ilustrasi bullying (IDN Times/Aditya Pratama)
Perundungan terkait dengan dampak psikologis, emosional, dan perilaku yang negatif. Itu pada akhirnya dapat membuat seseorang merasa seolah-olah tidak mampu lagi mengatasinya.
Perundungan dikaitkan dengan beberapa prekursor pikiran untuk bunuh diri, seperti:
- Depresi dan keputusasaan.
- Perasaan rendah diri.
- Kesepian dan isolasi.
- Kemarahan dan frustrasi.
- Rasa malu.
- Trauma.
Ketika perundungan disertai dengan faktor risiko lain, sering kali hal tersebut menyebabkan keinginan untuk bunuh diri. Faktor risiko munculnya pikiran untuk bunuh diri antara lain:
- Perundungan.
- Pelecehan seksual.
- Kekerasan fisik.
- Penyalahgunaan narkoba,
- Depresi.
Baik korban perundungan maupun mereka yang terus-menerus melakukan perundungan memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri.
Mereka yang terlibat baik sebagai korban maupun pelaku mempunyai risiko tertinggi untuk melakukan bunuh diri. Karena hubungan yang kuat antara perundungan dan bunuh diri, pengembangan program pencegahan dan intervensi penindasan sangat penting.
Sangat penting bagi sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam memahami perundungan dan konsekuensinya, serta mencari cara untuk mengurangi dan menghapuskan bullying dalam lingkungan apa pun di masyarakat.
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444
Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.
Referensi
HealthCentral. Diakses pada Agustus 2024. Short Term and Long Term Effects of Bullying.
Stopbullying. Diakses pada Agustus 2024. Effects of Bullying.
MedicalNewsToday. Diakses pada Agustus 2024. What to know about the relationship between bullying and suicide.
National Library of Medicine. Diakses pada Agustus 2024. 4 Consequences of Bullying Behavior.
American Academy of Experts in Traumatic Stress. Diakses pada Agustus 2024. The Long Term Effects of Bullying.
Times of India. Diakses pada Agustus 2024. Short term vs. long term effects of bullying; how parents can support their kids.
Advanced Psychiatry Associates. Diakses pada Agustus 2024. The Effects of Bullying on Mental Health.
Mental Health Comission of Canada. Diakses pada Agustus 2024. Bullying and Suicide (PDF).