7 Faktor Penyebab Jantung Lemah, Hindari Sebisa Mungkin
Intinya Sih...
- Jantung lemah dapat disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok, tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, COVID-19, obesitas, kelainan jantung bawaan, dan kemoterapi.
- Jantung lemah sering menyebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh, yang berarti organ dan jaringan tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi penting yang cukup.
- Dengan mengetahui faktor risikonya, kamu dapat melakukan strategi terbaik untuk menghindari kelemahan jantung.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jantung adalah salah satu organ yang memiliki fungsi krusial bagi tubuh. Salah satunya adalah memompa darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Ketika jantung lemah, sering kali organ ini tidak dapat terisi dengan baik atau memompa secara efisien. Hal ini menyebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh, yang berarti organ dan jaringan tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi penting yang cukup.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan jantung lemah. Dengan mengetahui faktor risikonya, kamu dapat melakukan strategi terbaik untuk menghindari kelemahan jantung.
1. Merokok
Merokok dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh melalui banyak cara.
Dilansir Verywell Health, asap rokok bersifat karsinogenik yang dapat merusak paru-paru, yang merupakan bagian integral dari siklus jantung. Selanjutnya, bahan ini turut merusak otot jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, bahan kimia dalam asap rokok mengubah kimia darah, menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan pembentukan plak. Ini dapat merusak jantung dan pembuluh darah secara permanen.
2. Tekanan darah tinggi
Pada orang dengan tekanan darah tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Pemompaan jantung yang lebih kuat menyebabkan penebalan otot, khususnya ventrikel kiri, yang dapat meningkatkan risiko:
- Aritmia.
- Gagal jantung.
- Serangan jantung.
- Kematian jantung mendadak.
Tekanan darah berkelanjutan di atas 120/80 mmHg untuk orang dewasa juga mempersempit arteri dan memperbesar jantung, sehingga mengganggu integritas struktural otot jantung.
Jantung yang membesar dan melemah tidak mampu memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh, sehingga tidak mungkin memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Penyakit arteri koroner dan serangan jantung
Penyakit arteri koroner atau juga dikenal sebagai penyakit jantung koroner adalah penyebab gagal jantung yang paling umum.
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan timbunan lemak di arteri. Dijelaskan dalam Mayo Clinic, endapan tersebut mempersempit arteri, yang selanjutnya mengurangi aliran darah dan dapat menyebabkan serangan jantung.
Serangan jantung terjadi secara tiba-tiba saat arteri tersumbat sepenuhnya. Serangan jantung selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan otot jantung sehingga tidak dapat lagi memompa darah sebagaimana mestinya.
Baca Juga: 5 Cara Unik Menjaga Kesehatan Jantung, Tertawa Setiap Hari!
4. COVID-19
Editor’s picks
COVID-19 dapat menyebabkan berbagai jenis komplikasi pada beberapa orang, salah satunya kerusakan jantung. Selanjutnya, ini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah jantung di masa depan.
Dirangkum dari Healthline, ada beberapa cara COVID-19 dapat memengaruhi jantung:
- Infeksi langsung: Virus penyebab COVID-19 mengikat protein yang disebut ACE2 untuk memasuki sel-sel di tubuh. ACE2 dapat ditemukan di banyak organ dan jaringan di seluruh tubuh, termasuk paru-paru, jantung, dan pembuluh darah. Oleh karena itu, ada kemungkinan virus tersebut dapat langsung menginfeksi sel-sel di jantung dan pembuluh darah, sehingga menyebabkan kerusakan.
- Respons imun: COVID-19 meningkatkan level peradangan di tubuh. Peningkatan peradangan ini disebabkan oleh sistem kekebalan yang bekerja merespons infeksi. Namun, respons imun yang terlalu intens justru dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan sehat, termasuk jantung.
- Kadar oksigen rendah: Infeksi COVID-19 yang parah dapat merusak paru-paru. Kerusakan paru-paru dapat menyebabkan berkurangnya suplai oksigen, yang selanjutnya memicu kerusakan jantung.
5. Obesitas
Obesitas dikaitkan dengan beberapa kondisi medis yang membuat seseorang lebih berisiko terkena penyakit jantung, antara lain:
- Hipertensi.
- Diabetes.
- Penyakit arteri koroner.
- Sindrom apnea tidur.
Obesitas juga dapat meningkatkan risiko perubahan struktural dan fungsional jantung, yang melemahkan jantung. Perubahan struktur ini meningkatkan risiko fibrilasi atrium dan kematian jantung mendadak (Journal of Diabetes Research, 2018).
6. Kelainan jantung bawaan
Kelainan jantung bawaan adalah masalah struktural jantung yang ada sejak lahir dan dapat memengaruhi cara kerja jantung.
Normalnya, jantung memiliki katup, arteri, dan ruang untuk mengedarkan darah. Jantung yang belum berkembang atau berubah bentuk tidak dapat berfungsi secara efisien. Tekanan dapat meningkat, dan akibatnya otot jantung dapat melemah dan gagal berfungsi, dikutip dari American Heart Association.
Tingkat keparahan kelainan jantung bawaan berkisar dari lubang kecil hingga tidak adanya satu atau lebih bilik atau katup. Makin besar tingkat keparahan bentuk, makin besar kemungkinan terjadinya kelemahan jantung dan komplikasi jangka panjang.
7. Kemoterapi
Kemoterapi tertentu dapat menyebabkan melemahnya jantung. Obat-obatan yang digunakan selama kemoterapi dapat menyebabkan bilik kiri jantung membesar sehingga membatasi kemampuannya untuk memompa darah, menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center.
Obat kemoterapi yang dapat menyebabkan lemah jantung antara lain:
- Antrasiklin, yang digunakan untuk mengobati leukemia, kanker payudara, perut, paru-paru, rahim, dan banyak lagi.
- Herceptin, yang digunakan untuk mengobati kanker payudara.
- Jenis imunoterapi tertentu.
Obat-obatan tersebut lebih mungkin menyebabkan kelemahan jantung pada orang yang memiliki riwayat masalah jantung.
Ada beberapa faktor penyebab melemahnya otot jantung. Ini selanjutnya berdampak pada aliran oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika kamu merasa mudah lelah, nyeri di bagian dada, atau sering pusing, segera ke dokter karena ada kemungkinan itu adalah tanda awal masalah jantung.
Baca Juga: 9 Penyebab Sesak Napas pada Malam Hari, Alergi hingga Masalah Jantung