Edema Paru: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

- Yang membuat edema paru berbahaya adalah gejalanya bisa muncul mendadak dan memburuk dengan cepat.
- Gejala edema paru termasuk batuk darah, kesulitan bernapas, napas berbunyi "grok-grok", dan pembengkakan pada kaki atau perut.
- Penyebab utama edema paru adalah gagal jantung kongestif, tetapi kondisi lain seperti paparan ketinggian ekstrem juga bisa memicunya.
Edema paru adalah salah satu kondisi darurat medis yang bisa datang tiba-tiba dan membuat seseorang kesulitan bernapas karena paru-paru dipenuhi cairan. Saat paru-paru yang seharusnya terisi udara justru terisi cairan, oksigen sulit masuk ke aliran darah, sehingga tubuh pun kekurangan oksigen.
Dalam banyak kasus, penumpukan cairan di paru-paru ini sering kali berawal dari masalah pada jantung, misalnya jantung yang lemah memompa darah, sehingga tekanan di pembuluh darah paru meningkat dan cairan merembes masuk ke jaringan paru. Meski begitu, edema paru bisa terjadi karena masalah yang tidak terkait dengan jantung. Cedera paru, infeksi parah, tenggelam, atau bahkan ketinggian ekstrem juga bisa memicu edema paru.
Yang membuat edema paru berbahaya adalah gejalanya bisa muncul mendadak dan memburuk dengan cepat. Tanpa penanganan medis segera, edema paru dapat berujung fatal. Namun kabar baiknya, kondisi ini dapat ditangani dan peluang kesembuhan akan jauh lebih baik jika mendapat pertolongan secepat mungkin.
Melalui artikel ini, IDN Times akan mengajak kamu mengenal lebih dalam tentang edema paru, mulai dari gejala yang perlu diwaspadai, penyebab, hingga langkah pencegahan.
1. Gejala
Gejala edema paru dapat meliputi:
Batuk darah atau lendir berbusa berdarah
Sulit bernapas saat berbaring (ortopnea)
Merasa seperti kehabisan napas atau tenggelam (perasaan ini disebut dispnea nokturnal paroksismal jika menyebabkan terbangun 1–2 jam setelah tertidur dan kesulitan mengatur napas).
Napas berbunyi "grok-grok", mendengkur, atau mengi.
Sulit berbicara dalam kalimat lengkap karena sesak napas.
Gejala tambahan bisa termasuk:
Cemas atau gelisah.
Penurunan tingkat kesadaran.
Pembengkakan pada kaki atau perut.
Kulit tampak pucat.
Berkeringat secara berlebihan.
2. Penyebab dan faktor risiko

Edema paru sering kali disebabkan oleh gagal jantung kongestif. Ketika jantung tidak mampu memompa darah dengan baik, darah dapat menumpuk di pembuluh darah yang membawa darah melewati paru-paru.
Seiring tekanan di pembuluh darah paru-paru meningkat, cairan akan terdorong masuk ke ruang udara kecil (alveoli) di paru-paru. Penumpukan cairan ini menghambat pergerakan oksigen secara normal di paru-paru. Kombinasi dua hal ini (penumpukan cairan dan terganggunya pertukaran oksigen) akhirnya membuat penderitanya sesak napas.
Gagal jantung kongestif yang kemudian memicu edema paru bisa terjadi akibat:
Serangan jantung, atau penyakit apa pun yang melemahkan atau membuat otot jantung menjadi kaku (kardiomiopati).
Kebocoran atau penyempitan katup jantung (katup mitral atau aorta).
Tekanan darah tinggi mendadak yang sangat parah (hipertensi).
Selain karena masalah jantung, edema paru juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi lain, seperti:
Efek samping obat tertentu.
Paparan ketinggian ekstrem.
Penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke ginjal.
Kerusakan paru akibat menghirup gas beracun atau infeksi berat.
Cedera berat atau trauma besar.
3. Faktor risiko
Meskipun beberapa orang tanpa penyakit jantung mengalami kondisi ini, tetapi sebagian besar kasus edema paru berkaitan dengan masalah jantung. Risikonya meningkat pada orang dengan kondisi jantung yang tidak minum obat sesuai resep dan tidak mengikuti anjuran dokter untuk menjaga pola makan.
Orang yang berisiko lebih tinggi mengalami edema paru antara lain:
Mengalami gagal jantung kongestif.
Masalah katup jantung, yang menyebabkan aliran darah balik di dalam jantung.
Detak jantung tidak teratur (aritmia).
Tekanan darah tinggi.
Serangan jantung.
Penyakit atau cedera ginjal.
Cedera paru-paru.
Selain itu, mengunjungi tempat-tempat di dataran tinggi dapat meningkatkan risiko edema paru.
4. Diagnosis
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan paru-paru dan jantung, guna memeriksa adanya:
Bunyi jantung abnormal.
Bunyi berderak di paru-paru.
Detak jantung yang meningkat (takikardia).
Pernapasan yang cepat (takipnea).
Hal lain yang akan diperiksa oleh dokter meliputi:
Pembengkakan pada kaki atau perut.
Kelainan pada pembuluh darah leher (menandakan adanya kelebihan cairan dalam tubuh).
Warna kulit pucat atau kebiruan.
Tes penunjang yang mungkin dilakukan:
Pemeriksaan kimia darah.
Pengukuran kadar oksigen dalam darah (oksimetri atau analisis gas darah arteri).
Foto rontgen dada.
Hitung darah lengkap.
Ekokardiogram (ultrasonografi jantung) untuk melihat apakah ada gangguan pada otot jantung.
Elektrokardiogram (EKG) untuk mendeteksi tanda-tanda serangan jantung atau kelainan irama jantung.
5. Pengobatan
Orang yang mengalami kesulitan bernapas akibat edema paru perlu segera mendapatkan penanganan medis. Mereka biasanya diminta duduk tegak selama pengobatan untuk membantu memperbaiki pernapasan.
Penanganan umum untuk edema paru meliputi:
Oksigen tambahan, yang biasanya diberikan melalui selang kecil di hidung (nasal cannula).
Obat-obatan, termasuk:
Diuretik untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh.
Nitrogliserin untuk menurunkan tekanan di dalam jantung.
Inotropik untuk membantu jantung memompa lebih efisien.
ACE inhibitor untuk mengatur tekanan darah.
Morfin, untuk membantu mengurangi kecemasan dan memperbaiki pernapasan.
Continuous positive airway pressure (CPAP), metode lain untuk meningkatkan pernapasan.
Ventilator, yang memerlukan tindakan intubasi, digunakan jika metode lain tidak berhasil.
Terapi pengganti ginjal, jika edema paru menyebabkan gagal ginjal.
6. Komplikasi yang bisa terjadi

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat edema paru bisa bermacam-macam, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, secara umum, edema paru yang berlangsung dalam waktu lama dapat menyebabkan naiknya tekanan di arteri pulmonalis. Akibatnya, jantung menjadi lemah dan mulai gagal berfungsi, yang menyebabkan naiknya tekanan di jantung dan paru-paru.
Komplikasi yang mungkin terjadi dapat mencakup:
Kesulitan bernapas.
Pembengkakan pada tungkai, kaki, dan perut.
Efusi pleura.
Penyumbatan dan pembengkakan hati.
7. Pencegahan
Edema paru mungkin dapat dicegah melalui pola hidup sehat, khususnya yang membantu mengelola kondisi jantung atau paru-paru. Misalnya, dengan mengontrol kolesterol dan tekanan darah. Berikut ini beberapa strategi untuk mengelola kesehatan jantung:
- Terapkan diet sehat dengan perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu, dan berbagai protein.
- Jaga berat badan yang sehat.
- Aktif secara fisik, misalnya dengan rutin berolahraga.
- Hindari rokok dan asapnya.
- Batasi asupan garam dan alkohol.
- Kelola stres dengan baik.
Edema paru bisa membahayakan nyawa jika tidak ditangani. Untuk itu, kamu yang memiliki gejala edema paru atau memiliki faktor risiko perlu mewaspadainya.
Referensi
"Pulmonary edema." Penn Medicine. Diakses Juli 2025.
"Pulmonary Edema." Yale Medicine. Diakses Juli 2025.
"What to know about pulmonary embolism?" Medical News Today. Diakses Juli 2025.