Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Merupakan jenis limfoma non-Hodgkin yang langka

Waldenstrom makroglobulinemia atau yang sering disebut sebagai lymphoplasmacytic merupakan jenis limfoma non-Hodgkin yang langka.

Penyakit ini mengakibatkan sel kanker terus mencoba memproduksi antibodi seperti yang dilakukan oleh sel darah putih yang sehat. Namun, sel kanker justru hanya menghasilkan protein abnormal yang tidak dapat digunakan tubuh.

1. Penyebab Waldenstrom makroglobulinemia

Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sel kanker pada kondisi Waldenstrom makroglobulinemia(atlasgeneticsoncology.org)

Penyebab pasti dari kanker jenis ini belum jelas. Namun, dilansir MedlinePlus, kemungkinan besar Waldenstrom makroglobulinemia (WM) disebabkan oleh perubahan genetik.

Perubahan genetik yang paling umum diketahui terkait dengan kondisi ini adalah mutasi pada gen MYD88. Perubahan gen ini ditemukan pada lebih dari 90 persen individu dengan WM. Gen lain yang mungkin terkait adalah CXCR4, yang mana mutasi gen ini terjadi pada sekitar 30 persen pasien WM.

Selain kedua mutasi gen tersebut, belum ada perubahan genetik lain yang ditemukan berhubungan dengan WM. Berdasarkan penelitian, bagian DNA tertentu pada beberapa pasien WM menjadi bertambah panjang atau berkurang. Kemudian, mutasi gen yang menyebabkan WM hanya akan terjadi di dalam sel darah abnormal.

Penyakit ini terjadi karena sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak sel darah putih abnormal yang mengganggu sel darah sehat. Sel kanker akan memproduksi sejumlah besar protein abnormal yang disebut makroglobulin. Makrogobulin ini akan terakumulasi dalam darah dan kemudian mengganggu sirkulasi serta dapat menimbulkan komplikasi.

2. Gejala Waldenstrom makroglobulinemia

Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (pexels.com/Gerd Altmann)

Jenis kanker langka ini cenderung tumbuh dengan lambat, sehingga seseorang yang terkena bisa tidak menimbulkan tanda atau gejala selama bertahun-tahun lamanya. Mengutip Mayo Clinic, ketika gejala WM telah muncul, ini dapat berupa:

  • Mudah memar
  • Pendarahan dari hidung atau gusi
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Mati rasa di tangan atau kaki
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Sesak napas
  • Perubahan penglihatan
  • Kebingungan

3. Faktor risiko Waldenstrom makroglobulinemia

Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi lansia (sleepfoundation.org)

Sejumlah faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko WM antara lain:

  • Walaupun bisa dialami segala usia, tetapi WM paling sering didiagnosis pada usia 65 tahun ke atas.
  • Jenis kelamin laki-laki.
  • Seumpama memiliki saudara atau orangtua yang pernah terkena WM atau jenis limfoma sel B lainnya, kamu mungkin lebih berisiko.

Baca Juga: Abciximab: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

4. Diagnosis Waldenstrom makroglobulinemia

Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tes darah (winshipcancer.emory.edu)

Sejumlah tes dan prosedur yang dapat membantu menegakkan diagnosis WM dapat mencakup:

  • Tes darah: tes ini akan memberi tahu apakah jumlah sel darah sehat rendah atau tidak. Kemudian, tes darah digunakan untuk mendeteksi makroglobulin yang diproduksi oleh sel kanker. Tes darah juga bisa mengukur fungsi organ.

  • Biopsi sumsum tulang: mengumpulkan sampel sumsum tulang untuk pengujian akan dilakukan dengan menggunakan jarum untuk mengekstrak sumsum tulang dari tulang pinggul. Sampel tersebut diperiksa untuk melihat sel kanker. Sel kanker yang terdeteksi akan dianalisis di laboratorium untuk mengidentifikasi karakteristik sel kanker, termasuk mutasi genetiknya.

  • Tes pencitraan: tes ini akan membantu dokter melihat apakah kanker telah menyebar ke area lain di tubuh atau belum. Tes pencitraan dapat termasuk pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) atau pemindaian tomografi emisi positron (PET).

5. Pengobatan Waldenstrom makroglobulinemia

Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kemoterapi (pexels.com/Ivan Samkov)

Rencana pengobatan dan perawatan akan ditentukan dokter berdasarkan seberapa parah gejala dan seberapa luas kanker menyebar di dalam tubuh. Seandainya gejala belum muncul, perawatan mungkin belum akan dilakukan. Namun, dokter akan terus memantau kesehatan pasien.

Bisa jadi pasien perlu melakukan tes darah setiap beberapa bulan. Karena kanker ini berkembang dengan lambat, mungkin diperlukan hingga bertahun-tahun sebelum pasien benar-benar membutuhkan perawatan.

Dilansir WebMD, apabila pasien sudah menunjukkan gejala, dokter akan menyarankan salah satu atau kombinasi dari perawatan berikut ini:

  • Kemoterapi: obat untuk membunuh sel kanker yang diminum atau disuntikkan ke dalam tubuh.
  • Terapi biologis: dokter bisa meresepkan obat-obatan yang membantu sistem kekebalan tubuh melawan sel kanker. Dokter juga dapat memberikan versi zat buatan manusia yang dibuat dari sistem kekebalan tubuh pasien. Biasanya ini diberikan melalui suntikan.
  • Terapi yang ditargetkan: terapi ini akan menggunakan obat yang memblokir protein atau enzim tertentu yang membantu sel kanker tumbuh.
  • Pertukaran plasma: untuk menurunkan kadar imunoglobulim M (IgM) atau makroglobulin, dokter mungkin memerlukan pertukaran plasma. Darah akan disaring melalui mesin yang memisahkan plasma darah dari sel-sel darah untuk membuang makroglobulin. Kemudian, plasma yang sehat akan dialirkan ke tubuh.
  • Transplantasi sel punca: ini merupakan kemoterapi dosis tinggi guna membunuh sumsum tulang yang bersifat kanker. Selanjutnya sumsum tulang yang telah rusak akan digantikan dengan sel punca, yang nantinya akan tumbuh menjadi sumsum tulang baru.
  • Uji klinis: perawatan eksperimental mungkin bisa dicoba, tetapi perawatan ini harus dikonsultasikan matang-matang dengan dokter terlebih dahulu.

6. Peningkatan risiko kanker pada penyintas Waldenstrom makroglobulinemia

Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sel kanker (cancercenter.com)

Penyintas WM mungkin mendapatkan sejumlah masalah kesehatan setelah berhasil melakukan perawatan. Selain itu, sebagian penyintas berpotensi mengembangkan kanker baru yang terkait di kemudian hari.

Menurut American Cancer Society, penyintas WM mampu mengembangkan semua jenis kanker untuk kanker kedua, tetapi beberapa kanker memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang, termasuk:

  • Leukemia mieloid akut (AML)
  • Limfoma sel B besar difus (DLBCL)
  • Kanker tiroid
  • Melanoma

Jika terdiagnosis Waldenstrom makroglobulinemia, prospeknya akan tergantung perkembangan penyakit. Penyakit ini berkembang pada tingkat yang berbeda-beda, tergantung kondisi tiap pasien.

Pasien yang punya perkembangan penyakit lebih lambat mungkin memiliki waktu kelangsungan hidup yang lebih lama dibanding pasien yang perkembangan penyakitnya lebih cepat.

Menurut sebuah laporan dalam Blood Cancer Journal tahun 2015, prospek penyakit dapat bervariasi. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata berkisar dari 4 hingga 12 tahun setelah diagnosis. Dengan bantuan dari tim medis, pasien bisa mengobati dan mengelola gejala secara optimal.

Baca Juga: Mata Ikan: Penyebab, Gejala, Jenis, Pengobatan, dan Pencegahan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya