Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bentuk paling umum dari neuropati perifer

Saraf perifer merupakan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Mereka bertugas menyampaikan informasi antara sistem saraf pusat (SSP), dan seluruh bagian tubuh lainnya. Otak dan sumsum tulang belakang merupakan bagian dari SSP.

Polineuropati adalah suatu kondisi ketika beberapa saraf perifer mengalami kerusakan. Polineuropati merupakan bentuk paling umum dari neuropati perifer, yaitu kondisi yang melibatkan kerusakan pada saraf perifer, yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang. Dalam bentuk neuropati ini, banyak saraf yang terpengaruh, dan sering kali saraf di seluruh tubuh terpengaruh secara bersamaan.

Polineuropati bisa memengaruhi saraf yang bertanggung jawab untuk perasaan (neuropati sensorik), gerakan (neuropati motorik), atau keduanya (neuropati sensorimotor). Selain itu, polineuropati juga bisa memengaruhi saraf otonom yang bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi seperti pencernaan, tekanan darah, detak jantung, dan kandung kemih.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta medis seputar polineuropati yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi polineuropati (commons.wikimedia.org/Ian Furst)

Berbagai kondisi medis bisa menyebabkan polineuropati. Ini meliputi:

  • Diabetes: Diabetes dapat menjadi faktor risiko yang signifikan, terutama jika kadar glukosa darah tidak terkendali. Satu studi terhadap lebih dari 1.400 orang dengan diabetes tipe 2 menemukan bahwa setiap lima orang memiliki neuropati diabetik.
  • Penyalahgunaan alkohol: Alkohol bisa merusak jaringan saraf, dan penyalahgunaan alkohol sering dikaitkan dengan defisiensi nutrisi yang berkontribusi pada neuropati.
  • Kondisi autoimun: Sistem kekebalan menyerang tubuh menyebabkan kerusakan pada saraf dan area lainnya. Kondisi ini termasuk seperti penyakit celiac, artritis reumatoid, sindrom Guillain-Barré, sindrom Sjogren, dan lupus.
  • Infeksi bakteri atau virus: Infeksi tertentu bisa menyebabkan neuropati, termasuk penyakit Lyme, hepatitis B, hepatitis C, herpes zoster, dan HIV.
  • Gangguan sumsum tulang: Contohnya termasuk protein abnormal dalam darah, beberapa bentuk kanker tulang, dan limfoma.
  • Paparan racun: Neuropati toksik bisa disebabkan oleh paparan bahan kimia, seperti arsenik, merkuri, timbal, dan talium. Penyalahgunaan obat atau bahan kimia juga merupakan faktor risiko.
  • Gangguan herediter: Kondisi tertentu seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth, merupakan bentuk neuropati herediter.
  • Hipotiroidisme: Tiroid yang kurang aktif bisa menyebabkan polineuropati, meski hal ini jarang terjadi.
  • Penyakit ginjal: Neuropati uremik merupakan bentuk polineuropati yang memengaruhi 20 persen hingga 50 persen orang dengan penyakit ginjal, menurut Center for Peripheral Neuropathy.
  • Penyakit hati: Penelitian menunjukkan bahwa neuropati perifer sangat umum terjadi pada orang-orang yang mengidap sirosis.
  • Obat-obatan: Kemoterapi, bersama dengan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati HIV atau AIDS, bisa menyebabkan neuropati.
  • Gizi buruk: Kekurangan vitamin B1, B6, B12, dan E, bisa menyebabkan polineuropati, karena vitamin-vitamin tersebut penting untuk kesehatan saraf.
  • Trauma atau cedera fisik: Gerakan berulang seperti mengetik, kecelakaan, atau cedera lainnya bisa merusak saraf perifer.

Beberapa kasus polineuropati tidak diketahui penyebabnya. Ini dikenal sebagai neuropati idiopatik.

2. Jenis

Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi polineuropati (pexels.com/Ron Lach)

Dilansir Everyday Health, pola polineuropati yang paling umum dapat meliputi:

  • Neuropati perifer simetris kronis: Ini merupakan kelompok terbesar dari polineuropati. Mereka berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu dan memengaruhi saraf di seluruh tubuh.
  • Neuropati perifer simetris akut: Ini jarang terjadi. Bentuk polineuropati yang parah dan juga berkembang pesat ini memengaruhi saraf di seluruh tubuh, dan paling sering terlihat pada sindrom Guillain-Barré, yang merupakan gangguan autoimun yang menyerang sistem saraf perifer dan bisa berakibat fatal.
  • Multiple mononeuropathy: Ini melibatkan kerusakan pada setidaknya dua area saraf yang berbeda. Bentuk polineuropati ini bisa terjadi akibat vaskulitis (radang pembuluh darah), sarkoidosis, dan beberapa bentuk kanker.

3. Gejala

Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi polineuropati (unsplash.com/Imani Bahati)

Gejala polineuropati tergantung apakah saraf otonom, sensorik, atau motorik, atau kombinasinya terlibat. Kerusakan saraf otonom bisa memengaruhi fungsi tubuh atau tekanan darah, dan bahkan bisa menimbulkan gejala gastrointestinal.

Kerusakan saraf sensorik bisa memengaruhi sensasi dan rasa keseimbangan, sedangkan kerusakan saraf motorik bisa memengaruhi gerakan dan juga refleks. Saat kedua saraf sensorik dan motorik terlibat, maka kondisi ini dikenal sebagai polineuropati sensorimotor, yang mana kerusakan terjadi di seluruh tubuh pada sel-sel saraf, serat (akson), dan penutup (selubung mielin). 

Tergantung penyebab dan kondisi penderitanya, gejala polineuropati bisa meliputi:

  • Mati rasa sementara atau permanen.
  • Sensasi tertusuk atau terbakar.
  • Peningkatan kepekaan terhadap sentuhan.
  • Perasaan geli.
  • Rasa sakit.
  • Kelemahan atau pengecilan otot.
  • Kelumpuhan.
  • Disfungsi pada organ atau kelenjar.
  • Gangguan buang air kecil dan fungsi seksual.

Baca Juga: Neuropati Diabetik: Penyebab, Gejala, Perawatan, Pencegahan

4. Diagnosis

Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dokter kemungkinan akan melakukan beberapa tes untuk menentukan apakah pasien menderita polineuropati serta penyebab dari kondisi tersebut. Pemeriksaan fisik lengkap akan membantu dokter untuk menemukan bagian tubuh mana yang paling terpengaruh oleh kerusakan saraf dan juga nyeri. 

Pemeriksaan fisik juga bisa membantu dokter untuk menemukan otot yang lemah atau berhenti berkembang, yang kemungkinan terpengaruh oleh kerusakan saraf. Dokter kemungkinan juga akan melakukan tes saraf dan otot listrik untuk melihat tingkat kerusakan saraf.

Tes darah, sampel urine dan biopsi area yang terkena kerusakan saraf (terkadang termasuk saraf pasien juga), juga akan membantu dokter mengetahui penyebab dan tingkat polineuropati. Tes lain kemungkinan dibutuhkan jika dokter mencurigai kondisi yang mendasarinya.

Lumbal pungsi dapat membantu dokter mengetahui apakah kadar protein dan sel darah putih pasien tidak normal. Hasil abnormal bisa berarti bahwa pasien memiliki sindrom Guillain-Barré.

5. Pengobatan

Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (unsplash.com/hikendal)

Menurut rekomendasi American Academy of Family Physicians, pengobatan neuropati perifer ditujukan untuk mengatasi proses penyakit yang mendasarinya, memperbaiki kekurangan nutrisi, dan meredakan gejala. Perawatan yang tersedia yaitu meliputi pengobatan, terapi dan prosedur medis, serta perawatan alternatif.

Beberapa obat berbeda tersedia untuk mengobati neuropati dan gejalanya. Ini mencakup:

  • Obat untuk kondisi terkait: Kondisi yang kemungkinan menyebabkan polineuropati harus ditangani melalui berbagai perawatan, termasuk pengobatan jika direkomendasikan oleh dokter. Contohnya seperti insulin untuk mengobati diabetes dan hormon tiroid untuk hipotiroidisme.
  • Obat pereda nyeri: Pereda nyeri yang dijual bebas bisa bermanfaat untuk nyeri ringan hingga sedang. Namun, obat-obatan ini tidak boleh dikonsumsi dalam jangka panjang.
  • Obat resep: Beberapa antidepresan, seperti kelompok obat yang disebut TCA (termasuk amitriptilyne atau nortriptilyne), bisa digunakan dan kelompok lain yang disebut SNRI, seperti duloxetine, juga bisa membantu. Suntikan kortikosteroid kemungkinan bisa digunakan untuk mononeuropati, dan beberapa obat kejang seperti gabapentin atau pregabalin bisa membantu.

Berbagai prosedur medis juga tersedia. Ini meliputi:

  • Stimulasi saraf listrik transkutan: Elektroda mengirimkan arus listrik yang lembut melalui kulit. Ini bisa membantu mengatasi rasa sakit dan sensitivitas.
  • Pertukaran plasma: Orang dengan kondisi inflamasi atau autoimun bisa mendapat manfaat dari terapi ini. Tenaga medis akan mengeluarkan darah dari tubuh, kemudian memisahkan antibodi dan protein lain dari darah, sebelum mengembalikan darah ke tubuh.
  • Terapi globulin imun: Mereka yang memiliki kondisi inflamasi dan autoimun diberikan protein tingkat tinggi untuk bertindak sebagai antibodi yang membantu fungsi kekebalan.
  • Terapi fisik: Orang dengan kelemahan otot atau masalah koordinasi kemungkinan merasakan manfaat dari terapi fisik.
  • Orthotic dan perangkat lainnya: Stoking kompresi, tongkat, gips, bidai, alat bantu jalan, dan kursi roda bisa memberikan dukungan dan pereda nyeri bagi mereka yang menderita neuropati pada tangan, kaki, tungkai, dan lengan.

Jika neuropati disebabkan oleh tekanan pada saraf, pembedahan kemungkinan direkomendasikan.

Perawatan alternatif dan komplementer mungkin bisa membantu untuk beberapa orang dengan polineuropati. Ini termasuk:

  • Pijat.
  • Meditasi.
  • Akupunktur.
  • Perawatan kiropraktik.

Akan tetapi, perawatan alternatif tersebut masih belum dipelajari secara luas.

6. Pencegahan dan prognosis

Polineuropati: Penyebab, Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pola makan sehat bergizi seimbang dalam keluarga (freepik.com/freepik)

Polineuropati bisa dicegah dengan melibatkan pembatasan faktor risiko dan mengelola kondisi yang mendasarinya. Penderita polineuropati kemungkinan tidak bisa menghindari semua faktor risiko, tetapi beberapa pilihan gaya hidup bisa mengurangi risiko. Ini termasuk:

  • Menghindari paparan racun, termasuk asap rokok.
  • Menghindari alkohol.
  • Cukup tidur dan melalukan aktivitas fisik untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh.
  • Makan makanan seimbang yang kaya akan vitamin dan mineral.
  • Faktor pembatas yang berkontribusi terhadap trauma atau cedera fisik, seperti tindakan berulang dan posisi membatasi.
  • Mempertimbangkan suplemen vitamin B12 pada orang-orang dengan pola makan vegan dan vegetarian.

Mengelola kondisi yang mendasarinya bisa membantu mencegah timbulnya kondisi ini. Orang dengan diabetes dan kondisi lain yang terkait dengan polineuropati harus mengikuti rencana perawatan dari dokter, serta memastikan untuk menjalani semua pemeriksaan.

Prospek polineuropati bervariasi, tergantung penyebab yang mendasarinya, saraf mana yang rusak, dan tingkat kerusakannya. Bagi sebagian orang dengan polineuropati, mengobati penyebab yang mendasarinya bisa memperbaiki gejala, sementara pada beberapa orang lainnya kerusakannya bisa permanen. Dalam beberapa kasus, gejala bisa memburuk seiring waktu.

Baca Juga: Diabetes Ketoasidosis, Komplikasi Diabetes yang Berakibat Fatal

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya