Sindrom Timothy: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Membuat pasien rentan mengalami serangan jantung mendadak

Sindrom Timothy, Timothy syndrome, atau juga dikenal sebagai long QT syndrome type 8 (LQT8) adalah kelainan multisistemik langka yang menyebabkan terganggunya irama jantung dan beberapa fungsi organ tubuh. Anak dengan sindrom ini juga memiliki ciri wajah yang khas dan gangguan autisme.

Kelainan ini bisa membuat penderitanya berisiko mengalami kematian pada anak usia dini. Sejumlah besar anak yang terlahir dengan sindrom ini meninggal sebelum usia 3 tahun. Penyebabnya adalah serangan jantung mendadak.

Dilansir MedlinePlus, sindrom Timothy adalah kondisi langka. Tercatat penderitanya kurang dari 100 orang di seluruh dunia. Berikut ini adalah beberapa fakta medis seputar penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganan sindrom Timothy.

1. Penyebab sindrom Timothy?

Sindrom Timothy: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan jantung bayi (unsplash.com/Solen Feyissa)

Sindrom yang pertama kali diidentifikasi oleh Katherine W. Timothy, MD, pada tahun 1989 ini baru diketahui penyebabnya pada tahun 2004. Kelainan ini terjadi akibat mutasi gen CACNA1C, yaitu gen yang menginstruksikan produksi protein yang berfungsi sebagai saluran transportasi ion kalsium (CaV1.2) ke sel, termasuk sel jantung dan sel saraf di otak.

Keberadaan ion kalsium memiliki peran penting dalam berbagai fungsi seluler tubuh, seperti mengatur aktivitas listrik sel, kontraksi jantung, dan komunikasi antara sel.

Mutasi gen CACNA1C dapat mengubah struktur saluran CaV1.2, yaitu menjadi terbuka lebih lama dari biasanya, sehingga menyebabkan ion kalsium mengalir lebih banyak masuk ke dalam sel, yang pada gilirannya dapat mengubah cara jantung berdetak.

2. Tanda dan gejala sindrom Timothy sangat kompleks

Sindrom Timothy: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan kesehatan anak (freepik.com/master1305)

Karena merupakan kelainan multisistemik, sindrom Timothy memiliki tanda dan gejala yang sangat kompleks. Namun, ciri utamanya adalah adanya kondisi yang disebut sindrom long QT, kondisi ketika otot jantung butuh waktu lebih lama untuk "mengisi ulang" di antara detak jantung.

Berdasarkan gejala yang ditimbulkan, sindrom Timothy dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 (klasik) dan tipe 2.

Berikut adalah sejumlah gejala pada anak yang terkena sindrom Timothy tipe 1:

  • Aritmia jantung, yaitu ritme atau irama jantung yang abnormal
  • Sindaktili, yaitu jari tangan atau kaki yang berselaput
  • Ciri khas wajah seperti telinga rendah, rahang atas kecil, jembatan hidung rata, dan bibir atas tipis
  • Kebotakan saat lahir
  • Gigi salah tempat atau juga sering mengalami gigi berlubang (karies gigi)
  • Keterlambatan perkembangan saraf. Ini terjadi pada 60 persen dari pasien, meliputi gangguan spektrum autisme, kejang, dan kecacatan intelektual
  • Infeksi yang sering atau berulang
  • Mengalami episode hipotermia (suhu tubuh rendah) dan hipoglikemia (gula darah rendah)

Sementara itu, sindrom Timothy tipe 2 bisa menyebabkan gejala sindrom long QT yang lebih parah dan menyebabkan kematian mendadak. Sindrom Timothy tipe 2 mungkin tidak menimbulkan gejala lain sama sekali.

Kematian dini pada sindrom ini biasanya merupakan akibat dari takikardia ventrikel, yaitu kondisi bilik bawah jantung berkontraksi dengan cepat dan tidak menentu, menyebabkan serangan jantung mendadak. Ini terjadi pada sekitar 80 persen kasus.

Baca Juga: CAKUT: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Sebagian besar kasus ditemukan karena mutasi baru pada individu yang terkena

Sindrom Timothy: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi bayi dengan sindrom Timothy (unsplash.com/Aditya Romansa)

Pada kebanyakan kasus, sindrom Timothy terjadi akibat mutasi gen baru pada individu yang terkena atau istilahnya mutasi de novo. Namun, pada 10 persen kasus, ditemukan bahwa orang tua dapat menjadi pembawa mutasi, tetapi tidak di semua sel tubuhnya.

Kondisi itu disebut sebagai mosaikisme parental, yang mana dapat menurunkan penyakit ke anak meskipun tidak ada orang tua yang memiliki manifestasi klinis penyakit tersebut.

4. Diagnosis sindrom Timothy

Sindrom Timothy: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi aritmia (heartfoundation.org.au)

Diagnosis penyakit langka ini sering kali terabaikan pada bayi dan anak-anak dengan aritmia, terutama jika gejala yang menyertainya tidak terlihat jelas.

Oleh karena itu, sindrom Timothy harus dicurigai jika bayi mengalami aritmia pada beberapa hari pertama kelahirannya, kondisinya parah, atau disertai sindaktili, dan/atau adanya fitur wajah yang tidak biasa. Anak dengan sindrom Timothy biasanya juga lahir dengan kepala botak.

Menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders, pada 25 persen kasus, sindrom ini juga dapat dicurigai sebelum bayi lahir, yaitu dengan adanya detak jantung abnormal di dalam rahim atau istilahnya adalah bradikardia janin.

Bila gambaran klinis sudah didapat, biasanya akan dilakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk mengukur interval QT, yaitu waktu antara pengisian dan pelepasan listrik selama detak jantung. Pada sindrom sindrom long QT, hasil yang diperoleh biasanya kacau.

Selain itu, tes ultrasound jantung juga dapat dilakukan untuk mendeteksi masalah struktural pada jantung. Selain itu, tes genetik juga bisa dilakukan untuk mengonfirmasi adanya mutasi genetik penyebab sindrom Timothy.

5. Pengobatan sindrom Timothy

Sindrom Timothy: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi implantable cardioverter defibrillator atau defibrilator kardioverter implan (wkhs.com)

Terapi obat oral beta blocker umumnya digunakan untuk pengobatan sindrom Timothy. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa 70 persen pasien yang dirawat dengan obat tersebut tidak mendapatkan hasil yang memuaskan.

Penggunaan alat picu jantung biasanya direkomendasikan untuk mencegah perlambatan yang berlebihan dari denyut jantung. Sementara untuk kasus yang lebih parah, defibrilator kardioverter implan bisa menjadi perawatan yang efektif. Alat ini dapat mengenali saat jantung mengalami aritmia dan memberikan kejutan listrik untuk memulihkan detak jantung kembali normal.

Perawatan lainnya mungkin juga dibutuhkan untuk mengatasi gejala lain yang timbul. Namun, penting untuk diperhatikan, orang dengan sindrom Timothy harus sering melakukan pengukuran gula darah dan penilaian jantung.

Tak hanya itu, sebaiknya hindari obat-obatan atau praktik diet yang dapat berkontribusi memperpanjang interval QT atau menurunkan gula darah.

Itulah informasi seputar sindrom Timothy. Jika mengalami gejala yang mengarah ke kondisi ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat, karena sindrom ini merupakan kelainan yang masih memiliki tingkat mortalitas tinggi.

Baca Juga: Demam Rematik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya