Fakta Gondongan pada Anak, Orangtua Harus Perhatikan!

Artikel ini telah ditinjau secara medis dr. Sheryl Serelia, M.Med.Sc, SpA
Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi tersebut menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan.
Kelenjar parotis, yang terletak di bawah telinga, berfungsi untuk memproduksi air liur. Gondongan terjadi ketika kelenjar parotis mengalami peradangan akibat infeksi virus dari golongan paramyxovirus.
Virus tersebut dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah atau air liur yang keluar dari mulut atau hidung.
Gondongan harus dimonitor dan ditangani dengan benar karena pada beberapa orang dapat menyebabkan komplikasi serius.
1. Penyebab gondongan pada anak
Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari golongan Paramyxovirus. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh kemudian akan menetap, berkembang biak, dan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.
Penyebaran virus ini dapat terjadi apabila anak:
- Menghirup percikan lendir saat pengidap gondongan batuk, bersin, ataupun berbicara.
- Melakukan kontak langsung dengan orang yang mengalami gondongan.
- Menyentuh benda yang sudah terkontaminasi oleh penderita gondongan, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
- Berbagi alat makan dan minum dengan orang yang mengalami infeksi gondongan.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena gondongan, yaitu:
- Belum mendapat vaksin mumps, measles, rubella (MMR) untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella.
- Berusia 2–12 tahun.
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS, menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, atau sedang dalam pengobatan kemoterapi.
- Tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan.
2. Gejala gondongan pada anak

Gejala biasanya muncul dalam waktu 2 hingga 3 minggu atau 12 hingga 25 hari setelah paparan virus. Sebagian anak bisa tidak menunjukkan gejala, atau gejalanya sangat ringan.
Gejala gondongan bervariasi, tergantung pada imunitas setiap anak yang terkena. Gejala yang paling umum meliputi:
Pada tahap awal penyakit:
- Demam.
- Sakit kepala.
- Nafsu makan menurun.
- Merasa tidak enak badan.
Dalam waktu 24 jam setelah gejala di atas muncul:
- Nyeri pada telinga atau wajah.
- Nyeri bertambah parah saat mengunyah.
- Nyeri bertambah parah saat mengonsumsi makanan yang menyebabkan peningkatan produksi air liur, seperti makanan asam.
Selama 24 jam berikutnya:
- Pembengkakan pada salah satu kelenjar air liur yang terletak di sisi wajah, dekat bagian luar telinga. Pembengkakan ini dapat membuat seluruh pipi tampak bengkak
- Sebagian kecil anak mengalami pembengkakan pada dua kelenjar air liur lainnya, yang terletak di bawah lidah dan di bawah dagu.
Meski demikian, pada beberapa penderita, gejala yang timbul dapat lebih ringan seperti menyerupai gejala pilek, demam ringan, dan nyeri otot. Beberapa bahkan tidak mengalami gejala apa pun.
Pastikan anak dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penegakan diagnosis yang pasti.
Gondongan pada bayi
Gondongan jarang terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun. Hal tersebut karena jika sang ibu sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi, maka bayi akan mendapatkan perlindungan selama kehamilan. Bayi akan mendapatkan sebagian antibodi sang ibu (protein khusus yang digunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan gondongan). Namun, antibodi ini hanya bertahan sekitar satu tahun setelah bayi lahir. Itulah sebabnya bayi akan dijadwalkan untuk mendapatkan vaksin gondongan pertama setelah berusia 12 bulan.
Jika bayi terkena gondongan, kamu mungkin tidak mengetahuinya. Sebanyak 30 persen bayi yang terinfeksi gondongan tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, jika bayi menunjukkan tanda-tanda tidak enak badan seperti demam, lebih rewel dari biasanya, tidak mau menyusu atau makan atau gejala lainnya, segera periksakan ke dokter anak.
3. Diagnosis
Pemeriksaan ke dokter perlu segera dilakukan jika anak mengalami gejala yang lebih serius, seperti:
- Nyeri kepala hebat.
- Penurunan kesadaran atau pingsan.
- Kejang.
Penegakan diagnosis gondongan biasanya hanya memerlukan pemeriksaan fisik atau berdasarkan kondisi klinis pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan pada telinga, pipi, dan leher pasien yang membengkak, serta melihat kondisi tenggorokan dan amandel.
Untuk penegakan diagnosis secara definitif, dokter dapat akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Tes swab pada pipi bagian dalam untuk mendeteksi mikroorganisme yang menyebabkan gondongan.
- Tes darah, untuk mendeteksi bukti infeksi virus dalam darah.
- Tes urine, untuk mengonfirmasi dan mendeteksi penyebaran infeksi ke saluran kemih.
4. Pengobatan gondongan pada anak

Pada anak dengan sistem imun yang baik,
Jika sistem imun anak baik, gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1 hingga 2 minggu.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meredakan gejala saat anak sakit gondongan:
- Memastikan waktu tidur dan istirahat cukup.
- Memperbanyak minum air putih.
- Mengompres area yang bengkak dengan air hangat untuk mengurangi peradangan atau air dingin guna mengurangi pembengkakan dan meredakan rasa sakit. Pilih kompres yang dapat membuat anak merasa lebih nyaman.
- Mengonsumsi makanan lunak agar anak tidak perlu mengunyah terlalu banyak.
- Memberikan pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen atau parasetamol, sesuai anjuran dokter anak.
Bicarakan dengan dokter anak tentang risiko, manfaat, dan kemungkinan efek samping dari semua obat. Jangan berikan ibuprofen kepada anak di bawah usia 6 bulan, kecuali diperbolehkan oleh dokter anak. Jangan berikan aspirin kepada anak-anak karena aspirin dapat menyebabkan kondisi kesehatan serius yang disebut sindrom Reye.
Virus gondongan biasanya bertahan sekitar 2 minggu. Jika anak sakit gondongan, mereka mungkin dapat kembali ke sekolah atau tempat penitipan anak setelah merasa lebih baik dan setidaknya 1 minggu setelah gejala muncul. Namun, konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikannya.
5. Komplikasi yang dapat terjadi
Komplikasi gondongan lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada pada anak-anak. Komplikasi tersebut dapat meliputi:
- Meningitis: Peradangan pada selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Sebagian besar anak dapat pulih sepenuhnya dari penyakit ini.
- Ensefalitis: Peradangan pada otak. Sebagian anak juga dapat pulih sepenuhnya dari kondisi ini dengan atau tanpa gejala sisa.
- Orkitis: Peradangan pada testis. Penyakit ini menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada testis. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat menyebabkan masalah kemandulan.
- Ooforitis: Peradangan pada ovarium. Penyakit ini dapat menyebabkan nyeri perut dan muntah.
- Pankreatitis: Peradangan pada pankreas yang menyebabkan nyeri perut hebat, mual, muntah.
- Ketulian: Kehilangan pendengaran dapat terjadi pada salah satu atau kedua telinga.
6. Pencegahan gondongan pada anak

Gondongan bisa dicegah dengan memberikan imunisasi MMR pada anak-anak. Vaksin MMR berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit campak, gondongan, dan rubella.
Vaksin ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 12 bulan dan dosis kedua dengan interval 3–5 tahun dari dosis pertama atau saat anak berusia 4–6 tahun. Namun, jika imunisasi pertama belum sempat dilakukan saat usia 12 bulan, maka catch up vaksin pertama masih dapat diberikan sesuai anjuran dokter anak.
Jika belum pernah dilakukan vaksinasi pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa. Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan.
Selain itu, pencegahan gondongan juga bisa dilakukan dengan cara ini:
- Rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan orang yang sakit gondongan.
- Menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
Referensi
"Mumps in Children". Nationwide Children’s Hospital. Diakses November 2024.
"Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan". Ayo Sehat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses November 2024.
"Gondongan". Kemenkes Ditjen Yankes. Diakses November 2024.
"What is the mumps?" Boston Children's. Diakses November 2024.
"Mumps". WebMD. Diakses November 2024.