Kanker Kepala dan Leher: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Peluang kesembuhan tinggi jika dideteksi dini

Kanker kepala dan leher mengacu pada jenis-jenis kanker yang memengaruhi bagian kepala dan leher, termasuk mulut dan tenggorokan. Gejala yang paling umum adalah sakit tenggorokan terus-menerus. Pada kasus yang jarang, kanker kepala dan leher terbentuk di sinus atau kelenjar ludah. Sebagian besar kanker kepala dan leher diklasifikasikan sebagai karsinoma sel skuamosa.

Kamu bisa mengurangi risiko terkena kanker dengan menghindari tembakau, membatasi alkohol, dan mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). Kanker ini biasanya dapat diobati jika dideteksi sesegera mungkin. Bahkan, sebagian besar dapat dicegah.

1. Gejala

Gejala kanker kepala dan leher sering kali ringan, bahkan menyerupai kondisi yang kurang serius, seperti pilek atau sakit tenggorokan. Ini membuat kanker kepala dan leher menjadi sulit terdeteksi.

Sakit tenggorokan yang berlangsung lama adalah gejala kanker kepala dan leher yang paling umum. Dilansir Cleveland Clinic, gejalanya meliputi:

  • Sakit tenggorokan yang berlangsung lama.
  • Sering sakit kepala.
  • Suara serak atau berubah.
  • Sakit saat mengunyah atau menelan.
  • Nyeri pada gigi atas.
  • Mati rasa atau nyeri pada wajah.
  • Nyeri leher yang tidak kunjung sembuh.
  • Kesulitan bernapas atau berbicara.
  • Benjolan di tenggorokan, mulut atau leher.
  • Sakit telinga atau infeksi yang terus-menerus.
  • Mimisan.
  • Air liur atau dahak berdarah.
  • Masalah mulut atau lidah yang berlangsung lama.
  • Sering mengalami infeksi sinus yang tidak merespons antibiotik.
  • Adanya bercak putih atau merah pada gusi, lidah, atau bagian dalam mulut.
  • Pembengkakan di rahang, leher, atau sisi wajah.

2. Penyebab

Kanker Kepala dan Leher: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi produk tembakau (pexels.com/Basil MK)

Diterangkan dalam laman City of Hope, merokok adalah faktor risiko terbesar dari kanker kepala dan leher. Menjadi perokok pasif juga dapat meningkatkan risiko. Mengunyah tembakau juga dikaitkan dengan kanker rongga mulut.

Sebagian besar kanker kepala dan leher disebabkan oleh penggunaan tembakau. Kombinasi tembakau dan alkohol menyebabkan setidaknya 75 persen kanker kepala dan leher. Orang yang terinfeksi human papillomavirus (HPV) memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan beberapa kanker tenggorokan dan mulut.

Selain infeksi HPV dan penggunaan tembakau dan alkohol, faktor risiko lain kanker kepala dan leher mungkin termasuk:

  • Virus Epstein-Barr (EBV).
  • Fanconi anemia atau dyskeratosis congenita.
  • Paparan sinar matahari.
  • Terapi penyinaran, terutama pada daerah kepala dan leher.
  • Gizi buruk dan kekurangan vitamin.

Baca Juga: Polip Rahim, Apakah Bisa Berkembang Menjadi Kanker?

3. Diagnosis

Diagnosis dini adalah kunci keberhasilan dari pengobatan kanker. Dokter akan melakukan tes berikut sebagai bagian dari diagnosis kanker kepala dan leher:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter memeriksa rongga mulut dan hidung, leher, tenggorokan, dan lidah. Ini bertujuan untuk mendeteksi benjolan di leher, bibir, gusi, dan pipi.
  • Endoskopi: Tabung tipis digunakan untuk melihat rongga hidung, tenggorokan, kotak suara, atau area lain di mana kamu mengalami gejala.
  • Tes pencitraan: Rontgen kepala dan leher, pemindaian CT, MRI, dan pemindaian PET untuk membuat gambar area di dalam kepala dan leher.
  • Tes laboratorium: Tim medis mungkin mengambil sampel darah untuk pengujian.
  • Biopsi: Tim medis mengambil sampel jaringan pada tubuh untuk diperiksa oleh ahli patologi di bawah mikroskop.

4. Perawatan

Kanker Kepala dan Leher: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Pengobatan kanker kepala dan leher dapat melibatkan pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, terapi target, imunoterapi, atau kombinasi pengobatan. Rencana perawatan untuk setiap pasien bergantung pada sejumlah faktor, seperti lokasi tumor, stadium kanker, usia, dan kesehatan umum.

Menurut American Society of Clinical Oncology, pilihan perawatan utama untuk mengobati kanker kepala dan leher, meliputi:

  • Operasi.
  • Terapi radiasi.
  • Kemoterapi.
  • Terapi yang ditargetkan.
  • Imunoterapi.
  • Terapi untuk mengatasi dampak fisik, emosional, dan sosial dari kanker.

5. Efek samping pengobatan kanker kepala dan leher

Pengobatan kanker kepala dan leher mungkin menyebabkan beberapa efek samping. Berikut beberapa di antaranya menurut National Cancer Institute:

  • Terganggunya kemampuan mengunyah, menelan, atau berbicara.
  • Pembengkakan wajah dan leher.
  • Selulitis atau infeksi pada jaringan. Jika parah, bisa menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas.
  • Mati rasa pada leher dan tenggorokan.
  • Kemerahan, iritasi, dan luka di mulut.
  • Mulut kering atau air liur mengental.
  • Pengerasan kotoran telinga yang memicu sakit telinga.
  • Rahang kaku dan pasien mungkin tidak dapat membuka mulut selebar sebelum perawatan.

Pasien harus melaporkan efek samping apa pun kepada dokter atau perawat yang menangani.

Jika dideteksi lebih awal, kanker kepala dan leher sering kali bisa diobati dengan pembedahan dan radiasi. Penting untuk segera menemui dokter jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada kanker ini.

Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening yang Jarang Disadari

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya