Stroke Mata: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
ilustrasi mata (pixabay.com/SofieZborilova)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stroke bukan hanya bisa terjadi di otak. Kondisi serius ini juga dapat terjadi di mata, yang disebut sebagai dioklusi arteri retinal.
Pembuluh darah bertanggung jawab dalam mendistribusikan nutrisi penting dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saat pembuluh tersebut menyempit atau tersumbat oleh bekuan darah, ini akan menyebabkan terputusnya suplai darah. Bagian yang terkena bisa mengalami kerusakan parah yang disebut stroke.
Dalam kasus stroke mata, atau juga dikenal sebagai anterior ischemic optic neuropathy, penyumbatan memengaruhi retina. Retina ialah suatu lapisan tipis yang melapisi permukaan bagian dalam belakang mata. Bagian mata ini berperan mengirimkan sinyal cahaya ke otak, sehingga kamu bisa memahami apa yang dilihat mata.
Apabila vena retina tersumbat, cairan akan bocor ke retina. Kondisi ini kemudian menyebabkan pembengkakan, yang membuat oksigen tidak dapat bersirkulasi dan memengaruhi kemampuanmu untuk melihat.
Untuk tahu lebih banyak tentang stroke mata, baca terus penjelasan berikut ini, ya!
1. Gejala
ilustrasi mengucek mata (pexels.com/Andrea Piacquadio)Gejala stroke mata bisa berkembang seiring waktu atau datang secara tiba-tiba. Petunjuk terbesar untuk stroke retinal adalah jika gejala hanya terjadi pada sebelah mata. Gejala ini bisa termasuk:
- Floater, berupa bintik abu-abu kecil yang mengambang di sekitar bidang penglihatan. Floater dapat terjadi karena darah dan cairan lain bocor dan menggumpal di cairan, atau vitreus, di tengah mata.
- Nyeri atau tekanan di mata, meski sering kali tidak menimbulkan rasa sakit.
- Penglihatan kabur yang terus memburuk pada sebagian atau seluruh mata.
- Kehilangan penglihatan total yang terjadi secara bertahap atau tiba-tiba.
Individu yang mengalami gejala stroke mata harus segera menghubungi dokter. Jika tidak diobati, stroke mata mungkin memicu kehilangan penglihatan permanen.
2. Penyebab
ilustrasi mata (pixabay.com/SofieZborilova)Stroke mata dapat dipicu oleh sirkulasi yang buruk di pembuluh darah yang memasok bagian depan saraf optik. Saraf optik merupakan suatu kabel yang menghubungkan otak ke mata dan membawa jutaan serabut saraf serta pembuluh darah.
Kendati stroke mata bisa dipicu penyumbatan total pembuluh darah yang memberi makan saraf optik, tetapi stroke mata sebenarnya lebih sering terjadi karena kurangnya tekanan atau perfusi jaringan. Apabila suplai nutrisi saraf optik dan oksigen terputus, jaringan saraf akan rusak dan hilang, yang mengakibatkan hilangnya penglihatan.
Baca Juga: 8 Fakta Floaters Mata, Bayangan Kecil yang Menghalangi Penglihatan
3. Siapa saja yang berisiko terkena stroke mata?
ilustrasi mata (pixabay.com/StockSnap)Sebenarnya, siapa saja dapat mengalami stroke mata. Namun, faktor-faktor tertentu bisa meningkatkan risikonya. Misalnya, individu lebih mungkin mengalami stroke mata seiring bertambahnya usia. Stroke mata juga lebih umum terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Editor’s picks
Selain itu, kondisi medis tertentu juga bisa meningkatkan risiko stroke mata. Ini termasuk:
- Diabetes
- Glaukoma
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Penyakit kardiovaskular
- Penyempitan arteri karotis atau arteri leher
- Kelainan darah langka
Selain itu, merokok juga bisa meningkatkan risiko semua jenis stroke.
4. Diagnosis
ilustrasi pemeriksaan mata oleh dokter (pixabay.com/newarta)Jika dokter mencurigai adanya stroke mata, dokter akan meninjau riwayat kesehatan dan menanyakan tentang penyakit kardiovaskular dan beberapa kondisi medis lainnya, seperti diabetes, hipertensi atau kolesterol tinggi.
Dokter juga mungkin akan melebarkan mata kamu guna memeriksa saraf optik dan retina. Dokter lalu akan melakukan pemeriksaan saraf optik untuk memeriksa adanya warna pucat atau mungkin pembengkakan cakram optik.
Dokter akan membandingkan mata normal dengan mata yang terkena untuk mendeteksi perubahan. Selanjutnya, dengan hati-hati dokter akan menyingkirkan stroke mata serius yang memengaruhi saraf optik dan menanyakan gejala yang mungkin kamu rasakan, seperti demam, sakit kepala, kehilangan nafsu makan dan berat badan, dan rasa sakit di beberapa bagian tubuh.
5. Pengobatan
ilustrasi dokter mata (pixabay.com/newarta)Pengobatan untuk stroke mata sebenarnya tergantung pada seberapa banyak kerusakan yang ditimbulkan akibat stroke. Hal lain yang juga menjadi pertimbangan adalah kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa terapi yang mungkin direkomendasikan termasuk:
- Pemijatan area mata untuk membuka retina
- Menggunakan obat penghilang gumpalan darah
- Suntikan ke mata obat faktor pertumbuhan endotel anti-vaskular
- Suntikan kortikosteroid langsung ke mata
- Terapi fotokoagulasi pan-retinal bagi individu dengan kondisi tertentu
- Laser
Makin cepat stroke mata diobati, makin besar peluang untuk menyelamatkan sebagian atau seluruh penglihatan.
6. Pencegahan
ilustrasi pola makan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)Kamu bisa meminimalkan risiko stroke mata dengan cara berikut:
- Menerapkan pola makan seimbang dan rutin olahraga.
- Menjaga kadar gula darah tetap stabil jika memiliki diabetes.
- Mengelola tekanan darah, kolesterol darah, dan tekanan mata.
- Cek mata secara berkala.
- Tidak atau berhenti merokok.
Stroke mata bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Jika kamu curiga diri sendiri atau seseorang yang kamu kenal mengalaminya, segera cari bantuan medis. Selain itu, sebelum stroke mata benar-benar menyerang, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan peluang terkena stroke mata, seperti memonitor diabetes, mengobati glaukoma, cek tekanan darah, kolesterol, dan tidak merokok.
Baca Juga: 9 Penyakit Serius dengan Gejala Berupa Rasa Sakit di Mata
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
