9 Komplikasi OCD yang Perlu Diwaspadai, Segera Cari Bantuan

Dari masalah tidur, depresi, dan masalah dalam hubungan

Gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan kecemasan yang memerlukan diagnosis melalui pemeriksaan dan penilaian serta pengobatan.

OCD adalah kondisi mental yang sangat rumit dan menantang yang bisa muncul karena berbagai sebab, mulai dari genetik, bahan kimia otak, ketidaknormalan pada otak, kebiasaan, dan lain sebagainya.

Jika diobati dengan baik, orang yang hidup dengan OCD mampu hidup dengan sejahtera dan pada akhirnya bebas dari penderitaan. Sebaliknya, tanpa pengobatan, OCD bisa menjadi makin kronis dan mengganggu rutinitas normal, tugas sekolah, pekerjaan, aktivitas keluarga, dan sosial. 

Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat OCD yang tidak ditangani bisa kamu baca di bawah ini.

1. Masalah tidur

Masalah tidur bisa dihadapi oleh siapa pun, tetapi orang dengan OCD cenderung mengalami masalah tidur lebih parah. Ini karena mereka sering hidup dengan pikiran cemas yang terus-menerus dan mengganggu sepanjang hari. Pikiran-pikiran ini biasanya tidak mereda saat malam tiba, yang menyebabkan lebih sulit tertidur.

Misalnya, studi yang dimuat dalam jurnal BMC Psychiatry (2021) menyatakan bahwa individu dengan OCD memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan individu tanpa gangguan kesehatan mental. Orang dengan OCD yang memiliki gejala OCD berat juga cenderung memiliki masalah tidur yang lebih parah.

Gangguan tidur yang paling banyak dilaporkan pada pengidap OCD meliputi:

  • Sulit tidur.
  • Sering terbangun pada malam hari.
  • Tidak mengikuti jadwal tidur yang teratur.

2. Penyalahgunaan zat

9 Komplikasi OCD yang Perlu Diwaspadai, Segera Cari Bantuanilustrasi zat terlarang (pixabay.com/qimono)

Penyalahgunaan zat juga merupakan masalah umum yang dimiliki oleh orang dengan OCD. Banyak orang dengan OCD menggunakan obat-obatan atau alkohol sebagai cara mengobati diri sendiri dan meringankan beberapa gejala yang dirasakan.

Sayangnya, hal ini dapat segera berubah menjadi penyalahgunaan zat dan kecanduan. Diterangkan laman Dr. Mike MD, dua zat yang paling umum disalahgunakan oleh orang dengan OCD adalah alkohol dan benzodiazepin. Benzodiazepin ditujukan untuk mengurangi kecemasan.

3. Menghindari pemicu secara berlebihan

Tanpa terapi dan/atau pengobatan, pikiran dan kompulsi obsesif dapat membuat orang dengan OCD sangat sulit berkonsentrasi. Tidak jarang, mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk kompulsi atau menghindari pemicu. Ini selanjutnya dapat mengganggu aktivitas, bahkan hubungan dengan orang sekitar.

Diterangkan Pathlight Mood & Anxiety Center, orang yang memiliki OCD memiliki kecenderungan menghindari:

  • Pergi keluar.
  • Pertemuan sosial atau perayaan.
  • Melihat keluarga dan teman.
  • Bekerja atau sekolah.
  • Hobi.

Baca Juga: 5 Tipe OCD, Gangguan yang Diidap Aliando Syarief

4. Tidak produktif

9 Komplikasi OCD yang Perlu Diwaspadai, Segera Cari Bantuanilustrasi tidak produktif (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Bagi orang yang hidup dengan OCD, menyelesaikan suatu pekerjaan bisa terasa sangat sulit, menurut laman Dr. Mike MD. Rendahnya produktivitas bisa berdampak pada semua bidang kehidupan, termasuk dalam hal pekerjaan dan pendidikan. 

Sebagian besar waktu bisa dihabiskan untuk ritual kompulsif atau bergumul dengan pikiran yang tidak diinginkan. Ini bisa melelahkan dan pada akhirnya membuat seseorang tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.

5. Malu

Banyak orang yang hidup dengan OCD pernah mengalami rasa malu terkait dengan OCD yang mereka miliki. Misalnya, kecenderungan obsesif dan kompulsif bisa menimbulkan reaksi yang terkesan merendahkan dari orang lain, seperti tertawa, diskriminasi, hingga bullying.

Reaksi dari orang lain dapat memicu rasa malu pada orang dengan OCD. Selanjutnya, ini dapat mengarah ke perasaan putus asa dan tidak berharga.

6. Kecemasan

9 Komplikasi OCD yang Perlu Diwaspadai, Segera Cari Bantuanilustrasi seseorang mengalami kecemasan (unsplash.com/Joice Kelly)

Menurut ulasan dalam Cureus Journal of Medical Science (2020), sekitar 90 persen orang dengan OCD juga akan mengalami gangguan kecemasan, gangguan suasana hati, gangguan impuls, gangguan penggunaan zat, atau kondisi kejiwaan lainnya.

Pikiran dan desakan yang terus-menerus dari OCD menyebabkan kecemasan meningkat. Begitu pula saat orang dengan OCD berusaha mengendalikan pikiran dan tindakannya, kecemasan akan meningkat.

Selain itu, perilaku berulang OCD juga bisa dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan terkait obsesi. Sayangnya, mengikuti perilaku kompulsi hanya memberikan kelegaan sementara dari kecemasan, tetapi selanjutnya kecemasan meningkat.

7. Depresi

Menurut International OCD Foundation, 25 hingga 50 persen orang dengan OCD juga memiliki kondisi depresi berat. OCD membuat seseorang tidak punya banyak waktu berkualitas untuk hubungan, hobi, sekolah atau pekerjaan, dan aktivitas umum lainnya. 

Karena alasan ini, pengidap OCD umumnya juga memiliki depresi. Bagaimanapun, semua gejala OCD memicu depresi karena kehidupan sehari-hari orang dengan OCD dipenuhi oleh pikiran yang tidak terkendali dan dorongan untuk terlibat dalam perilaku yang tidak masuk akal dan berlebihan.

Depresi pada orang dengan OCD ditandai dengan tidak menikmati aktivitas, terisolasi, nafsu makan berkurang, tidur terganggu, penurunan dorongan seks, sering menangis, putus asa, dan merasa tidak berdaya.

Umumnya, depresi dimulai setelah gejala OCD muncul, yang artinya depresi terjadi sebagai respons terhadap kesulitan terkait OCD. Jarang sekali depresi dan OCD dimulai pada waktu bersamaan atau depresi muncul sebelum OCD.

8. Keadaan emosional negatif

9 Komplikasi OCD yang Perlu Diwaspadai, Segera Cari Bantuanilustrasi frustrasi (freepik.com/cookie_studio)

Sifat OCD yang menyusahkan dapat menyebabkan keadaan emosi negatif, seperti frustrasi, rasa bersalah, malu, atau malu. Orang dengan OCD mungkin merasa frustrasi karena ketidakmampuannya mengendalikan dalam pikiran dan perilaku, mengutip laman Onlymyhealth.

9. Dampak pada hubungan

OCD dapat membebani hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan. Obsesi dan kompulsi mungkin sulit dipahami orang lain, sehingga menyebabkan frustrasi, kesalahpahaman, atau ketegangan dalam interaksi.

Orang-orang terdekat mungkin mengalami kesulitan dalam memberikan dukungan yang tepat atau menjadi frustrasi karena dampak OCD terhadap kehidupan dan dinamika hubungan orang tersebut.

Butuh waktu dan komitmen bagi orang dengan OCD maupun orang-orang di sekitarnya untuk mengatasi kondisi ini. Dengan perawatan yang tepat dan usaha keras, sangat mungkin untuk menangani kompulsi dan obsesi yang mengganggu kehidupan dan beralih ke kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: OCD Tidak Sama dengan Perfeksionisme, Ini Perbedaannya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya