Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Kondisi peradangan pada saluran empedu

Kolangitis atau cholangitis adalah peradangan (pembengkakan dan kemerahan) pada saluran empedu.

Saluran empedu membawa empedu dari hati dan kantong empedu ke usus kecil. Empedu merupakan cairan hijau hingga kuning-cokelat, yang membantu tubuh mencerna dan menyerap lemak. Ini juga membantu membersihkan limbah dari hati. Saat saluran empedu meradang atau tersumbat, maka empedu bisa kembali ke hati. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan masalah lainnya.

Menurut catatan dari The American Liver Foundation, kolangitis adalah sejenis penyakit hati. Kondisi ini juga bisa dipecah menjadi lebih spesifik dan dikenal sebagai kolangitis bilier primer (PBC), kolangitis sklerosis primer (PSC), kolangitis sekunder, dan kolangitis imun.

1. Jenis

Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi kolangitis (scientificanimations.com)

Beberapa jenis kolangitis bersifat ringan, sementara jenis lainnya bisa serius dan mengancam jiwa. Dilansir Healthline, dua jenis utama kolangitis yaitu:

  • Kolangitis kronis: Jenis ini terjadi perlahan seiring berjalannya waktu, dan bisa menyebabkan gejala selama 5 hingga 20 tahun.
  • Kolangitis akut: Jenis ini terjadi secara tiba-tiba, dan bisa menyebabkan gejala dalam periode waktu yang singkat.

2. Penyebab dan faktor risiko

Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi kolangitis (healthjade.net)

Ada berbagai penyebab kolangitis. Namun, terkadang penyebabnya tidak diketahui. Kolangitis kronis kemungkinan merupakan penyakit autoimun. Ini berarti bahwa sistem kekebalan tubuh secara keliru nenyerang saluran empedu, sehingga menyebabkan peradangan.

Seiring waktu, peradangan bisa memicu bekas luka atau pertumbuhan jaringan keras di dalam saluran empedu. Jaringan parut membuat saluran menjadi keras dan sempit. Mereka juga bisa memblokir saluran yang lebih kecil.

Penyebab kolangitis akut yaitu:

  • Infeksi bakteri
  • Batu empedu
  • Penyumbatan
  • Tumor

Penyebab lingkungan dari kedua jenis kolangitis yaitu meliputi:

  • Merokok
  • Bahan kimia
  • Infeksi ( bakteri, virus, jamur, atau parasit)

Faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang seseorang terkena kolangitis yaitu:

  • Jenis kelamin perempuan: Kolangitis kronis lebih sering terjadi pada perempuan.
  • Usia: Biasanya terjadi pada orang dewasa yang berusia antara 30 dan 60 tahun.
  • Genetika: Kolangitis dapat diturunkan dalam keluarga.
  • Lokasi: Kolangitis lebih sering terjadi di Amerika Utara dan Eropa Utara.

Baca Juga: Penyakit Batu Empedu: 8 Gejalanya yang Perlu Diketahui

3. Tanda dan gejala

Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro)

Gejala kolangitis tergantung dari jenis yang dimiliki dan berapa lama kondisi ini berkembang. Setiap orang dengan kolangitis kemungkinan mempunyai tanda dan gejala yang sedikit berbeda. Lebih dari 50 persen pasien kolangitis kronis tidak mempunyai gejala apa pun.

Beberapa gejala awal kolangitis kronis yaitu meliputi:

  • Kelelahan
  • Kulit yang gatal
  • Mata kering
  • Mulut kering

Jika seseorang menderita kolangitis kronis untuk waktu yang lama, kemungkinan ia akan mengalami:

  • Keringat pada malam hari
  • Nyeri otot
  • Nyeri tulang atau sendi
  • Penggelapan kulit (hiperpigmentasi)
  • Kaki dan pergelangan kaki bengkak
  • Kembung (cairan di daerah perut)
  • Timbunan lemak (xantoma) di kulit sekitar mata dan kelopak mata
  • Timbunan lemak di siku, lutut, telapak tangan, dan telapak kaki
  • Diare atau buang air besar berminyak
  • Buang air besar berwarna tanah liat
  • Penurunan berat badan
  • Perubahan suasana hati dan masalah memori

Pada kolangitis akut, kemungkinan ada gejala lain, termasuk gejala mendadak seperti:

  • Demam tinggi lebih dari 24 jam
  • Panas dingin
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit punggung
  • Rasa sakit di bawah tulang belikat
  • Nyeri tumpul atau kram di sisi kanan atas
  • Rasa sakit yang tajam atau tumpul di tengah perut
  • Tekanan darah rendah
  • Kebingungan
  • Menguningnya kulit dan mata (jaundice atau penyakit kuning)

Dokter kemungkinan menemukan tanda-tanda kolangitis di bagian tubuh lainnya. Ini termasuk:

  • Hati bengkak atau membesar
  • Limpa bengkak atau membesar
  • Kolesterol tinggi
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
  • Tulang lemah dan rapuh (osteoporosis)

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (flickr.com/NIH Clinical Center)

Kolangitis bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak diobati. Dilansir Healthline, kolangitis bisa menyebabkan komplikasi seperti:

  • Batu empedu: Empedu yang tersumbat bisa mengeras dan menjadi batu. Ini bisa menyebabkan rasa sakit dan infeksi.
  • Masalah pada hati: Kolangitis bisa menyebabkan jaringan parut hati (sirosis). Hal ini bisa memperlambat fungsi hati atau menyebabkan gagal hati. Ini juga meningkatkan risiko kanker hati. Ini bisa menyebabkan pembengkakan hati dan tekanan darah tinggi.
  • Limpa yang membesar: Jika hati tidak bekerja dengan baik dan tidak bisa menyaring limbah dan racun, maka sel darah tua bisa terkumpul di limpa dan menyebabkannya membengkak.
  • Pembesaran vena: Tekanan darah tinggi di hati bisa memberi terlalu banyak tekanan pada pembuluh darah di perut. Hal ini bisa menyebabkan pembuluh darah bengkak dan pecah. Ini juga bisa menyebabkan pendarahan.
  • Infeksi darah: Kolangitis akut bisa menyebabkan sepsis (infeksi darah). Ini bisa merusak beberapa bagian tubuh dan bisa mengancam jiwa jika tidak diobati.

Kolangitis kronis juga terkait dengan kondisi lain seperti masalah tiroid, artritis reumatoid, dan skleroderma.

5. Diagnosis

Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi dokter dan pasien (freepik.com/freepik)

Rasa sakit akibat kolangitis bisa mirip dengan sakit akibat batu empedu. Oleh sebab itu, untuk memastikan diagnosis, dokter akan meninjau riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dilansir Johns Hopkins Medicine, beberapa tes mungkin diperlukan, seperti: 

  • Hitung darah lengkap (CBC): Tes ini mengukur jumlah sel darah putih pasien. Pasien kemungkinan mempunyai jumlah sel darah putih yang tinggi jika ia memiliki infeksi.
  • Tes fungsi hati: Sekelompok tes darah khusus yang bisa mengetahui apakah hati bekerja dengan baik.
  • Kultur darah: Tes untuk melihat apakah pasien memiliki infeksi darah.

Selain tes darah, pasien kemungkinan juga akan menjalani tes pencitraan seperti:

  • USG: Tes ini membuat gambar organ internal pasien di layar komputer dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Ini digunakan untuk melihat organ di perut seperti hati, limpa, dan kantong empedu. Selain itu, ini juga memeriksa aliran darah melalui pembuluh yang berbeda. Dapat dilakukan di luar tubuh (eksternal), atau juga mungkin dilakukan di dalam tubuh (internal). Jika internal, itu disebut dengan USG endoskopi (EUS).

  • CT scan: Bisa dilakukan dengan pewarna yang ditelan atau disuntikkan melalui infus. Ini akan menunjukkan perut dan panggul, termasuk area drainase empedu. Ini bisa membantu menentukan mengapa ada penyumbatan.

  • Kolangiopankreatografi resonansi magnetik (MRCP): Tes ini digunakan untuk mencari masalah di perut. Ini bisa menunjukkan apakah ada batu empedu di saluran empedu pasien. Tes ini dilakukan dari luar tubuh pasien. Ini tidak melibatkan memasukkan tabung (endoskop) ke dalam tubuh pasien. Ini menggunakan medan magnet dan frekuensi radio untuk membuat gambar detail.

  • Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP): Digunakan untuk menemukan dan mengobati masalah di hati, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas pasien. Alat ini menggunakan sinar-X dan tabung fleksibel panjang dengan lampu dan kamera di salah satu ujungnya (endoskop). Tabung dimasukkan ke dalam mulut dan tenggorokan pasien. Ini turun ke pipa makanan pasien (kerongkongan), melalui perut pasien, dan ke bagian pertama dari usus kecil (duodenum). Pewarna dimasukkan ke dalam saluran empedu pasien melalui tabung. Pewarna memungkinkan saluran empedu terlihat jelas pada sinar-X. Jika dibutuhkan, prosedur ini juga bisa membantu membuka saluran empedu pasien.

  • Kolangio transhepatik perkutan (PTC): Sebuah jarum dimasukkan melalui kulit pasien dan ke dalam hati pasien. Pewarna dimasukkan ke dalam saluran empedu pasien, sehingga bisa dilihat dengan jelas pada sinar-X. Prosedur ini juga bisa digunakan untuk membuka saluran empedu jika dokter tidak bisa melakukannya secara internal dengan ERCP.

6. Pengobatan

Kolangitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (pixabay.com/sasint)

Pengobatan untuk kolangitis kronis dan akut kemungkinan berbeda. Ini karena penyebab kolangitis bervariasi. Selain itu, perawatan juga tergantung pada seberapa dini pasien didiagnosis kolangitis. Kedua jenis kolangitis ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.

Perawatan dini sangat penting untuk kolangitis akut. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan antibiotik hingga 10 hari, seperti penisilin, seftriakson, metronidazol, dan siprofloksasin.

Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan prosedur di rumah sakit seperti:

  • Cairan intravena
  • Drainase saluran empedu

Tidak seperti kolangitis akut, tidak ada obat yang tersedia untuk mengobati kolangitis kronis. Obat yang disebut asam ursodeoxycholic bisa membantu melindungi hati. Ia bekerja dengan meningkatkan aliran empedu. Namun, itu tidak mengobati kolangitis itu sendiri. Pengobatan dan perawatan untuk kolangitis kronis meliputi:

  • Mengelola gejala
  • Pemantauan fungsi hati
  • Prosedur untuk membuka saluran empedu yang tersumbat

Prosedur untuk kolangitis kronis dan akut yaitu:

  • Terapi endoskopi: Pelebaran balon bisa digunakan untuk membuka saluran dan meningkatkan aliran empedu. Ini membantu memperbaiki dan mencegah gejala. Pasien kemungkinan membutuhkan terapi endoskopi beberapa kali untuk mengobati kolangitis. Selain itu, pasien kemungkinan memiliki anestesi penuh atau lokal sebelum prosedur.

  • Terapi perkutan: Ini mirip dengan terapi endoskopi, tetapi melalui kulit. Dokter akan membuat area tersebut mati rasa atau membuat pasien tertidur sebelum prosedur.

  • Operasi: Dokter kemungkinan mengangkat bagian saluran empedu yang tersumbat atau mungkin memasang stent untuk membuka atau mengalirkan saluran empedu. Pasien akan berada di bawah pengaruh anastesi penuh selama operasi.

  • Transplantasi hati: Dalam kasus yang serius, pasien kemungkinan butuh transplantasi hati. Dokter akan mengganti hati yang rusak dengan yang baru. Pasien harus minum obat anti penolakan selama sisa hidupnya setelah operasi. Ini membantu tubuh pasien menjaga kesehatan hati yang baru.

Pasien kemungkinan juga membutuhkan perawatan untuk beberapa efek samping kolangitis yang serius, seperti:

  • Nutrisi: Kolangitis bisa memengaruhi pencernaan dan bagaimana tubuh pasien menyerap beberapa vitamin. Pasien kemungkinan perlu mengonsumsi suplemen vitamin A, D, E, dan K.

  • Tulang lemah: Dokter kemungkinan meresepkan obat untuk osteoporosis. Suplemen kalsium dan vitamin D bisa membantu meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang.

  • Tekanan darah tinggi: Dokter kemungkinan akan memantau dan mengobati tekanan darah tinggi di hati (hipertensi portal).

Itulah informasi seputar kolangitis, peradangan pada saluran empedu. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, segera periksa ke dokter. Makin cepat penyakit ini didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka akan makin besar peluang kesembuhannya dan terhindar dari komplikasi berbahaya.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Buruk bagi Hati yang Harus Dibuang Jauh-jauh

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya