Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Gejala ADHD pada Orang Dewasa dan Anak

ilustrasi ADHD (pexels.com/Tara Winstead)
ilustrasi ADHD (pexels.com/Tara Winstead)

Konten kreator Fujianti Utami Putri atau akrab disapa Fuji (21), mengidap penyakit attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Ia mengaku baru mengetahui hal ini dari psikolog sejak 2022.

Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf kompleks yang dapat memengaruhi kemampuan kamu untuk berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti di sekolah, di tempat kerja, dan bahkan di rumah.

ADHD umumnya didiagnosis pada anak-anak saat mereka remaja, dengan usia rata-rata untuk diagnosis ADHD sedang adalah 7 tahun. Orang dewasa dengan ADHD mungkin telah menunjukkan gejala-gejala rumit pada awal kehidupannya yang mungkin diabaikan, sehingga menyebabkan diagnosis terlambat di kemudian hari.

Gejala ADHD tampak berbeda pada anak-anak dan orang dewasa. Pada anak-anak, gejalanya mungkin lebih terlihat. Artikel ini akan membantu kamu memahami perbedaan gejala ADHD pada orang dewasa dan anak-anak.

Gejala ADHD pada anak

ilustrasi anak dengan ADHD (pexels.com/Ksenia Chernaya)
ilustrasi anak dengan ADHD (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Gejala utama ADHD berhubungan dengan kurangnya perhatian, hiperaktif-impulsif, atau kombinasi keduanya. Dengan ADHD, kamu mungkin mengalami kesulitan dalam memperhatikan dan menjaga keteraturan, kegelisahan atau kegelisahan yang berlebihan, dan masalah dengan pengendalian diri atau perilaku impulsif.

Menurut National Institute of Mental Health, pada anak-anak atau balita dengan ADHD, kondisi ini dapat menimbulkan gejala di rumah, di tempat penitipan anak, atau di sekolah, seperti:

  • Kesulitan fokus pada aktivitas dan mudah terganggu.
  • Rentang perhatian yang rendah saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah.
  • Gelisah, menggeliat, atau sulit duduk diam.
  • Terus-menerus membutuhkan gerakan atau sering berlarian.
  • Terlibat dalam aktivitas dengan suara keras atau mengganggu.
  • Berbicara berlebihan dan menyela orang lain.

Gejala ADHD pada remaja

Seiring bertambahnya usia anak-anak dengan ADHD, gejala yang mereka alami bisa berubah. Dalam beberapa kasus, gejala-gejala tertentu yang terlihat pada masa kanak-kanak mungkin tidak terlalu menimbulkan masalah saat remaja, sementara gejala-gejala baru dapat muncul di tengah perubahan tanggung jawab yang menyertai bertambahnya usia.

Pada remaja dengan ADHD, gejala lain yang mungkin muncul dapat berupa:

  • Sulit fokus pada tugas sekolah atau pekerjaan lain.
  • Sering melakukan kesalahan saat melakukan pekerjaan.
  • Kesulitan menyelesaikan tugas, terutama tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
  • Masalah dengan penyelesaian tugas dan manajemen waktu.
  • Sering melupakan barang atau kehilangan barang pribadi.
  • Sering menghindari tugas-tugas yang melelahkan secara mental.
  • Mengalami peningkatan frustrasi dan kepekaan emosional.
  • Kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga.
  • Peningkatan konflik dengan orang tua karena gejala ADHD yang memengaruhi kehidupan rumah tangga.

Penting untuk dipahami bahwa meskipun gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif terkadang dapat menyebabkan remaja dan remaja dengan kondisi ini terlihat “tidak dewasa”, tetapi itu hanyalah bagian dari ADHD dan tidak ada hubungannya dengan tingkat kedewasaan anak.

Gejala ADHD pada orang dewasa

ilustrasi pasien ADHD (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi pasien ADHD (pexels.com/Liza Summer)

Meskipun sebagian besar pengidap ADHD didiagnosis sejak masa kanak-kanak, tetapi terkadang tanda dan gejala kondisi ini diabaikan atau disalahartikan. Selama gejala ADHD sudah ada pada individu tersebut sebelum usia 12 tahun, mereka masih dapat menerima diagnosis saat dewasa.

Pada orang dewasa, gejala ADHD bisa terlihat berbeda dibandingkan pada masa remaja atau masa kanak-kanak karena perbedaan tanggung jawab. Dilansir Psychiatrist.com, orang dewasa cenderung mengalami gejala ini:

  • Kesulitan saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau pada pekerjaan.
  • Kesulitan lulus atau menyelesaikan pekerjaan.
  • Masalah dengan harga diri dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
  • Masalah penyalahgunaan zat, terutama dengan alkohol.
  • Tantangan hubungan dengan pasangan, keluarga, atau rekan kerja.
  • Sering terjadi kecelakaan atau cedera.

Diagnosis

Dijelaskan dalam laman Healthdirect, ada kriteria jelas yang digunakan untuk mendiagnosis ADHD.

Gejala ADHD harus:

  • Telah berlangsung lebih dari 6 bulan.
  • Telah hadir sebelum usia 12 tahun.
  • Tidak sesuai dengan usia perkembangan.
  • Telah menyebabkan gangguan serius di sekolah, di rumah, dan kehidupan sosial.

Pada anak-anak, diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan:

  • Dokter anak.
  • Psikiater atau psikolog anak.

Untuk mendiagnosis ADHD pada orang dewasa, perlu dipastikan bahwa gejala dimulai sejak masa kanak-kanak.

ADHD adalah suatu kondisi perkembangan saraf yang menyebabkan seseorang mengalami kurangnya perhatian, hiperaktif-impulsif, atau kombinasi keduanya. Mengenali perbedaan gejala ADHD pada orang dewasa dan anak sangat penting.

Pada anak-anak, gejala ADHD terkadang dapat disalahpahami oleh orang tua dan pengasuhnya, sedangkan ADHD pada orang dewasa yang tidak diobati dapat menyebabkan gejala yang sangat mengganggu fungsi sehari-hari.

Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, kamu bisa belajar mengelola gejala ADHD dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us