Kanker Kantung Empedu: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kanker kandung empedu atau kanker kantung empedu adalah pertumbuhan sel abnormal yang dimulai di kantong empedu. Kantung empedu merupakan organ kecil berbentuk pir yang berada di sisi kanan perut, tepat di bawah hati. Kantung empedu menyimpan empedu, yaitu cairan pencernaan yang diproduksi oleh hati.
Kanker kandung empedu termasuk kanker yang jarang terjadi. Menurut keterangan dari World Cancer Research Fund International, kanker kantung empedu adalah kanker paling umum ke-20 di seluruh dunia; peringkat ke-17 yang paling sering pada laki-laki dan peringkat ke-18 yang paling sering dialami perempuan. Tercatat hampir 220.000 kasus baru pada tahun 2018.
Dilansir Mayo Clinic, kebanyakan kasus kanker kantung empedu ditemukan pada stadium lanjut, sehingga prognosisnya sering kali sangat buruk.
1. Penyebab dan faktor risiko
Penyebab pasti kanker kandung empedu belum diketahui. Namun, diyakini bahwa seperti kanker lainnya, mutasi DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang cepat dan tidak terkendali. Ketika jumlah sel meningkat dengan cepat, massa atau tumor akan terbentuk. Jika tidak diobati, sel-sel ini akhirnya menyebar ke jaringan terdekat dan bagian tubuh yang jauh.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker kantung empedu, yang kebanyakan berhubungan dengan peradangan kantung empedu jangka panjang.
Batu empedu merupakan potongan kecil bahan yang mengeras, yang terbentuk di kantung empedu ketika empedu terlalu banyak mengandung kolesterol atau bilirubin. Saat batu empedu menghalangi saluran empedu dan keluar dari kantung empedu atau di hati, maka kantung empedu menjadi meradang. Kondisi ini disebut dengan kolesistitis, yang mana ini dapat menjadi masalah kronis akut atau jangka panjang.
Peradangan kronis karena kolesistitis adalah faktor risiko terbesar kanker kandung empedu. Menurut keterangan dari American Society of Clinical Oncology (ASCO), batu empedu ditemukan pada 75 hingga 90 persen pasien kanker kandung empedu. Namun, perlu diketahui bahwa batu empedu sangat umum dan memilikinya tidak berarti seseorang akan terkena kanker.
Dilansir Healthline, faktor lain yang terkait dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yaitu:
- Kantung empedu porselen: ini adalah saat kantung empedu terlihat putih seperti porselen karena dindingnya mengapur. Ini bisa terjadi setelah kolesistitis kronis dan terkait dengan peradangan.
- Polip kandung empedu: hanya sekitar 5 persen dari pertumbuhan kecil di kantung empedu yang bersifat kanker.
- Seks: menurut American Cancer Society, perempuan lebih mungkin terkena kanker kandung empedu ketimbang laki-laki.
- Usia: kanker kantung empedu umumnya menyerang usia di atas 65 tahun, dengan rata-rata usia 72 tahun saat terdiagnosis.
- Suku: di Amerika Serikat, orang Amerika Latin, penduduk asli Amerika, dan Meksiko mempunyai risiko tertinggi terkena kanker kantung empedu.
- Masalah saluran empedu: kondisi di saluran empedu yang menghalangi aliran empedu bisa menyebabkan empedu kembali ke kantong empedu. Ini mengakibatkan peradangan yang meningkatkan risiko kanker kantung empedu.
- Kolangitis sklerosis primer: jaringan parut yang terbentuk karena radang saluran empedu meningkatkan risiko kanker saluran empedu dan kantung empedu.
- Penyakit tifus: bakteri salmonela menyebabkan tifus. Orang dengan infeksi kronis jangka panjang, dengan atau tanpa gejala, berisiko lebih tinggi terkena kanker kantung empedu.
- Anggota keluarga dengan kanker kantung empedu: risiko seseorang naik sedikit jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker ini.
2. Tanda dan gejala
Gejala kanker kandung empedu yang terlihat umumya tidak muncul hingga penyakit sudah mencapai tahap lanjut. Inilah sebabnya saat terdeteksi, kanker sudah menyebar ke organ terdekat dan kelenjar getah bening, atau ke bagian tubuh lainnya.
Tanda dan gejala kanker kandung empedu meliputi:
- Sakit perut, biasanya di bagian kanan atas
- Penyakit kuning atau jaundice, yaitu menguningnya kulit dan bagian putih mata karena tingginya kadar bilirubin akibat penyumbatan saluran empedu
- Ada benjolan atau pembengkakan di perut, yang terjadi saat kandung empedu membesar karena saluran empedu yang tersumbat atau kanker menyebar ke hati, dan benjolan terbentuk di perut kanan atas
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Demam
- Perut kembung
- Urine berwarna gelap
Baca Juga: Penyakit Batu Empedu: 8 Gejalanya yang Perlu Diketahui
3. Diagnosis
Editor’s picks
Jika dokter mencurigai pasiennya menderita kanker kandung empedu, ia akan melakukan pemeriksaan dan mengajukan pertanyaan seputar riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lainnya seperti:
- Kimia darah: mengukur tingkat jenis zat tertentu di dalam darah, termasuk yang mungkin mengindikasikan kanker.
- Ultrasonografi (USG) perut: menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar organ di dalam perut.
- Tes fungsi hati: mengukur kadar zat tertentu yang dilepaskan oleh hati, yang kemungkinan menunjukkan bahwa hati telah terkena kanker kandung empedu.
- Uji antigen karsinoembrionik (CEA): mengukur kadar CEA (zat yang dilepaskan oleh sel sehat dan kanker).
- Pengujian CA 19-9: mengukur tingkat penanda tumor, CA 19-9, dalam darah. Zat ini dilepaskan oleh sel sehat dan sel kanker. Tingkat yang lebih tinggi bisa mengindikasikan kandung empedu atau kanker pankreas.
- Pemindaian CT (atau CAT): Jenis sinar-X yang mengambil gambar organ secara terperinci.
- MRI: prosedur yang mengambil gambar di dalam tubuh dengan magnet, gelombang radio, dan komputer.
- Kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (ERCP): prosedur sinar-X yang mengambil gambar saluran empedu. Kanker kandung empedu bisa menyebabkan penyempitan saluran tersebut.
- Biopsi: suatu prosedur di mana jaringan atau sel diangkat dan diperiksa untuk kanker di bawah mikroskop.
- Laparoskopi: prosedur pembedahan di mana laparoskop (tabung tipis berlampu) dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan kecil untuk mencari kanker.
- Kolangiografi transhepatik perkutan (PTC): rontgen saluran empedu dan hati menggunakan suntikan pewarna.
4. Pengobatan
Pembedahan berpotensi mengobati kanker kandung empedu, tetapi semua kanker harus diangkat. Ini hanya sebuah opsi bila kanker ditemukan lebih awal, sebelum menyebar (metastasis). Akan tetapi, sayangnya statistik menunjukkan bahwa sekitar 1-5 orang yang terdiagnosis sebelum kanker menyebar.
Kemoterapi dan radiasi juga sering digunakan untuk memastikan semua kanker hilang setelah pascaoperasi. Ini juga digunakan untuk mengobati kanker kandung empedu yang tidak diangkat. Namun, kemoterapi dan radiasi tidak dapat menyembuhkan kanker, tetapi bisa memperpanjang hidup dengan menangani gejalanya.
Ketika kanker kandung empedu sudah dalam tahap lanjut, operasi masih bisa dilakukan untuk meredakan gejalanya. Ini disebut dengan perawatan paliatif. Jenis perawatan paliatif lainnya yaitu meliputi:
- Obat nyeri
- Obat mual
- Oksigen
- Menempatkan tabung atau stent di saluran empedu agar tetap terbuka sehingga dapat mengalir
Perawatan paliatif juga digunakan jika pembedahan tidak bisa dilakukan karena pasien tidak cukup sehat.
5. Prospek pasien
Prospek kanker kandung empedu tergantung pada stadiumnya. Bila terdeteksi pada stadium awal tentu punya prospek yang lebih baik ketimbang terdiagnosis saat sudah stadium lanjut.
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun mengacu pada persentase orang dengan kondisi yang hidup lima tahun sesudah diagnosis ditegakkan. Dilansir Healthline, rata-rata tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk seluruh stadium kanker kandung empedu yaitu 19 persen.
Menurut keterangan dari ASCO, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker kandung kemih berdasarkan stadiumnya adalah:
- 80 persen untuk karsinoma in situ (stadium 0)
- 50 persen untuk kanker terbatas pada kantong empedu (stadium 1)
- 8 persen untuk kanker yang menyebar ke kelenjar getah bening (stadium 3)
- Kurang dari 4 persen untuk kanker yang telah menyebar (stadium 4)
Itulah deretan fakta seputar kanker kantung empedu. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kanker ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Diagnosis dini dan perawatan yang tepat bisa meningkatkan angka harapan hidup.
Baca Juga: Jarang Terjadi tapi Berbahaya, Ini 9 Gejala Kanker Penis
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.