Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan vertigo

Penyakit Ménière adalah kelainan pada telinga pada bagian dalam yang berhubungan dengan perubahan volume cairan pada bagian dalam telinga, yaitu labirin, yang terdiri dari labirin membran dan tulang.

Penyakit kronis ini bisa menyebabkan vertigo, tinitus atau telinga berdenging, dan gangguan pendengaran. Penyakit ini bisa menyerang laki-laki maupun perempuan, terutama usia 40-60 tahun. Namun, menurut beberapa penelitian, perempuan lebih sering mengalaminya.

Menurut keterangan dari American Hearing Research Foundation (AHRF), penyakit Ménière sering terjadi pada satu telinga, dan sekitar 15 persen memengaruhi kedua telinga. Pada sebagian besar kasus yang dilaporkan, penyakit Ménière berkembang secara perlahan atau progresif, sehingga berdampak buruk bagi kualitas hidup penderitanya. 

1. Diidentifikasi pertama kali tahun 1861

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanProsper Menière, dokter asal Prancis yang pertama kali mengidentifikasi penyakit Menière. (commons.wikimedia.org)

Penyakit Menière pertama kali diidentifikasi pada tahun 1861 oleh dokter asal Prancis bernama Prosper Menière. Ia menghubungkan tiga kondisi, yaitu vertigo rotatori rekuren, gangguan pendengaran sensorineural yang berfluktuasi, dan tinitus sebagai masalah yang terjadi pada otak, sebelum akhirnya menyadari bahwa telinga bagian dalamlah yang menjadi penyebab munculnya serangkaian kondisi tersebut.

Dilansir Medscape, angka insiden penyakit ini diseluruh dunia adalah sekitar 12 dari 1.000 orang. Mungkin 100.000 orang mengembangkan penyakit Menière setiap tahun.

2. Penyebab dan faktor risiko

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi penyakit Meniere (medlineplus.gov)

Penyebab utama penyakit Menière masih belum diketahui secara pasti. Namun, dilansir laman Deafness Forum of Australia, serangkaian gejala yang muncul terjadi karena adanya penumpukan cairan, yaitu endolimfe, pada kompartemen telinga bagian dalam, yaitu labirin.

Penumpukan endolimfe di labirin tersebut akan mengganggu keseimbangan normal dan sinyal pendengaran antara telinga bagian dalam dan otak, sehingga menyebabkan vertigo dan berbagai gejala lainnya.

Dilansir Mayo Clinic, berikut beberapa faktor yang bisa memengaruhi cairan endolimfe yang kemungkinan bisa berkontribusi pada penyakit Menière:

  • Drainase cairan yang tidak tepat, kemungkinan terjadi karena penyumbatan atau kelainan anatomi
  • Respons imun yang abnormal
  • Infeksi virus
  • Predisposisi genetik

Menambahkan dari Medical News Today, episode gejala penyakit dapat dipicu faktor lainnya seperti, stres, gangguan emosional tertentu, bekerja terlalu lama, kondisi kesehatan yang mendasarinya, dan kelelahan.

Baca Juga: 5 Pertolongan Pertama untuk Mengatasi Pusing karena Vertigo

3. Gejala

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi vertigo (scientificanimations.com)

Gejala penyakit Menière pada setiap orang bisa berbeda-beda. Namun, gejala yang paling menonjol adalah vertigo, yang ditandai dengan pusing ekstrem dan sensasi berputar yang luar biasa, dan sering muncul tiba-tiba.

Selain vertigo, tinitus atau telinga berdenging juga merupakan gejala yang umum. Tinitus ditandai dengan pendengaran yang teredam atau timbulnya sensasi pendengaran seperti diblokir, perasaan sesak, dan tekanan pada telinga yang  terpengaruh.

Selain itu, ada pula gejala yang melumpuhkan, yang biasa disebut dengan "serangan". Serangan pada penyakit Menière biasanya diawali dengan rasa penuh atau sensasi tertekan atau tersumbat pada salah satu telinga. Durasinya bisa bervariasi, mulai dari hitungan menit, sekitar 20 menit, atau bisa bertahan hingga seharian.

Selain itu, pasien juga bisa mengalami perubahan pada pendengarannya atau telinga yang berdenging sebelum serangan muncul atau keduanya. Pada tahap akut, gejala yang paling sering muncul yaitu vertigo parah, perasaan berputar yang disertai ketidakseimbangan, mual, muntah, gemetar, keringat dingin, diare, dan nadi cepat.

Saat penyakit baru berkembang, penderitanya kadang tidak mengalami gejala apa pun atau hanya ketidakseimbangan ringan dan telinga berdenging. Namun, seiring perkembangan penyakit, gejala yang muncul bisa berubah.

Dari serangkaian gejala yang muncul, yang paling melumpuhkan yaitu jatuh mendadak atau dikenal sebagai krisis otolitik Tumarkin atau serangan jatuh. Saat gejala ini muncul, penderitanya seakan merasa dalam posisi yang miring atau terjatuh, padahal dia dalam kondisi lurus.

Serangan jatuh membuat pasien lebih berisiko mengalami cedera fisik akibat terjatuh secara tiba-tiba.

Menurut sebuah studi dalam Journal of Vestibular Research tahun 2018, sekitar 49 persen dari 602 pasien mengalami serangan jatuh yang terjadi antara hitungan detik hingga beberapa menit.

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PengobatanPenyakit Meniere bisa menyebabkan kelelahan dan stres. (hopkinsmedicine.org)

Episode atau serangan vertigo yang tidak bisa diprediksi dan adanya kemungkinan terjadinya kehilangan pendengaran permanen akan mengganggu kehidupan pasien dan bisa menyebabkan kelelahan serta stres.

Vertigo bisa menyebabkan seseorang kehilangan keseimbangan, sehingga meningkatkan risiko untuk jatuh dan mengalami cedera atau kecelakaan. 

5. Diagnosis

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatancommons.wikimedia.org/Flávia Costa

Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani beberapa tes. Gunanya adalah untuk memeriksakan keseimbangan dan pendengaran serta menyingkirkan penyebab lain dari gejala yang dialami pasien.

Dilansir Healthline, beberapa tes yang bisa direkomendasikan di antaranya:

  • Tes pendengaran atau audiometri

Bisa menentukan apakah pasien mengalami gangguan pendengaran. Pada tes ini, pasien akan diminta menggunakan headphone dan mendengar suara dari berbagai nada dan juga volume.

Pasien akan diminta untuk menunjukkan reaksi saat ia bisa atau tak bisa mendengar nada, sehingga teknisi bisa menentukan apakah pasien memiliki gangguan pendengaran atau tidak.

Selain itu, pendengaran pasien juga akan diuji untuk menentukan kemampuan dalam membedakan suara yang mirip. Dengan menggunakan headphone, pasien diminta mengucapkan kata-kata yang didengarnya, sehingga dokter bisa mengetahui jika masalah pendengaran terjadi pada salah satu telinga atau keduanya.

Selain itu, juga akan dilakukan dua tes lainnya, yaitu tes elektrookleografi (ECog) dan tes respons batang otak auditori (ABR). Kedua tes ini nantinya bisa memberi tahu dokter jika gangguan pendengaran pasien terjadi karena telinga bagian dalam atau saraf telinga.

  • Tes keseimbangan

Ini dilakukan untuk mengetes fungsi telinga bagian dalam, karena penderita penyakit Menière memiliki respons keseimbangan yang berkurang pada salah satu telinganya. Tes keseimbangan yang paling sering digunakan adalah electronystagmography (ENG).

  • MRI kepala dan CT scan tengkorak

Masalah yang terjadi pada otak seperti multiple sclerosis atau tumor otak memiliki gejala yang hampir sama dengan penyakit Menière. Dokter akan merekomendasikan MRI kepala dan CT scan tengkorak untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah pada otak.

6. Pengobatan

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Hingga saat ini penyakit Menière belum ada obatnya. Pengobatan yang dilakukan sifatnya adalah meredakan gejala yang muncul.

Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat, seperti obat untuk mabuk perjalanan untuk mengurangi gejala vertigo, mual, dan muntah. Namun, jika mual dan muntah tidak bisa diatasi, dokter mungkin akan meresepkan obat antiemetik atau antimual.

Selain itu, dokter juga mungkin akan meresepkan diuretik untuk mengurangi jumlah cairan dalam tubuh, karena penyakit Menière diperkirakan terjadi karena penumpukan cairan pada telinga bagian dalam.

Dokter juga akan menyuntikkan obat ke telinga bagian dalam melalui telinga tengah untuk meringankan gejala vertigo. Selain obat-obatan, dokter juga bisa menyarankan bentuk perawatan lainnya seperti:

  • Terapi fisik: latihan rehabilitasi vestibular bisa meringankan gejala vertigo. Selain itu, latihan ini dapat membantu melatih otak pasien untuk menjelaskan perbedaan keseimbangan antara kedua telinga pasien. Pasien akan dibantu ahli terapi fisik.

  • Alat bantu dengar: audiolog bisa membantu mengatasi gangguan pendengaran dengan memasang alat bantu dengar pada telinga pasien.

  • Operasi: sebagian besar kasus penyakit Menière tidak butuh operasi. Tindakan operasi hanya untuk pasien yang mengalami serangan parah dan tidak berhasil dengan perawatan lainnya. Prosedur kantung endolimfatik akan dilakukan untuk mengurangi produksi cairan serta meningkatkan drainase cairan pada telinga bagian dalam.

7. Perubahan gaya hidup untuk meringankan gejala

Penyakit Ménière: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi minum air putih (unsplash.com/Buenosia Carol)

Untuk meringankan gejala penyakit Menière, dokter akan menyarankan pasien untuk mengubah gaya hidup, salah satunya dengan mengubah pola makan untuk mengurangi jumlah cairan pada telinga bagian dalam dan meringankan gejala lainnya.

Makanan dan zat yang perlu untuk dibatasi atau dihindari adalah:

  • Kafein
  • Cokelat
  • Garam
  • Alkohol
  • Monosodium glutamat (MSG)

Selain membatasi asupan makanan dan zat di atas, pasien juga disarankan untuk minum 6-8 gelas air per hari agar tubuh tidak menahan cairan. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk menghindari alergen dan stop merokok, karena alergi dan nikotin dapat memperburuk gejala.

Selain cara-cara di atas, perubahan gaya hidup yang juga diperlukan antara lain:

  • Beristirahat saat diserang vertigo
  • Makan secara teratur untuk membantu mengontrol cairan dalam tubuh
  • Mengelola stres dan kecemasan dengan psikoterapi atau pengobatan lainnya

Itulah fakta tentang penyakit Menière, kelainan telinga bagian dalam yang bisa menyebabkan vertigo. Penting untuk melakukan deteksi dini, khususnya bila ada riwayat penyakit ini dalam keluarga karena penyakit kronis ini bisa diturunkan.

Selain itu, meski umumnya terjadi pada usia 40-60 tahun, tetapi penyakit ini bisa dialami usia yang lebih muda. Sebaiknya segera periksa diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi agar bisa mendapat perawatan yang tepat dan terhindar dari risiko jangka panjang penyakit yang bisa menurunkan kualitas hidup.

Baca Juga: 6 Hal yang Harus Kamu Ketahui tentang Infeksi Telinga Luar

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya