Malabsorpsi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Bisa sebabkan masalah pertumbuhan dan perkembangan

Terkadang, meskipun sudah mendapatkan makanan yang seimbang, anak-anak tetap bisa mengalami kekurangan gizi. Ini bisa jadi disebabkan oleh malabsorpsi, ketidakmampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dari sistem pencernaan ke dalam aliran darah. 

Normalnya, proses pencernaan mengubah nutrisi dari makanan menjadi unit-unit kecil yang melewati dinding usus dan masuk ke aliran darah, di mana mereka dibawa ke sel-sel lain di dalam tubuh. Apabila dinding usus mengalami kerusakan oleh virus, infeksi bakteri, atau parasit, permukaan usus dapat berubah sehingga zat yang dicerna tidak dapat melewatinya. Ketika ini terjadi, nutrisi akan dibuang melalui tinja.

Malabsorpsi adalah hal yang normal terjadi pada anak-anak selama satu atau dua hari selama kasus flu perut atau usus yang parah. Malabsorpsi jarang berlangsung lebih lama karena permukaan usus sembuh dengan cepat tanpa kerusakan yang signifikan. Pada kasus ini, malabsorpsi tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kadang malabsorpsi kronis dapat berkembang dan ini memerlukan bantuan dokter.

Untuk membantu kamu memahami lebih detail seputar malabsorpsi pada anak-anak, simak pembahasan berikut yang dirangkum dari laman Children's Wisconsin dan American Academy of Pediatrics.

1. Gejala

Malabsorpsi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi sakit perut (freepik.com/freepik)

Malabsorpsi kronis bisa menyebabkan beberapa gejala, yang mencakup:

  • Sakit perut terus menerus dan muntah.
  • Sering buang air besar. Kadang tampak encer, besar, dan berbau busuk.
  • Rentan terkena infeksi.
  • Penurunan berat badan.
  • Peningkatan memar.
  • Patah tulang.
  • Kulit kering dan bersisik.
  • Perubahan kepribadian.
  • Perlambatan pertumbuhan dan penambahan berat badan.

2. Penyebab

Malabsorpsi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi anak-anak (freepik.com/jcomp)

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan malabsorpsi, biasanya berupa penyakit celiac, fibrosis kistik, penyakit Crohn, intoleransi laktosa, dan pankreatitis kronis. Masalah tersebut mungkin disebabkan karena anak kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan tertentu.

Malabsorpsi parah dapat terjadi pada individu dengan sindrom usus pendek. Pada kondisi ini, anak tidak memiliki usus yang cukup panjang untuk mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan secara efektif.

Baca Juga: 7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisi

3. Seberapa sering malabsorpsi terjadi?

Malabsorpsi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi anak-anak (pixabay.com/Klimkin)

Tingkat prevalensi bervariasi tergantung pada kondisi yang mendasarinya, tetapi secara keseluruhan, malabsorpsi jarang terjadi pada anak-anak. Penyakit celiac terjadi pada 1 persen dari populasi.

Etnis juga dapat berperan. Misalnya, orang Kaukasia memiliki risiko paling tinggi untuk mengembangkan penyakit celiac; orang Asia dan Afrika-Amerika lebih mungkin mengembangkan intoleransi laktosa; dan defisiensi sukrosa-isomaltase kongenital lebih sering terjadi di antara suku Inuit di Alaska, Kanada, dan Greenland.

4. Diagnosis

Malabsorpsi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi dokter memeriksa anak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Jika dokter anak mencurigai malabsorpsi berdasarkan pertumbuhan yang buruk, diare persisten, atau gejala lain, dokter mungkin melakukan satu atau beberapa tes berikut:

  • Tes tinja: Sejumlah besar gula atau lemak yang tidak diserap dalam tinja dapat menjadi tanda malabsorpsi.
  • Tes darah: Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis penyakit celiac atau memeriksa penyakit lainnya.
  • Endoskopi: Ini dilakukan dengan memeriksa lapisan usus untuk melihat adanya peradangan atau infeksi dan biasanya diperlukan untuk memastikan penyakit celiac.
  • Tes napas hidrogen: Tingkat hidrogen yang tinggi dalam napas anak setelah minum gula susu dapat menunjukkan intoleransi laktosa.
  • Tes keringat: Tes ini dilakukan dengan memeriksa sampel keringat dari kulit untuk mengetahui adanya fibrosis kistik.

5. Pengobatan

Malabsorpsi Makanan pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi anak makan (unsplash.com/kazuend)

Sebelum pengobatan dimulai, dokter akan melakukan tes terlebih dahulu. Setelah dokter yakin masalahnya adalah malabsorpsi, dokter akan mencoba mengidentifikasi alasan spesifik untuk kehadirannya.

Bila penyebabnya adalah infeksi, pengobatan biasanya akan mencakup pemberian antibiotik. Jika usus terlalu aktif adalah penyebabnya, obat-obatan dapat digunakan untuk mengatasi hal ini, sehingga ada waktu bagi nutrisi untuk diserap.

Perawatan yang ditawarkan bervariasi berdasarkan kelainan, tetapi sering kali melibatkan perubahan pola makan. Anak-anak yang mengalami kesulitan mencerna laktosa atau gula perlu menghindari makanan tersebut atau minum obat untuk menggantikan enzim pencernaan yang diperlukan. Anak-anak dengan penyakit celiac harus menghindari gluten. Untuk anak dengan sindrom usus pendek, anak-anak mungkin memerlukan infus untuk suplementasi nutrisi.

Paling sering, malabsorpsi makanan pada anak merupakan kondisi seumur hidup. Untungnya, dengan perawatan yang tepat dan modifikasi diet, banyak anak mampu melanjutkan hidup dengan normal.

Baca Juga: 7 Manfaat Semangka Kuning bagi Kesehatan, Kaya akan Nutrisi!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya