Ligyrophobia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Fobia suara keras yang banyak dialami anak-anak

Ligyrophobia, atau kadang disebut sebagai phonophobia, adalah kondisi yang ditandai dengan ketakutan akan suara keras.

Ketakutan akan suara keras ini paling sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga bisa dialami oleh orang dewasa. Beberapa orang hanya takut pada suara keras yang sangat tiba-tiba, sementara yang lain mengalami ketakutan akan kebisingan yang berkelanjutan.

Ligyrophobia dapat memengaruhi kemampuan pengidapnya untuk merasa nyaman dalam lingkungan sosial yang melibatkan keramaian, seperti pesta, konser, dan acara lainnya. Oleh sebab itu, penting bagi individu dengan ligyrophobia untuk menyadari kondisinya dan segera mengatasinya.

Untuk membantu kamu lebih memahami seputar ligyrophobia, di bawah ini akan dijelaskan beberapa hal seputar ligyrophobia yang penting untuk diketahui.

1. Gejala

Gejala ligyrophobia bisa berbeda-beda, dipengaruhi oleh genetika dan lingkungan. Pengidapnya mungkin merasa sangat cemas ketika badai petir dan cenderung menghindari tempat-tempat yang dipenuhi dengan suara keras, seperti konser, pesta, rumah hantu, atau bar.

Orang dengan ligyrophobia mungkin dapat berpikir secara rasional terhadap suara keras saat mereka berada dalam keadaan pikiran yang netral. Namun, saat berada dalam keadaan panik, mereka biasanya tidak dapat berpikir rasional tentang ketakutan mereka. Kadang, orang dengan ligyrophobia menunjukkan reaksi yang dianggap berlebihan oleh orang lain.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, gejala ligyrophobia dapat berbeda-beda, tetapi gejala paling umum dari fobia ini meliputi:

  • Merasa cemas saat mendengar suara keras.
  • Merasa cemas hanya dengan memikirkan suara keras.
  • Menghindari tempat yang mungkin menimbulkan suara keras.
  • Dapat bereaksi secara tidak rasional setelah mendengar suara keras.

2. Penyebab

Ligyrophobia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi menutup telinga (pexels.com/Liza Summer)

Ligyrophobia adalah gangguan mental yang dapat dialami oleh individu dari segala usia. Seperti jenis fobia lainnya, penyebab pasti ligyrophobia tidak sepenuhnya dipahami.

Salah satu pemicunya adalah faktor genetik. Individu yang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat gangguan kecemasan mungkin lebih rentan terhadap kondisi ini.

Faktor eksternal juga dapat menyebabkan ligyrophobia, seperti trauma masa kanak-kanak atau insiden traumatis tunggal.

Pada anak dengan autisme dan beberapa anak lain, peristiwa traumatis mungkin menyebabkan dampak ekstrem, meskipun sebenarnya tidak demikian. Misalnya, tiba-tiba mendengar semua orang dengan keras meneriakkan kejutan saat pesta ulang tahun.

Baca Juga: 5 Fobia Paling Langka di Dunia, Ada yang Takut Pada Paras Wanita!

3. Diagnosis

Jika kamu memiliki ketakutan yang tidak wajar akan suara keras atau mengganggu kemampuanmu untuk melakukan aktivitas, dokter bisa membantumu dalam menghadapi kondisi ini. Dokter akan melakukan diagnosis dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan pemicu. Riwayat medis, sosial, dan psikologis juga akan dibahas.

Untuk menentukan apakah yang kamu miliki adalah fobia spesifik, dokter akan menggunakan kriteria diagnostik yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Setelah melakukan diagnosis, dokter akan menawarkan perawatan yang sesuai dengan kondisimu.

4. Pengobatan

Ligyrophobia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Fobia akan suara keras biasanya diobati dengan terapi. Berikut ini beberapa jenis terapi yang digunakan untuk mengobati ligyrophobia:

  • Terapi paparan (desensitisasi sistematis): Terapi ini dilakukan dengan menggunakan paparan terpandu dan berulang ke sumber ketakutan. Terapi pemaparan bisa sangat efektif untuk mengatasi semua jenis fobia.
  • Terapi perilaku kognitif: Terapi ini juga sangat efektif untuk mengatasi fobia spesifik. Terapi perilaku kognitif memanfaatkan beberapa elemen terapi pemaparan, dikombinasikan dengan teknik yang membantu pasien mengubah pikiran dan perilaku negatif.
  • Teknik relaksasi: Kegiatan seperti meditasi juga dapat membantu mengendalikan ketakutan, utamanya jika dikombinasikan dengan perawatan lain.

Terapi untuk mengatasi ligyrophobia biasanya perlu dilakukan dengan bantuan profesional kesehatan mental. Kadang, obat-obatan diperlukan bersamaan dengan psikoterapi. Obat yang digunakan bisa meliputi obat antikecemasan dan beta blocker yang membantu mengurangi gejala serangan panik.

5. Ligyrophobia pada anak-anak

Ketakutan adalah bagian yang normal dari tumbuh dewasa, dan banyak anak kecil yang menunjukkan berbagai jenis ketakutan jangka pendek. Salah satunya adalah suara keras yang dapat memicu reaksi, bahkan pada bayi. Namun, bagi kebanyakan anak, ketakutan ini ringan dan bersifat sementara.

Anak-anak juga dapat mengembangkan fobia mendalam yang melekat sepanjang masa kecil mereka. Jika ketakutan yang dialami anak berlangsung selama lebih dari enam bulan, atau jika ketakutan tidak mudah diredakan, penting untuk mencari pengobatan dari profesional kesehatan mental yang berkualitas.

Jika kamu khawatir bahwa kamu memiliki ligyrophobia, kamu perlu segera mengambil langkah untuk menaklukkannya. Jenis fobia ini sangat bisa diobati. Asalkan ada tekad kuat dan usaha nyata untuk mengatasinya, kamu mungkin tidak butuh waktu lama untuk bisa pulih.

Baca Juga: 5 Fakta Ablutophobia, Fobia Takut Mandi dan Membersihkan Diri

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya