ilustrasi anak perempuan sedang menatap tajam (pexels.com/cottonbro)
Secara umum, seorang anak tidak boleh menerima diagnosis dengan ADHD kecuali gejala inti ADHD dimulai sejak dini, yaitu sebelum usia 12 tahun, dan menimbulkan masalah signifikan di rumah dan di sekolah secara berkelanjutan, dilansir Mayo Clinic.
Tidak ada tes khusus untuk ADHD, tetapi diagnosis kemungkinan besar mencakup:
- Pemeriksaan medis, untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lainnya.
- Pengumpulan informasi, seperti masalah kesehatan terkini, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, dan catatan sekolah.
- Wawancara atau kuesioner untuk anggota keluarga, guru anak, atau orang lain yang mengenal anak dengan baik, seperti pengasuh, babysitter, dan pelatih.
- Kriteria ADHD dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5.
- Skala penilaian ADHD untuk membantu mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang anak.
Mendiagnosis ADHD pada anak kecil
Meskipun tanda-tanda ADHD terkadang dapat muncul pada anak-anak prasekolah atau bahkan anak-anak yang lebih kecil, mendiagnosis gangguan ini pada anak-anak yang masih sangat kecil sangatlah sulit. Ini karena masalah perkembangan seperti keterlambatan bahasa bisa disalahartikan sebagai ADHD.
Jadi, anak-anak usia prasekolah atau lebih muda yang diduga mengidap ADHD lebih mungkin memerlukan evaluasi oleh dokter spesialis, seperti psikolog atau psikiater, ahli patologi wicara, atau dokter spesialis perkembangan anak.
Kondisi lain yang menyerupai ADHD
Sejumlah kondisi medis atau pengobatannya dapat menyebabkan tanda dan gejala yang mirip dengan ADHD. Contohnya:
- Masalah belajar atau bahasa.
- Gangguan suasana hati seperti depresi atau kecemasan.
- Gangguan kejang.
- Masalah penglihatan atau pendengaran.
- Gangguan spektrum autisme.
- Masalah medis atau pengobatan yang mempengaruhi pemikiran atau perilaku.
- Gangguan tidur.
- Kerusakan otak.