Usai joging ringan, kamu memeriksa detak jantung di smartwatch. Angka 48 bpm muncul di layar, lebih pelan daripada biasanya. Ini dapat menandakan bradikardia, istilah medis untuk detak jantung yang lebih lambat dari normal.
Sebagian besar orang dewasa memiliki denyut jantung istirahat antara 60–100 kali per menit. Bila angkanya di bawah 50 kali per menit, itulah yang dokter sebut bradikardia. Jantung yang berdenyut pelan memang tidak selalu menimbulkan gejala, tetapi bukan berarti sepele.
Bagi mereka yang rutin berlatih keras—misalnya pelari maraton, pesepeda jarak jauh, atau atlet renang—angka 40–50 bpm bisa jadi wajar, bukti jantung yang efisien dan terlatih. Mereka jarang merasakan gangguan apapun meski detak jantungnya “lebih santai.” Lain halnya kalau kamu bukan atlet terlatih. Detak jantung yang melambat bisa menyebabkan kepala seperti berputar, pingsan, atau napas tersengal-sengal. Itu tanda tubuh kekurangan oksigen karena jantung tak mampu memompa darah cukup cepat. Kalau pernah mengalami gejala seperti itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Apa sebenarnya bradikardia itu? Apakah detak jantung yang melambat selalu berbahaya? Geser layarmu ke bawah untuk membaca!