Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisa menyebabkan kebutaan secara tiba-tiba dan permanen

Arteritis temporal, juga dikenal sebagai arteritis kranial atau penyakit Horton, adalah kondisi autoimun yang terjadi saat arteri temporal, yang memasok darah ke kepala dan otak, mengalami peradangan atau rusak. Sel-sel dari arteri yang meradang ini terlihat sangat besar di bawah mikroskop. Oleh sebab itu, arteritis temporal juga dikenal sebagai arteritis sel raksasa. 

Arteritis temporal merupakan bentuk vaskulitis (peradangan pembuluh darah). Dilansir Cleveland Clinic, arteritis temporal merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang paling umum, tetapi merupakan kondisi yang relatif jarang.

Menurut penelitian tahun 2021, kejadian keseluruhan dari arteritis temporal yaitu sekitar 10 kasus per 100.000 orang, pada individu yang berusia di atas 50 tahun. Ini juga memiliki tingkat kematian tahunan sekitar 20 kematian per 1.000, mengutip Healthline.

Meski arteritis temporal biasanya terjadi di arteri temporal dan pembuluh darah lain di kepala, tetapi penyakit ini juga bisa menyerang pembuluh darah sedang dan besar seperti aorta dan cabang-cabangnya. Orang dengan kondisi ini berisiko mengalami komplikasi serius. Kebutaan tiba-tiba bisa terjadi karena kurangnya aliran darah ke bagian mata yang disebut saraf optik.

Untuk memahami lebih jauh seputar arteritis temporal, berikut deretan faktanya yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi arteritis temporal (freepik.com/kjpargeter)

Arteritis temporal merupakan penyakit autoimun, yang artinya sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh yang sehat. Pada arteritis temporal, sel kekebalan bereaksi terhadap pembuluh darah dan membuatnya meradang.

Dokter tidak tahu pasti apa yang memicu kondisi ini, tetapi seseorang lebih berisiko memiliki kondisi ini jika:

  • Berusia lebih dari 50 tahun.
  • Perempuan.
  • Keturunan Eropa, terutama jika berasal dari Skandinavia (Norwegia, Swedia, Denmark, atau Finlandia).

2. Gejala

Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengalami sakit kepala (freepik.com/wayhomestudio))

Salah satu gejala utama dari arteritis temporal yaitu sakit kepala yang dirasakan di pelipis dan kulit kepala. Rasa sakitnya dapat menjadi parah. Dilansir WebMD, gejala lainnya meliputi:

  • Demam.
  • Kelelahan.
  • Sakit di rahang ketika mengunyah.
  • Sakit di area wajah.
  • Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan mendadak.
  • Nyeri di bahu, lengan, leher, dan pinggul.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit di lidah.

Baca Juga: Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit mata (freepik.com/Drazen Zigic)

Menurut Medical News Today, kemungkinan komplikasi yang paling serius dari arteritis temporal yaitu hilangnya penglihatan, yang bisa terjadi secara tiba-tiba dan bersifat permanen. Itu dapat terjadi jika vaskulitis memengaruhi arteri yang memasok mata sehingga menyebabkan kerusakan saraf optik. Tanda-tanda gangguan penglihatan mencakup:

  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Titik buta.
  • Kelopak mata terkulai.

Periode singkat kehilangan penglihatan total pada satu mata bisa diikuti oleh kehilangan penglihatan total dan permanen. Kehilangan penglihatan memengaruhi antara 14 dan 20 persen orang dengan arteritis temporal. Sebelum menggunakan kortikosteroid, angkanya mencapai 30 hingga 60 persen.

Jika pengobatan untuk arteritis temporal dimulai sebelum ada efek pada penglihatan, maka risiko kebutaan berkurang menjadi 1 persen atau lebih rendah. Sementara itu, jika pasien mendapat pengobatan dalam 24 jam setelah didiagnosis kondisi ini, maka 58 persen ia akan mengalami perbaikan visual. Namun, jika tidak langsung mendapat pengobatan, maka peningkatan perbaikan mata hanya 6 persen.

Penting juga untuk memantau dan mempertahankan penglihatan pada mata yang tidak terpengaruh. Sebab, kehilangan penglihatan memengaruhi mata lainnya dalam beberapa hari hingga minggu, yang terjadi pada sekitar 50 persen pasien.

Komplikasi lain seperti pembengkakan arteri yang berlebihan, lebih jarang terjadi. Namun, arteritis temporal juga dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi pada serangan jantung, stroke, atau aneurisme aorta.

4. Diagnosis

Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/pressfoto)

Dalam proses diagnosis arteritis temporal, riwayat kesehatan pasien sangat penting dan bisa dijadikan dokter sebagai bahan pertimbangan diagnosis. Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa apakah nadi pasien lemah.

Dokter juga akan memeriksa kepala pasien untuk mencari nyeri tekan kulit kepala atau pembengkakan arteri temporal. Selain itu, dokter juga akan memesan tes darah seperti tingkat sedimentasi eritrosit dan protein C-reaktif, untuk mengukur seberapa banyak peradangan (pembengkakan) pada tubuh pasien.

Dokter juga akan menguji anemia dengan mengukur kadar hemoglobin. Jika mencurigai arteritis temporal, maka dokter kemungkinan akan melakukan biopsi. Sepotong kecil arteri diambil dan diperiksa untuk mencari bukti adanya peradangan di dalam pembuluh darah.

Selain itu, beberapa tes lain kadang diperlukan, seperti:

  • Magnetic resonance imaging (MRI): Menggunakan magnet besar, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar tubuh yang tajam.
  • Pemindaian tomografi emisi positron (PET). Dosis yang sangat kecil dari bahan kimia radioaktif disuntikkan ke pembuluh darah lengan sehingga bisa diikuti oleh pemindai PET melalui gambar tiga dimensi.
  • USG: Mmengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi melalui jaringan tubuh. Gema direkam dan diubah menjadi foto bagian dalam tubuh.

5. Pengobatan

Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum obat (freepik.com/freepik)

Dokter akan segera memulai pengobatan untuk mencegah kehilangan penglihatan dan masalah lainnya. Perawatan utama untuk arteritis temporal yaitu steroid dosis tinggi seperti prednison, untuk mengurangi peradangan di arteri. Obat ini dikonsumsi pasien secara oral setiap hari.

Kebanyakan orang dengan arteritis temporal tetap menggunakan steroid selama 1 hingga 2 tahun. Dokter akan melakukan tes darah setiap bulan untuk melihat apakah peradangan di arteri sudah berkurang, sehingga bisa menurunkan dosis obatnya.

Namun, obat-obatan ini bisa melemahkan tulang, jadi dokter mungkin menyarankan pasien untuk menjalani tes kepadatan mineral tulang secara berkala. Selain itu, dokter mungkin juga menyarankan konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D, bersama dengan obat resep yang disebut bifosfonat untuk memperlambat atau mencegah kerusakan tulang.

Meskipun kortikosteroid merupakan perawatan yang paling umum dan efektif untuk arteritis temporal, tetapi dalam kasus tertentu dokter bisa mempertimbangkan perawatan lain sebagai terapi tambahan untuk membantu mengurangi penggunaan kortikosteroid seperti prednison. Terapi tambahan ini disebut agen atau terapi hemat steroid. Ini mungkin sangat penting jika pasien mengalami efek samping yang signifikan dari kortikosteroid atau jika pasien berisiko tinggi mengalami efek samping seperti diabetes atau osteoporosis.

Agen hemat streroid termasuk kemoterapi tertentu seperti methotrexate, dan obat imunosupresan seperti tocilizumab, yang disetujui FDA untuk mengobati arteritis temporal. Dalam beberapa kasus, dosis aspirin harian dan perawatan lain bisa membantu mengurangi tingkat kehilangan penglihatan dan mencegah stroke.

Selain itu, langkah-langkah berikut juga bisa membantu mengurangi tingkat keparahan beberapa gejala dan keparahan efek samping jangka panjang dari penggunaan kortikosteroid:

  • Mengurangi asupan garam.
  • Mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk menguatkan tulang.
  • Berhenti merokok jika merokok.
  • Melakukan latihan menahan beban, seperti berjalan.
  • Mendapatkan pemeriksaan kepadatan tulang secara teratur.
  • Mendapatkan pemeriksaan gula darah sesekali.

Pasien masih perlu menemui dokter yang menanganinya untuk pemeriksaan setelah menyelesaikan perawatan. Ini karena arteritis temporal bisa kambuh. Pasien juga harus berbicara dengan dokter sebelum membuat perubahan apa pun pada rencana perawatannya.

6. Prognosis

Arteritis Temporal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (freepik.com/jcomp)

Tanpa pengobatan, prognosis orang dengan arteritis temporal adalah buruk. Namun, dengan pengobatan modern, gejala biasanya membaik dalam beberapa hari sesudah memulai pengobatan, dan kehilangan penglihatan sekarang jarang terjadi.

Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan penuh dapat sangat bervariasi. Lama pengobatan rata-rata yaitu 2 tahun, tetapi bagi sebagian orang, pengobatan akan berlanjut selama 5 tahun atau lebih. Pasien juga mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami aneurisme aorta dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, penggunaan steroid jangka panjang juga bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Kortikosteroid dapat meningkatkan risiko kondisi medis lainnya, seperti:

  • Osteoporosis.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kelemahan otot.
  • Glaukoma.
  • Katarak.

Efek samping potensial lainnya dari kortikosteroid, yaitu:

  • Penambahan berat badan.
  • Peningkatan kadar gula darah.
  • Kulit menipis.
  • Peningkatan memar.
  • Penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.
  • Sulit tidur pada malam hari dan gelisah.
  • Jerawat.
  • Perubahan suasana hati atau mudah marah.
  • Nafsu makan meningkat.
  • Jantung berdebar-debar atau gelisah.
  • Kaki bengkak.
  • Nekrosis avaskular pada tulang tertentu, yaitu kondisi ketika jaringan tulang mati karena kekurangan suplai darah. Namun, ini jarang terjadi.

Bicarakan dengan dokter tentang cara untuk meminimalkan risiko efek samping dari steroid.

Studi tidak menunjukkan bahwa seseorang dengan arteritis temporal mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi yang lebih awal daripada orang tanpa kondisi tersebut. Namun, penting untuk memenuhi setiap janji temu tindak lanjut dengan dokter.

Baca Juga: Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahu

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya