Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak perempuan dengan ADHD (pexels.com/George Dolgikh @ Giftpundits.com)

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan kondisi mental yang biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak. Kondisi ini melibatkan pola perilaku lalai, hiperaktif dan/atau impulsif. Gejalanya dapat berefek negatif pada kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Banyak yang menganggap ADHD lebih lekat pada anak laki-laki. Memang, benar bahwa gangguan ini lebih rentan dialami oleh anak laki-laki, bahkan risikonya tiga kali lipat dibandingkan perempuan. Namun, faktanya ADHD juga bisa dialami oleh anak perempuan.

Karena anggapan tersebut, sering kali orang tua atau pengasuh kurang peka terhadap kondisi anak perempuan yang mungkin mengalami ADHD. Padahal, jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berpengaruh signifikan pada kehidupan mereka.

1. Gejala

ilustrasi anak perempuan menggunakan ponsel (pexels.com/Julia M Cameron)

Menurut beberapa penelitian, anak perempuan dengan ADHD cenderung memiliki perilaku lalai. Setiap gejala hiperaktif dan impulsif yang dialami kemungkinan akan muncul secara berbeda dibanding anak laki-laki dengan ADHD.

Gejala ADHD yang mungkin berkaitan dengan anak perempuan, mencakup:

  • Kurang perhatian: Anak perempuan dengan ADHD bisa mengalami masalah pada tingkat konsentrasi.
  • Fokus mudah teralihkan: Anak perempuan dengan ADHD dapat dengan mudah terganggu oleh sesuatu yang menurutnya menarik.
  • Hiperaktif: Beberapa anak perempuan dengan ADHD cenderung menunjukkan perilaku bergerak yang tidak biasa. Mereka mungkin akan tampak gelisah, berjalan terhuyung-huyung, atau melakukan tindakan mencoret-coret.
  • Impulsif: Anak perempuan dengan ADHD mungkin mengalami emosi yang kuat. Tidak jarang mereka kesulitan bersikap layaknya anak pada umumnya di masyarakat.
  • Malfungsi tindakan: Anak perempuan dengan ADHD mungkin memiliki keterampilan manajemen waktu yang buruk. Mereka cenderung kesulitan mengikuti berbagai petunjuk atau menyelesaikan tugas.

2. Penyebab dan faktor risiko

Editorial Team

Tonton lebih seru di