ilustrasi vaksin (IDN Times/Aditya Pratama)
Meskipun jarang terjadi, tetapi vaksin flu bisa menimbulkan reaksi alergi. Gejala-gejalanya:
Biduran.
Detak jantung cepat.
Sesak napas.
Pusing.
Lemah.
Biasanya, setelah vaksinasi kamu akan diminta menunggu sekitar 30 menit untuk memastikan tidak ada tanda reaksi alergi. Namun, jika gejala muncul setelah kamu pulang, segera cari pertolongan medis darurat.
Jika kamu punya alergi terhadap telur, bicarakan dengan tenaga kesehatan sebelum menerima vaksin flu. Umumnya vaksin flu tetap aman, bahkan bagi orang dengan alergi telur. Namun, jika alerginya cukup berat, tersedia pilihan vaksin flu bebas telur. Dokter dapat membantu menentukan vaksin yang paling sesuai.
Kejang demam pada anak
Kejang ini dipicu oleh demam, sehingga bukan efek khusus dari vaksin flu itu sendiri. Risiko sedikit meningkat jika vaksin flu diberikan bersamaan dengan vaksin pneumonia atau vaksin DTaP. Namun, jika vaksin flu diberikan sendiri, risikonya tidak meningkat.
Kejang demam bisa terjadi kapan saja anak mengalami demam. Meski terlihat menakutkan, tetapi sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Kalau kamu khawatir, diskusikan dengan dokter anak mengenai kemungkinan memisahkan jadwal vaksin flu dari vaksin lain.
Sindrom Guillain-Barré (GBS)
Efek samping langka lainnya adalah GBS, kondisi yang dapat menyebabkan kelemahan otot atau kelumpuhan, karena sistem imun menyerang saraf.
GBS biasanya bersifat sementara dan membaik dalam beberapa minggu, meski pada sebagian orang bisa menimbulkan masalah saraf jangka panjang. Efek samping ini sangat jarang terjadi, diperkirakan sekitar 1 hingga 2 kasus per 1 juta orang yang menerima vaksin flu. Studi juga menunjukkan bahwa terkena flu justru lebih mungkin memicu GBS dibandingkan dengan vaksin flu itu sendiri.
Jika kamu punya memiliki kekhawatiran tentang GBS, bicarakan dengan dokter. Dokter dapat meninjau riwayat medis kamu untuk menilai apakah ada risiko tambahan.