Empiema: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Empiema atau empyema adalah kondisi nanah yang terkumpul di area antara paru-paru dan permukaan bagian dalam dinding dada (rongga pleura). Kondisi ini disebabkan oleh infeksi dan dapat menyebabkan gejala seperti nyeri dan sesak napas. Empiema juga dikenal sebagai pyothorax atau pleuritis purulen.
Seseorang lebih mungkin mengembangkan empiema jika memiliki kondisi seperti trauma dada atau pneumonia. Baca terus untuk memahami empiema mulai dari pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, komplikasi, hingga pengobatannya.
1. Penyebab dan faktor risiko
Empiema dapat terjadi setelah seseorang mengalami pneumonia. Banyak jenis bakteri berbeda penyebab pneumonia, tetapi dua yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus aureus.
Kadang, empiema bisa terjadi setelah seseorang menjalani operasi di dada. Instrumen medis yang digunakan dapat mentransfer bakteri ke dalam rongga pleura.
Rongga pleura secara alami memiliki sejumlah cairan, tetapi infeksi dapat menyebabkan cairan menumpuk lebih cepat daripada yang dapat diserap. Cairan tersebut kemudian menjadi terinfeksi bakteri yang menyebabkan pneumonia atau infeksi.
Kemudian, cairan yang terinfeksi mengental. Ini dapat menyebabkan lapisan paru-paru dan rongga dada saling menempel dan membentuk kantong. Inilah yang disebut empiema. Paru-paru mungkin tidak dapat mengembang sepenuhnya, yang akhirnya dapat menyebabkan kesulitan bernapas, mengutip Healthline.
Faktor risiko
Faktor risiko terbesar empiema adalah pneumonia. Empiema muncul paling sering pada anak-anak dan lansia. Akan tetapi, itu cukup jarang. Dalam satu penelitian, itu terjadi pada kurang dari 1 persen anak-anak dengan pneumonia.
Memiliki kondisi di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan empiema setelah mengalami pneunomia:
- Bronkiektasis.
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
- Artritis reumatoid.
- Alkoholisme.
- Diabetes.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Baru menjalani operasi atau mengalami trauma.
- Abses paru.
2. Gejala

Gejala empiema bisa meliputi:
- Mengidap pneumonia dan kondisinya tidak membaik.
- Demam.
- Sakit dada.
- Batuk.
- Adanya nanah dalam lendir.
- Sulit bernapas.
- Suara berderak dari dada.
- Berkurangnya suara napas.
- Bunyi redup saat menepuk dada.
- Adanya cairan dalam paru-paru, yang terlibat saat pemeriksaan sinar-X.
Dilansir Medical News Today, empiema dapat berkembang dalam tiga tahap jika penderitanya tidak mendapatkan pengobatan.
- Tahap 1 (fase eksudatif): Tahap awal empiema ini juga disebut sebagai empiema simpel. Ini muncul ketika cairan ekstra mulai terkumpul di rongga pleura. Cairan ini dapat terinfeksi dan mungkin mengandung nanah.
- Tahap 2 (fase fibrinopurulen): Disebut tahap kompleks, cairan di rongga pleura mulai menebal dan membentuk kantong.
- Tahap 3 (fase pembentukan jaringan ikat): Akhirnya, cairan yang terinfeksi menyebabkan jaringan parut pada lapisan dalam yang melapisi rongga pleura di paru-paru. Ini menyebabkan kesulitan bernapas karena menghentikan kemampuan paru-paru mengembang dengan benar.
3. Diagnosis
Dokter mungkin mencurigai empiema jika pasien menderita pneumonia yang tidak merespons pengobatan. Dokter akan mengevaluasi riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara abnormal di paru-paru.
Tes atau prosedur untuk memastikan diagnosis di antaranya:
- Rontgen dada dan CT scan akan menunjukkan apakah ada cairan di rongga pleura atau tidak.
- Ultrasonografi dada akan menunjukkan jumlah cairan dan lokasi tepatnya.
- Tes darah dapat membantu memeriksa jumlah sel darah putih, mencari protein C-reaktif, dan mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan infeksi. Jumlah sel darah putih dapat meningkat bila terdapat infeksi.
- Thoracentesis, yaitu jarum dimasukkan melalui bagian belakang tulang rusuk ke dalam rongga pleura untuk mengambil sampel cairan. Cairan tersebut kemudian dianalisis di bawah mikroskop untuk mencari bakteri, protein, dan sel lainnya.
4. Pengobatan

Perawatan ditujukan untuk menghilangkan nanah dan cairan dari pleura dan mengobati infeksi. Dilansir National Health Service, berikut ini beberapa cara untuk menangani empiema:
- Antibiotik
Beberapa pasien akan butuh antibiotik yang diberikan secara langsung ke pembuluh darah melalui infus (intravena). Pasien kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit dalam waktu lama.
- Drainase dada
Beberapa pasien akan membutuhkan antibiotik dan drainase dada. Drainase dada adalah tabung plastik fleksibel yang dimasukkan melalui dinding dada dan ke area yang terkena untuk mengalirkan cairan.
Area di mana tabung dimasukkan akan dibuat mati rasa, dan pasien mungkin akan diberikan obat penenang ringan sebelum tabung dimasukkan. Obat pereda nyeri diberikan untuk meredakan sakit saat drainase dada dilakukan.
Tabung biasanya akan tetap di tempatnya sampai rontgen atau pemindaian ultrasound menunjukkan semua cairan telah keluar dari dada dan paru-paru mengembang sepenuhnya.
Terkadang suntikan dapat diberikan melalui saluran dada untuk membantu membersihkan kantong nanah yang terinfeksi. Pasien mungkin butuh dirawat inap di rumah sakit sampai tabung dikeluarkan.
Beberapa pasien mungkin bisa pulang ke rumah dengan tabung masuk terpasang. Dalam hal ini perawat spesialis akan mengajarkan pasien tentang penanganan di rumah, misalnya menunjukkan cara memosisikan atau mengosongkan atau mengganti kantong hingga pasien dan/atau anggota keluarga yakin bahwa mereka bisa melakukannya di rumah.
- Pembedahan untuk mengangkat lapisan paru-paru
Operasi mungkin dibutuhkan jika kondisi pasien tidak membaik. Ini melibatkan pembuatan sayatan di dada untuk mengakses paru-paru dan mengeluarkan lapisan tebal yang melapisi paru-paru sehingga mereka dapat berkembang dengan baik lagi.
Operasi ini hanya dilakukan bila pengobatan lainnya tidak berhasil. Ahli bedah akan menjelaskan tentang manfaat dan risiko prosedur ini.
- Stoma
Drainase dada tidak bisa dilakukan kepada semua pasien. Beberapa mungkin memilih untuk membuat lubang di dada, yang dikenal sebagai stoma.
Sebuah tas khusus ditempatkan di atas stoma untuk mengumpulkan cairan yang bocor dari empiema. Ini dikenakan di tubuh. Akan tetapi, dengan perawatan modern, stoma jarang dilakukan.
5. Pencegahan
Sayangnya empiema sulit dicegah karena banyak kondisi medis lain yang menyebabkan kondisi ini. Strategi pencegahan terbaik adalah dengan melakukan pemantauan ketat terhadap kesehatan dan menjalani pemeriksaan secara rutin.
Kunjungi dokter lebih awal jika timbul kecurigaan terutama adanya gejala pernapasan. Makin cepat gejala ditangani, maka akan mengurangi risiko bakteri di paru-paru, penyakit virus di paru-paru, dan beberapa infeksi jamur mulai menyebar.
Selain itu, jangan mengabaikan gejala jantung atau cedera di area dada, terutama bagi perokok dan pecandu alkohol. Ini penting untuk mencegah kondisi menjadi rumit dan sulit disembuhkan.
6. Komplikasi yang bisa terjadi

Komplikasi yang bisa terjadi akibat empiema meliputi:
- Fibrosis: Terjadi ketika kerusakan jaringan paru-paru menyebabkan kesulitan bernapas yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Jika sulit bernapas berlanjut hingga 6 bulan setelah infeksi, operasi dekortikasi bisa memperbaiki gejala.
- Empyema necessitatis: Ini merupakan perluasan infeksi ke dinding dada dan jaringan lunak. Kondisi ini sangat jarang dan membutuhkan perhatian medis sesegera mungkin.
Kalau kamu atau orang terdekatmu mengembangkan empiema, penting untuk diketahui bahwa kondisi ini bisa diobati. Seharusnya perbaikan gejala akan terlihat ketika terapi antibiotik dimulai atau perawatan lainnya.
Pemulihan penuh bisa memakan waktu dan penting untuk tetap konsisten dengan latihan pernapasan yang direkomendasikan oleh dokter dalam masa pemulihan.