Rebound Headache: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Saat minum obat pereda nyeri malah memicu sakit kepala

Saat sakit kepala, kita mungkin terbiasa minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin, asetaminofen, atau obat pereda nyeri dengan kafein. Namun, tahukah kamu kalau minum obat pereda nyeri untuk sakit kepala juga bisa memicu sakit kepala?

Kondisi ini disebut dengan sakit kepala rebound atau sakit kepala berulang (rebound headache). Ini terjadi akibat konsumsi obat sakit kepala secara berlebihan atau jangka panjang yang teratur.

Dilansir Mayo Clinic, obat apa pun yang bisa meredakan sakit kepala bisa memicu sakit kepala rebound. Namun, obat pereda nyeri yang dikonsumsi secara teratur untuk kondisi lain, seperti radang sendi, belum terbukti menyebabkan rebound headache.

Menarik untuk diketahui, inilah fakta-fakta medis sakit kepala rebound, meliputi gejala, penyebab, serta cara penanganannya. Simak, yuk!

1. Gejala

Rebound Headache: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (pexels.com/Kindel Media)

Sakit kepala rebound ditandai dengan sakit kepala yang terjadi hampir setiap hari dan terjadi ketika efek obat nyeri habis. Ini biasanya muncul jika seseorang mengonsumsi obat pereda nyeri selama 10-15 hari atau lebih per bulan (tergantung obatnya), selama lebih dari 3 bulan.

Rasa sakitnya seperti sakit kepala biasa, atau bisa berubah antara migrain hingga sakit kepala tipe tegang (tension headache), yaitu jenis sakit kepala yang menyebar dan terasa mengikat di kepala.

Selain itu, rebound headache mungkin juga menyebabkan gejala seperti:

  • Mual.
  • Kegelisahan.
  • Sulit konsentrasi.
  • Masalah memori.
  • Sifat lekas marah.

2. Penyebab

Rebound Headache: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum obat pereda nyeri (freepik.com/yanalya)

Rebound headache disebabkan oleh konsumsi berlebihan atau jangka panjang yang teratur dari obat sakit kepala. Namun, tidak diketahui secara jelas bagaimana mekanisme ini terjadi.

Beberapa obat yang diketahui berpotensi menyebabkan sakit kepala rebound jika dikonsumsi berlebihan termasuk:

  • Obat pereda nyeri sederhana yang dijual bebas, seperti aspirin, asetaminofen, ibuprofen, dan naproxen sodium.
  • Obat pereda nyeri kombinasi, yaitu obat nyeri yang dijual bebas yang menggabungkan kafein, aspirin, dan asetaminofen. Misalnya obat resep fiorinal yang mengandung butalbital, yaitu senyawa yang memiliki risiko sangat tinggi menyebabkan rebound headache.
  • Obat migrain, termasuk triptan dan ergotamin. Obat-obatan ini memiliki risiko sedang menyebabkan sakit kepala rebound.
  • Opiat, seperti kombinasi kodein dan asetaminofen. Obat ini diketahui memiliki risiko tinggi menyebabkan sakit kepala rebound.

Baca Juga: Bisa Mengancam Jiwa, Inilah Jenis Sakit Kepala yang Berbahaya

3. Siapa yang paling berisiko mengalami rebound headache?

Rebound Headache: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala kronis (freepik.com/wayhomestudio)

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami sakit kepala rebound jika:

  • Memiliki riwayat sakit kepala kronis, terutama migrain.
  • Sering menggunakan obat sakit kepala, terlebih penggunaan obat pereda nyeri kombinasi ergotamin atau triptan selama 10 hari atau lebih dalam waktu satu bulan. Atau, konsumsi obat sederhana lebih dari 15 hari sebulan, terutama jika penggunaan rutin berlanjut selama 3 bulan atau lebih.

4. Diagnosis

Rebound Headache: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat (pexels.com/Anna Shvets)

Dilansir Cleveland Clinic, dokter akan menanyakan obat-obatan yang digunakan, baik obat resep dokter maupun obat-obatan yang dijual bebas, untuk mengatasi sakit kepala.

Dokter juga akan menanyakan secara spesifik seberapa sering sakit kepala dialami, berapa lama sakit kepala berlangsung, jenis obat sakit kepala yang dikonsumsi, dan seberapa sering mengonsumsi obat pereda nyeri untuk sakit kepala. Pasien mungkin akan diminta untuk melacak atau mencatat semua informasi tersebut dalam jurnal.

Bila kamu minum obat sakit kepala lebih dua hingga tiga hari per minggu dan mengalami sakit kepala setiap hari atau hampir setiap hari, kamu mungkin berisiko tinggi untuk mengalami sakit kepala rebound karena terlalu sering menggunakan obat.

Tes lainnya yang mungkin diperlukan adalah tes pemindaian atau tes darah untuk memastikan tidak ada kemungkinan penyebab lain dari sakit kepala.

5. Pengobatan

Rebound Headache: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani sakit kepala rebound, ini mungkin termasuk:

  • Pemutusan siklus obat: Pemutusan siklus obat atau penghentian penggunaan obat penyebab sakit kepala adalah cara terbaik. Ini mungkin dengan mengurangi dosis secara bertahap atau menghentikannya segera, tergantung jenis obat yang digunakan. Namun, cara ini biasanya membuat sakit kepala lebih buruk dan menimbulkan gejala lain seperti gugup, kegelisahan, mual, muntah, insomnia, sembelit, tekanan darah rendah, dan detak jantung cepat. Akan tetapi, sakit kepala karena pemutusan siklus obat cenderung lebih cepat membaik.
  • Rawat inap: Ini biasanya direkomendasikan jika pasien punya kondisi lain seperti depresi atau kecemasan; sedang mengonsumsi obat-obatan dosis tinggi yang mengandung opiat atau obat penenang butalbital; atau penyalahgunaan zat seperti obat penenang, aopioid, atau barbiturat.
  • Obat pencegahan: Selama atau setelah pemutusan siklus obat, dokter mungkin merekomendasikan obat untuk menghindari kekambuhan atau menemukan cara yang lebih aman untuk mengelola sakit kepala, seperti pemberian obat antikonvulsan (topiramat), antidepresan trisiklik (amitriptilan), beta-blocker (propranolol), atau penghambat saluran kalsium (verapamil).
  • Suntikan onabotulinumtoxinA (botoks) juga dapat membantu mengurangi sakit kepala.
  • Terapi perilaku kognitif: Ini membuat pasien belajar untuk mengatasi rasa sakit.
  • Terapi alternatif, seperti akupunktur, biofeedback, atau pengunaan obat herbal, serta vitamin (B2) atau mineral. Namun, tidak semua terapi ini dipelajari dengan baik. Beberapa masih butuh penelitian lebih lanjut.

Itulah informasi seputar rebound headache atau sakit kepala rebound. Kamu bisa mencegahnya dengan minum obat sesuai resep dan anjuran dokter, hindari obat yang mengandung butalbital atau opioid untuk sakit kepala, atau jangan mengonsumsi obat sakit kepala lebih dari dua atau tiga hari dalam seminggu.

Baca Juga: Sakit Kepala Sebelah Kanan? Ini Fakta Medis dan Penyebabnya

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya