit yang memang sengaja dipalsukan untuk mendapatkan manfaat tertentu. Ini adalah murni dari hasil keinginan seseorang, bukan karena adanya kondisi medis atau psikologis yang perlu dikhawatirkan.

2. Apa tanda-tanda malingering? 

Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknyailustrasi orang terlibat dalam tindakan hukum (pexels.com/RODNAE Productions)

Malingering tidak memiliki tanda atau gejala khusus. Sulit untuk mengetahui apakah gejala seseorang itu nyata atau dibuat-buat. Akan tetapi, kondisi ini bisa dicurigai ketika seseorang tiba-tiba mulai mengalami gejala fisik atau psikologis dalam kondisi tertentu, seperti:

  • Terlibat dalam tindakan hukum.
  • Menghadapi kemungkinan tugas militer.
  • Tidak kooperatif dengan pemeriksaan atau rekomendasi dokter.
  • Menggambarkan gejala sebagai kondisi yang jauh lebih intens daripada yang diungkapkan oleh pemeriksaan dokter.
  • Pelaku malingering memiliki gangguan kepribadian antisosial.

Baca Juga: Sering Berpura-pura Sakit? Mungkin Itu Sindrom Munchausen

3. Tindakan yang mungkin dilakukan oleh pelaku malingering

Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknyailustrasi pelaku malingering (unsplash.com/Zohre Nemati)

Pelaku malingering memiliki banyak cara untuk memalsukan kondisi medisnya. Ini mungkin termasuk:

  • Merias wajah untuk membuat mata hitam atau terlihat pucat.
  • Menambahkan kontaminan ke dalam sampel urine untuk mengubah sifat kimianya.
  • Menempatkan termometer di dekat lampu atau di air panas untuk menaikkan suhunya.
  • Mencukur rambut untuk membuat mereka terlihat menjalani pengobatan kanker.
  • Minum obat tidur untuk membuat mereka terlihat lesu.

4. Tes yang digunakan untuk menyelidiki malingering 

Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknyailustrasi malingering atau pura-pura sakit (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Perilaku malingering sering kali sulit untuk dideteksi. Meskipun profesional telah merumuskan tanda-tandanya, tetapi beberapa ahli menilai bahwa tanda-tanda tersebut masih memiliki banyak kekurangan.

Beberapa metode lain yang membantu untuk menyelidiki malingering dapat termasuk:

  • Pemeriksaan fisik dan wawancara klinis menyeluruh untuk mendapatkan gambaran kesehatan. Dokter mungkin menggunakan teknik bertanya yang mempersulit untuk berpura-pura, misalnya pertanyaan cepat, wawancara panjang, dan wawancara terbuka.
  • Tes laboratorium untuk membantu menyingkirkan gangguan fisik.
  • Tes inventarisasi kepribadian multifase Minnesota (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), yaitu tes penilaian klinis untuk mendiagnosis gangguan kesehatan mental.
  • Tes yang mencakup beban kognitif yang membuat orang lebih sulit berpura-pura.
  • Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa konsistensi antara deskripsi seseorang tentang gejala yang dialami dan apa yang ditemukan dokter selama pemeriksaan.

5. Dampak yang diakibatkannya

Malingering: Pengertian, Tanda, Diagnosis, dan Dampaknyailustrasi bullying (pexels.com/Keira Burton)

Tindakan malingering dapat berdampak negatif, baik pada pelakunya maupun orang lain yang terlibat. Pelaku malingering yang berhasil akan mendapat apa yang mereka harapkan, seperti dispensasi, lolos atau keringanan dari tuntutan hukum, mendapatkan cuti kerja, dan sebagainya. Namun, ini bisa membahayakan bagi masyarakat, bahkan pihak yang menuduh orang berpura-pura sakit.

Sementara dampak negatif yang dialami pelaku malingering, mereka mungkin akan kesulitan mendapatkan perawatan medis. Tidak menutup kemungkinan, mereka juga akan dicap sebagai pelaku malingering selama sisa hidupnya.

Jika kamu mencurigai seseorang melakukan malingering, jangan melakukan tindakan konfrontasi atau emosional. Karena, ini dapat berakibat pada permusuhan, tindakan agresif, maupun ancaman. Sebaiknya, andalkan fakta-fakta ilmiah seperti hasil tes medis untuk menanganinya.

Baca Juga: Tolong Jangan Berbohong soal 10 Hal Ini saat Konsultasi ke Dokter, ya!

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya