Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Peradangan pada mata yang bisa menyebabkan kebutaan

Uveitis adalah peradangan pada mata yang memengaruhi lapisan tengah jaringan di dinding mata, yaitu uvea. Peradangan ini bisa menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada jaringan mata.

Uvea secara kolektif terdiri dari iris, koroid mata, dan badan siliaris. Istilah uveitis tidak hanya digunakan untuk merujuk peradangan uvea saja, tetapi juga pada bagian mana pun dari dalam mata. Uveitis bisa memengaruhi satu atau kedua mata, dan bisa dialami semua kelompok usia, terutama usia 20-60 tahun.

Uvea menyuplai darah ke retina. Retina merupakan bagian mata yang peka terhadap cahaya, yang bertugas untuk memfokuskan gambar yang dilihat dan mengirimkannya ke otak. Jika uvea mengalami peradangan, tentu akan mengganggu kerja retina sehingga bisa menyebabkan masalah penglihatan.

Termasuk penyakit yang serius karena bisa mengganggu penglihatan, berikut fakta seputar uveitis yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi mata (IDN Times/Arief Rahmat)

Peradangan merupakan respons tubuh pada penyakit atau infeksi. Menurut keterangan dari National Health Service (NHS), sebagian besar kasus uveitis berhubungan dengan masalah sistem kekebalan (pertahanan tubuh melawan infeksi atau penyakit).

Uveitis sering terjadi pada individu yang memiliki penyakit autoimun, yaitu suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan yang sehat. Kondisi autoimun yang bisa menyebabkan uveitis meliputi:

  • Ankylosing spondylitis: kondisi tulang belakang dan bagian tubuh lain yang meradang.
  • Artritis reaktif: kondisi yang mengakibatkan peradangan di berbagai bagian tubuh.
  • Kondisi yang menyebabkan radang usus: contohnya adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
  • Psoriasis: kondisi kulit yang menyebabkan bercak merah, bersisik, dan berkerak yang tampak seperti sisik.
  • Psoriasis artritis: sejenis artritis yang berkembang pada beberapa penderita psoriasis.
  • Multiple sclerosis: kondisi yang terutama memengaruhi saraf.
  • Penyakit Behcet: kondisi langka yang mengakibatkan seriawan dan bisul kelamin.
  • Sarkoidosis: kondisi peradangan langka yang memengaruhi paru-paru, kulit, dan mata.
  • Juvenile idiopathic arthritis: jenis artritis yang menyerang anak-anak dan remaja.

Selain kondisi autoimun, uveitis juga bisa terjadi karena infeksi, seperti:

  • Toksoplasmosis: infeksi yang disebabkan oleh parasit.
  • Virus herpes simpleks: virus yang menyebabkan luka dingin.
  • Virus varicella-zoster: virus yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster.
  • Cytomegalovirus: infeksi umum yang biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata, tetapi bisa menyebabkan uveitis yang mengancam penglihatan pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
  • HIV dan sifilis: penyebab yang jarang terjadi.
  • Tuberkulosis

Meski uveitis tidak diturunkan melalui keluarga, tetapi jika seseorang punya gen HLA-B27, maka ia berisiko lebih tinggi menderita uveitis di bagian depan mata (uveitis anterior).

Sekitar 50 persen dari seluruh penderita uveitis anterior memiliki gen HLA-B27. Gen tersebut juga ditemukan pada orang yang memiliki kondisi autoimun tertentu seperti ankylosing spondylitis dan kolitis ulseratif.

Selain itu, uveitis juga bisa disebabkan oleh trauma atau cedera mata atau operasi mata, serta beberapa jenis kanker seperti limfoma non-Hodgkin, meski kasusnya masih sangat jarang. Penyebab spesifik uveitis kadang tidak bisa diidentifikasi.

2. Jenis

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi jenis-jenis uveitis (clinicbarcelona.org)

Jenis uveitis diklasifikasikan berdasarkan lokasi peradangan pada mata. Jenis-jenisnya antara lain:

1. Uveitis anterior (depan mata)

Jenis ini disebut iritis karena memengaruhi iris. Iris merupakan bagian mata yang berwarna di dekat bagian depan. Uveitis anterior bisa menyebabkan kemerahan dan nyeri, dan cenderung muncul dengan cepat.

Ini merupakan jenis uveitis yang paling umum, perkiraannya 3 dari 4 kasus. Uveitis yang biasanya terjadi pada orang yang sehat ini bisa memengaruhi satu atau kedua mata. Iritis merupakan jenis uveitis yang paling tidak serius.

2. Uveitis intermediate (tengah mata)

Uveitis intermediate melibatkan bagian tengah mata, yang juga biasa disebut dengan iridosiklitis. Kata ''intermediate'' mengacu pada lokasi peradangan, bukan tingkat keparahannya. Bagian tengah mata seperti pars plana merupakan bagian mata antara iris dan koroid.

Uveitis jenis ini bisa menyebabkan floaters dan penglihatan kabur. Meski bisa terjadi pada orang sehat, uveitis jenis ini juga telah telah dikaitkan dengan beberapa penyakit autoimun seperti multiple sclerosis.

3. Uveitis posterior (bagian belakang mata)

Jenis ini juga biasa disebut dengan koroiditis karena memengaruhi koroid. Jaringan dan pembuluh darah koroid penting karena menyalurkan darah ke bagian belakang mata.

Jenis ini, biasanya terjadi pada individu yang terkena infeksi virus, parasit, atau jamur. Namun, bisa juga dialami orang dengan penyakit autoimun.

Uveitis posterior cenderung lebih serius dibanding uveitis anterior karena bisa menyebabkan jaringan parut pada retina. Uveitis yang bisa menyebabkan masalah penglihatan ini merupakan jenis yang paling tidak umum.

4. Pan-uveitis (semua bagian mata)

Saat peradangan memengaruhi semua bagian utama mata (termasuk uvea), maka itu disebut sebagai pan-uveitis. Ini sering melibatkan kombinasi fitur dan gejala dari ketiga jenis uveitis di atas.

Selain itu, uveitis juga bisa diklasifikasikan berdasarkan seberapa lama penyakit berlangsung, yaitu:

  • Uveitis akut: berkembang dengan cepat dan membaik dalam waktu 3 bulan.
  • Uveitis berulang: ada episode peradangan berulang yang dipisahkan oleh jeda beberapa bulan.
  • Uveitis kronis: peradangan berlangsung lebih lama dan kambuh lagi dalam waktu 3 bulan sesudah menghentikan pengobatan.

Baca Juga: 7 Penyebab Diplopia, Gangguan Penglihatan Ganda pada Mata

3. Gejala

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi uveitis (uveitis.org)

Gejala uveitis bisa terjadi secara tiba-tiba dan memburuk dalam waktu yang singkat. Meski dalam beberapa kasus gejala bisa berkembang secara bertahap, tetapi kadang gejala tidak muncul dan tanda-tanda uveitis akan terlihat saat pemeriksaan rutin.

Dirangkum dari Mayo Clinic dan Medical News Today, gejala-gejala uveitis yaitu:

  • Mata merah
  • Sakit mata
  • Penglihatan yang kabur atau keruh
  • Bintik-bintik gelap dan mengambang di bidang penglihatan (floaters)
  • Penglihatan menurun
  • Fotofobia, yaitu kepekaan abnormal terhadap cahaya
  • Sakit kepala
  • Perubahan warna pada iris

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, PengobatanUveitis bisa menyebabkan glaukoma. (woononaeyecare.com.au)

Uveitis bisa menimbulkan beberapa komplikasi jika tidak segera mendapat perawatan. Seseorang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi jika:

  • Berusia 60 tahun
  • Menderita uveitis jangka panjang (kronis)
  • Memiliki jenis uveitis yang lebih jarang, yang memengaruhi bagian tengah atau belakang mata (uveitis menengah atau posterior)

Komplikasi uveitis yang mungkin terjadi meliputi:

  • Glaukoma: kondisi ketika saraf optik yang menghubungkan mata ke otak menjadi rusak dan bisa menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak segera terdiagnosis dan mendapat penanganan pada tahap awal.
  • Katarak: kondisi perubahan pada lensa mata yang menyebabkannya menjadi kurang transparan, sehingga mengakibatkan penglihatan berkabut.
  • Edema makula cystoid: pembengkakan retina bisa memengaruhi beberapa orang dengan uveitis jangka panjang atau posterior.
  • Retina yang terlepas: kondisi saat retina mulai menarik diri dari pembuluh darah yang memasoknya dengan oksigen dan nutrisi.
  • Sinechia posterior: peradangan yang mengakibatkan iris menempel pada lensa mata. Ini lebih mungkin terjadi jika uveitis tidak segera diobati.
  • Jaringan parut retina.
  • Kerusakan saraf optik.
  • Ablasi retina.
  • Kehilangan penglihatan permanen.

Kehilangan penglihatan secara permanen bisa terjadi jika uveitis sudah dalam tahap yang parah dan tidak segera diobati.

5. Diagnosis

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan mata (eurotimes.org)

Dalam proses diagnosis uveitis, dokter akan melakukan pemeriksaan mata lengkap dan meninjau riwayat kesehatan pasien. Dilansir Mayo Clinic, pemeriksaan mata biasanya terdiri dari:

  • Penilaian penglihatan: dengan kacamata jika pasien biasa memakainya dan respons pupil pasien terhadap cahaya.
  • Tonometri: pemeriksaan tonometri untuk mengukur tekanan di dalam mata pasien (tekanan intraokular). Obat tetes mata mati rasa bisa digunakan untuk tes ini.
  • Pemeriksaan slit-lamp: slit-lamp merupakan mikroskop yang memperbesar dan menerangi bagian depan mata pasien dengan garis cahaya yang intens. Evaluasi ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi sel inflamasi mikroskopis di depan mata.
  • Optalmoskopi: juga dikenal sebagai funduskopi. Pemeriksaan ini melibatkan pelebaran (melebarkan) pupil dengan obat tetes mata dan menyinari mata untuk memeriksa bagian belakang mata.

Selain pemeriksaan mata di atas, dokter mungkin juga akan merekomendasikan:

  • Fotografi warna bagian dalam mata (retina).
  • Pencitraan optical coherence tomography (OCT): untuk mengukur ketebalan retina dan koroid untuk mengecek ada atau tidaknya peradangan pada lapisan ini.
  • Angiografi fluoresens atau angiografi hijau indosianin: tes ini memerlukan pemasangan kateter intravena (IV) di pembuluh darah di lengan pasien untuk memberikan pewarna. Pewarna ini akan mencapai pembuluh darah di mata dan memungkinkan foto-foto peradangan pembuluh darah di dalam mata.
  • Tes pencitraan: meliputi radiografi, CT scan, atau MRI.
  • Tes darah.
  • Analisis cairan aqueous atau vitreous dari mata.

Jika dokter spesialis mata menganggap kondisi yang mendasari kemungkinan menjadi penyebab uveitis, maka pasien akan dirujuk ke dokter lain untuk pemeriksaan medis umum dan tes laboratorium.

Namun, kadang sulit untuk menemukan penyebab spesifik uveitis. Meski begitu, uveitis masih bisa sukses diobati. Pada sebagian besar kasus, mengidentifikasi penyebab uveitis tidak bisa menyembuhkan penyakit karena masih perlu beberapa jenis pengobatan untuk mengontrol peradangan.

6. Pengobatan

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pengobatan uveitis (opentextbc.ca)

Pengobatan akan bergantung pada penyebab dan jenis uveitis pasien. Uveitis biasanya diobati dengan obat tetes mata. Namun, jika disebabkan oleh kondisi lain, maka mengobati kondisi yang mendasarinya bisa menghilangkan uveitis. Tujuannya adalah untuk mengurangi peradangan pada mata.

Mengutip Healthline, pilihan pengobatan umum untuk setiap jenis uveitis yaitu:

  • Perawatan untuk uveitis anterior atau iritis: perawatannya termasuk kacamata hitam, obat tetes mata untuk melebarkan pupil dan mengurangi rasa sakit, serta obat tetes mata steroid untuk mengurangi peradangan atau iritasi.

  • Perawatan untuk uveitis posterior: termasuk steroid yang diminum, suntikan di sekitar mata, dan kunjungan ke spesialis tambahan untuk mengobati infeksi atau penyakit autoimun. Infeksi bakteri biasanya diobati dengan antibiotik.

  • Perawatan untuk uveitis menengah: termasuk tetes mata steroid dan steroid yang diminum.

Untuk kasus yang parah, kemungkinan butuh obat yang menekan sistem kekebalan.

7. Prospek pasien

Uveitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi uveitis (ibdrelief.com)

Untuk uveitis anterior, biasanya akan hilang dalam beberapa hari dengan pengobatan. Sementara pada uveitis posterior, biasanya akan sembuh lebih lambat daripada uveitis anterior.

Selain itu, uveitis posterior sering kambuh. Uveitis posterior karena kondisi lain bisa berlangsung selama berbulan-bulan dan bisa menyebabkan kerusakan penglihatan secara permanen.

Itulah deretan fakta seputar uveitis, peradangan mata yang bisa menyebabkan kebutaan. Jika mengalami gejala-gejalanya, periksalah ke dokter spesialis mata. Makin cepat terdiagnosis dan mendapat perawatan, maka akan makin besar peluang kesembuhannya dan terhindar dari komplikasi serius.

Baca Juga: Ambliopia (Mata Malas): Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya