Kanker Timus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Lebih mungkin terjadi pada orang dengan myasthenia gravis

Kelenjar timus adalah organ kecil di bagian depan dada, di bawah bagian atas tulang dada. Ini merupakan bagian dari sistem limfatik dalam sistem kekebalan tubuh. Kelenjar timus menghasilkan sel darah putih yang disebut limfosit, yang membantu tubuh untuk melawan infeksi.

Kanker timus terjadi saat sel kanker terbentuk di permukaan luar timus. Menurut National Cancer Institute, pertumbuhan sel kanker di lapisan terluar timus disebut dengan thymic epithelial tumor (TET). Dilansir Medical News Today, dua jenis utama TET:

  • Timoma: Sel kanker timoma terlihat mirip sel timus biasa. Mereka tumbuh perlahan dan jarang menyebar ke luar timus. 
  • Karsinoma timus: Sel-sel kanker ini terlihat sangat berbeda dengan sel timus biasa. Mereka tumbuh lebih cepat dan berpotensi lebih besar untuk menyebar ke luar timus. Sekitar 1 dari 5 TET adalah karsinoma timus. 

Kanker timus jarang terjadi. Seseorang lebih mungkin mengembangkannya jika memiliki penyakit lain, seperti myasthenia gravis, lupus, atau artritis reumatoid. 

Terkadang, kanker timus tidak menimbulkan gejala. Di lain waktu, kanker timus bisa menyebabkan batuk yang tidak kunjung sembuh, kesulitan bernapas, dan nyeri dada.

1. Penyebab

Kanker Timus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sel kanker (freepik.com/wirestock)

Semua kanker terjadi saat sel berkembang secara tidak normal. Mereka kemungkinan tumbuh terlalu cepat, berkembang biak terlalu mudah, atau hidup terlalu lama. Perkembangan sel yang tidak normal berasal dari perubahan genetik. Beberapa orang dilahirkan dengan perubahan genetik penyebab kanker, sementara yang lain mendapatkannya selama hidup. 

Dokter tahu apa yang mendorong perubahan genetik penyebab kanker untuk beberapa jenis kanker, tetapi tidak untuk TET (kanker timus). Para ilmuwan juga tidak yakin tentang faktor risiko TET. Menurut American Cancer Society, penelitian belum mengungkapkan faktor risiko gaya hidup atau lingkungan terkait TET. Banyak faktor demografis, seperti jenis kelamin, juga tampaknya tidak relevan dengan risiko TET. 

Dilansir Medical News Today, ada dua faktor risiko TET yang diketahui:

  • Usia: TET menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Kanker ini paling umum pada orang yang berusia 70-an. 
  • Etnisitas: Di Amerika Serikat, TET paling sering terjadi pada keturunan Asia dan kepulauan Pasifik, paling jarang terjadi pada orang kulit putih dan Latin.

2. Gejala

Kanker Timus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi gejala kanker timus (freepik.com/benzoix)

TET sering tanpa gejala. Namun, gejala apa pun yang dialami sering mencerminkan lokasi TET. Gejala timoma dan karsinoma timus meliputi:

  • Batuk terus-menerus. 
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Suara serak.
  • Pembengkakan di wajah, leher, tubuh bagian atas, atau lengan. 

Orang dengan timoma juga bisa mengalami sindrom paraneoplastik, seperti melemahnya otot. Sindrom ini terjadi saat sistem kekebalan bereaksi terhadap kanker dan membunuh sel kanker dan sel sehat. 

Myasthenia gravis merupakan sindrom paraneoplastik paling umum yang terkait dengan timoma. Menurut perkiraan, 30 persen hingga 40 persen orang dengan timoma mengalami gejala myasthenia gravis. Ini termasuk:

  • Kelopak mata terkulai. 
  • Penglihatan ganda. 
  • Kelemahan anggota tubuh. 
  • Kesulitan mengunyah, berbicara, bernapas, dan menelan. 

Seseorang dengan gejala timoma ini harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Baca Juga: Ciri dari 10 Jenis Kanker Kulit, Kenali Perbedaannya

3. Diagnosis

Kanker Timus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi CT scan (freepik.com/freepik)

Dokter menggunakan berbagai tes untuk menegakkan diagnosis timoma atau karsinoma timus. Jenis tes diagnostik untuk kedua jenis utama TET tersebut yaitu tes pencitraan dan biopsi.

Tes pencitraan akan menghasilkan gambar timus pasien dan sekitarnya. Jika tes ini menunjukkan adanya pertumbuhan abnormal, maka dokter akan merekomendasikan tes lebih lanjut. Tes pencitraan meliputi:

  • Sinar-X. 
  • Pemindaian MRI. 
  • CT scan
  • Pemindaian PET. 

Biopsi melibatkan pengambilan sampel jaringan timus yang tampak mencurigakan untuk diuji di laboratorium. Biopsi timus dibutuhkan bagi dokter untuk menegakkan diagnosis TET. Namun, biopsi mungkin tidak dibutuhkan jika tes pencitraan dengan jelas menunjukkan timoma. Sebagai gantinya, dokter bisa merekomendasikan untuk membuang semua jaringan yang tampak mencurigakan untuk dianalisis di laboratorium.

4. Pengobatan

Kanker Timus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi kemoterapi (freepik.com/freepik)

Pilihan pengobatan tergantung pada jenis kanker timus yang dimiliki, hasil tes, dan stadium kanker. Tujuan pengobatan bisa untuk menyembuhkan pasien, mengendalikan kanker, atau membantu meringankan masalah yang disebabkan oleh kanker.

Jenis pengobatan kanker bersifat lokal atau sistemik. Perawatan lokal untuk menghilangkan, menghancurkan, atau mengendalikan sel kanker di satu area. Pembedahan dan radiasi merupakan contoh pengobatan lokal. Perawatan sistemik digunakan untuk menghancurkan atau mengendalikan sel kanker yang mungkin sudah menyebar ke seluruh tubuh pasien. 

Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik. Pasien kemungkinan memiliki satu perawatan atau kombinasi perawatan. Kanker timus bisa diobati dengan:

  • Operasi. 
  • Terapi radiasi. 
  • Kemoterapi.

Bicarakan dengan dokter tentang pilihan perawatan, termasuk manfaat dan kemungkinan efek samping dari setiap perawatan yang disarankan oleh dokter. Bicarakan juga segala kekhawatiran tentang pilihan perawatan kepada dokter sebelum membuat keputusan.

5. Prospek jangka panjang

Kanker Timus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Kanker timus atau TET merupakan kanker yang tumbuh dengan lambat, sehingga dokter  punya lebih banyak waktu untuk mengobatinya. Secara teori, ini berarti prognosisnya lebih positif.

Menurut American Cancer Society, tingkat kelangsungan hidup relatif 5 tahun secara keseluruhan untuk kanker timus yaitu 72 persen. Artnya, pasien punya kemungkinan 72 persen untuk hidup selama 5 tahun sesudah didiagnosis.

Namun, angka tersebut bervariasi, tergantung stadium kanker. Misalnya, untuk TET yang terlokalisasi di dalam timus, tingkat kelangsungan hidup relatif 5 tahun adalah 94 persen. Namun, jika TET telah menyebar ke organ yang jauh, angkanya turun menjadi 38 persen. 

Selain itu, prospek jangka panjang untuk kanker timus juga tergantung pada usia, kesehatan pasien secara keseluruhan, apakah operasi mengangkat seluruh tumor, dan jenis sel kanker yang ada. 

Perlu diketahui bahwa karsinoma timus cenderung mempunyai prognosis yang lebih buruk dibanding timoma. Ini karena karsinoma timus lebih sulit diobati dan kanker ini cenderung terlambat didiagnosis.

Setelah pengobatan selesai, kunjungan tidak lanjut dengan dokter diperlukan untuk memantau efek samping dari pengobatan serta untuk memastikan bahwa kanker tidak kembali. Risiko kembalinya kanker sangat nyata dan bisa menjadi sumber kecemasan bagi pasien.

TET adalah kanker timus yang berasal dari lapisan luar sel timus. Timoma dan karsinoma timus adalah dua jenis utama TET. Timoma terjadi ketika sel-sel timus mulai tumbuh secara tidak normal dengan cepat.

Dokter dapat merekomendasikan tes pencitraan atau biopsi untuk membantu mendiagnosisnya. Perawatan sering kali melibatkan pembedahan untuk mengangkat tumor dari timus dan daerah sekitarnya. Terapi radiasi dan kemoterapi juga dapat membantu.

Baca Juga: 8 Hal yang Sering Dikira Bisa Cegah Kanker, tetapi Tidak

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya